Prolog

268 Words
Aku menikah karena perjodohan, aku sudah berusaha menolak. Namun tak bisa, apalah dayaku sebagai anak yang harus menuruti permintaan orang tuaku. Terlebih ayahku sedang sakit keras, dan permintaan terakhirnya adalah melihatku menikah dengan anak sahabatnya. Aku sudah mempunyai tunangan, dan sebentar lagi kita akan menikah. Tapi mendadak Ayah sakit, dan memintaku menikahi anak sahabatnya. Kenyataan yang sangat menyakitkan, suamiku ternyata sudah menikah. Sakit, jelas aku merasa sangat dibohongi. Mereka bilang pria itu single belum menikah, kalo tau sudah menikah aku takkan sudi menikahinya. Aku bukan ingin menjadi yang pertama, atau pun yang kedua. Tapi aku hanya ingin, menjadi satu-satunya istri suamiku. Namun takdir berhendak lain, aku sekarang menjadi istri