BAB 1

1306 Words
Desa indah yang terletak di pegunungan Alpen bernama Gimmewald berada di negara Swiss. Desa ini adalah tempat tinggal Athena bersama Neneknya. Sudah 10 tahun Athena tinggal bersama neneknya yang sudah tua. Pada hari ini adalah hari yang menunggu Athena menunggu. Karena tiga hari yang lalu Athena mendapat kabar dari neneknya, kalau William ayah Athena akan datang untuk datang. Dari pagi hari Athena sudah mandi dan rapi. Dia ingin menyambut Ayahnya. 10 tahun bukan waktu yang sebentar. Athena sedang menunggu dikamarnya. Saat ini William dan Neneknya sedang berbicara serius. Entahlah Athena tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Tok..Tok..Tok "Nenek" ucap Alexa memeluk neneknya. "Sayang, jaga dirimu baik-baik" ucap Nenek sambil mengusap rambut Athena. "Pasti Nek" ucap Athena yang masih memeluk neneknya. "Nenek akan sangat merindukanmu sayang" ucap Nenek meneteskan udara mata. "Nenek jangan menangis. Athena ikut ikut sedih" ucap Athena memeriksa air mata di pipi neneknya. Bagaimana tidak sedih. Nenek sudah mengurus Athena dari umur 7 tahun. Sekarang Alexa sudah menjadi gadis remaja yang selalu ceria. Selama ada Athena, nenek menjadi tidak hanya. Hari-pengiriman ditemani oleh Athena. Tapi apa yang bisa dia lakukan. William datang untuk mengambil Athena darinya. "Sayang, jadilah anak yang baik" "Pasti Nek. Athena akan sering menengok nenek di sini" "Kalau Papamu tidak boleh jangan kau pergi sendiri ya. Kau harus menuruti semua perkataan Papa" Nenek menasehati Athena. "Pasti Nek" Setelah salam perpisahan Athena bersama William ditempatkan mobil hitam. Mobil hitam itu semakin jauh meninggalkan desa. Athena masih menatap kebelakang melihat Nenek dan tetangganya yanh melambaikan tangan untuknya. Athena senang sedih harus meninggalkan Nenek yang sudah merawatnya. Tapi dia juga senang karena bisa kembali bersama William dan Aleah. Indonesia 03.00 pagi Athena meregangkan jubah dan mengucek kedua leher. Athena sedikit terkejut melihat dia sudah di dalam kamar. Seingat dirinya tertidur saat minum teh yang diberikan oleh William. Athena tidak berpikir macam-macam. Mungkin dia kelelahan karena perjalanan yang ditempuhnya sangat jauh. Athena bangun dari ranjangnya. Dia mengamati kamar yang sepuluh tahun dia tinggalkan. Tidak ada yang berubah hanya ranjang bertemakan princess miliknya berganti menjadi ranjang ukuran orang dewasa. Athena masuk ke dalam kamar mandinya. Badannya terasa sangat lengket. Athena menyalankan shower dan mulai dengan ritual mandinya. Setelah selesai Athena keluar dari kamar mandi dan menuju lemarinya. Athena tersenyum ternyata William sudah menyiapkan semua keperluannya. Athena melangkah keluar, tetapi ketika tangannya membuka handle pintu dan menariknya pintu itu tidak terbuka. Athena mencobanya berkali-kali, tetapi pintu itu tetap juga tertutup rapat. "Kenapa dengan pintu ini ? Tidak mungkin pintunya rusak" ucap Athena bingung sambil meraba pintu bewarna putih dihadapannya. Athena kembali melangkah menuju ranjangnya. Dia mengambil tas ransel bewarna hijau dibawah nakas. Tangannya membuka resleting dan mengambil sebuah foto. Bibirnya tersenyum menatap foto keluarga kecilnya yang masih lengkap. Dimana Athena digendong oleh William dan Aleah digendong oleh Katty ibu mereka. "Ma, aku kembali. Aku merindukanmu. Maafkan aku Ma, gara-gara aku Papa membenciku," ucap Athena sedih dan memeluk foto keluarganya. Matahari semakin menampakkan sinarnya. Athena tidak sadar dia kembali tertidur dengan memeluk foto keluarganya. Seorang perempuan paruh baya masuk ke dalam kamar dan membuka gorden kamar Athena. Athena yang merasa kesilauan mengerjapkan matanya. Dia melihat samar bayangan seorang wanita yang membelakanginya. Athena pun bangun dan duduk bersandar di ujung ranjangnya. "Good morning" ucap Athena. Wanita paruh baya yang sedang membuka gorden kamar Athena membalikan tubuhnya mendengar suara Athena. "Pagi, Non" ucap wanita baruh baya  itu. "Bi E Neng" teriak Athena yang masih mengingat wanita dihadapannya ini. Athena menyibak selimut dan berlari memeluk Bi Eneng yang merupakan asistan rumah tangganya dulu. Bi Eneng juga yang merawat Athena dan Aleah dari bayi membantu Katty. "Bi Neng, Non. Non tambah geulis pisan" ucap Bi Eneng. Athena yang tidak mengerti arti kata yang diucapkan Bi Eneng mengeritkan alisnya bingung. Selama 10 tahun tidak tinggal di Indonesia membuat bahasa Indonesia Athena terdengar tidak jelas. "Non, lama diluar negeri jadi tidak bisa bahasa kita lagi. Ayo makan dulu, Tuan Will sudah menunggu di bawah,"  ucap Bi Eneng tersenyum. Mendengar perkataan Bi Eneng tentu saja banyak kata yang tidak Athena mengerti. Akhirnya Bi Eneng yang tidak bisa bahasa Inggris menunjuk foto William lalu tangannya memeragakan seseorang sedang makan. Melihat Bi Eneng, Athena akhirnya mengerti. Athena berjingkrak kesenangan. Diapun berlari kebawah untuk ikut makan bersama dengan William. Melihat tingkah laku Athena Bi Eneng hanya bisa tersenyum menggelengkan kepalanya. "Kasihan Non Athena. Ya Gusti semoga Engkau melindungi Non Athena," ucap Bi Eneng menatap punggung Athena yang sudah menghilang. Athena yang sudah sampai di ruang makan sedikit bingung. Dia hanya melihat William tetapi tidak Aleah. Padahal Athena rindu sekali dengan adik kembarnya itu. "Good morning, Pa" ucap Athena. Saat Athena ingin mencium kening William dengan sengaja William menjauhkan wajahnya membuat Athena mengurungkan niatnya mencium kening William. "Sit. Eat your food" ucap William kepada Athena dengan nada dingin. Mendengar ucapan William membuat Athena menunduk. Apalagi saat William menolak dicium olehnya. Hati Athena sedikit tercubit. Athena berusaha tersenyum dan duduk di bangku sebelah kanan William. Athena tidak berani berkata sedikitpun. Sesekali dia menatap William. Tak ada ekspresi apapun yang terlihat dari wajahnya. William meletakkan sendok dan mengambil air putih disampingnya. Dia meminumnya hingga tandas. William kembali meletakkan gelas kosong disampingnya dan mengambil tissu untuk mengelap mulutnya. Athena masih tertunduk dia hanya melirik apa yang William lakukan. Entah kenapa hatinya menjadi menciut untuk menatap William. "Selama sebulan belajarlah bahasa Indonesia yang baik disini. Pelajari semua kebudayaan Indonesia. Aku akan menjemputmu lagi bulan depan"  ucap William datar. Mendengar ucapan William, Athena menghentikkan makannya dan menatap William penuh pertanyaan. Banyak sekali pertanyaan yang ingin diucapkan. Akan tetapi niatnya dia urungkan melihat William yang dingin kepadanya. "Baik." Hanya itu yang bisa Athena ucapkan. Tanpa basa-basi lagi William beranjak dan hendak melangkah pergi. Athena yang semakin bingung dan perasaannya bercampur aduk memberanikan diri menahan tangan William. "Pa" lirih Athena Athena memejamkan matanya saat William dengan sengaja menghempaskan tangannya. Athena mencoba menahan emosinya. Pria dihadapannya ini adalah Papa yang sangat dia sayangi. "Apa Papa tidak tinggal disini?" tanya Athena menatap William. "Tidak. Kamu akan tinggal bersama Bi Eneng disini. Bi Eneng yang akan mengurus semua keperluanmu" ucap William dingin. Athena tak bisa berkata lagi. Dia hanya bisa melihat punggung William  meninggalkannya. Hatinya merasa sedih melihat William bersikap dingin kepadanya. Sepuluh tahun dia menunggu William. Ternyata luka sepuluh tahun lalu masih saja membuat hubungannya dengan William menjauh. Bi Eneng yang mengintip dari balik tembok seakan ikut bersedih melihat perlakuan William kepada Athena. Walau Bi Eneng tidak mengerti apa yang diucapkkan mereka tetapi melihat sikap William, Bi Eneng paham sekali kalau William masih menyimpan rasa benci kepada Athena anaknya sendiri. Di taman belakang Athena duduk sendiri. Dia hanya tersenyum melihat kupu-kupu yang terbang dengan bebasnya. Athena masih merekam apa yang Nenek ucapkan agar dia menuruti perkataan William. "Pa, aku akan belajar dengan baik. Agar Papa datang menjemputku, Papa senang melihat aku sudah bisa mendapatkan Indonesia dengan cepat. Aku akan rajin belajar semua budaya Indonesia. Ma, bantu Athena ya" ucap Athena sambil menonton langit yang sedang sakit. Athena akan berusaha membuat William senang. Impian terbesar Athena adalah bisa kembali berkumpul bersama keluarganya yaitu William dan Aleah. Membayangkan saja sudah membuat Athena senang, apalagi kalau jadi kenyataan Athena yakin hidupnya akan lebih bahagia lagi. Mungkin kalau saat ini Ibunya masih ada mereka sudah menjadi keluarga kecil yang bahagia. Athena tersenyum lagi seketika melihat bayangan Ibunya di langit. Athena pun melambaikan tangannya seakan memberikan isyarat Athena baik-baik saja di sini. Athena pun melangkah masuk ke dalam lalu dia ke kamarnya, dia merapikan baju-bajunya. Athena memang terbiasa mandiri jadi untuk merapikan kamarnya sendiri dia sudah terbiasa.  Tanpa Athena tahu di dalam hatinya William sedikit sedih. entah kenapa sampai saat ini dia masih belum bisa melupakan kejadia sepuluh tahun lalu. Harusnya dia bisa melupakan itu dan memberikan kasih sayang yang sama ke Athena seperti kasih sayangnya pada Aleah. William memejamkan matanya. Sekarang dia harus fokus dulu dengan kesehatan Aleah. Dia berharap yang terbaik untuk keluarganya. Melihat Athena tumbuh dengan sehat William merasa lega.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD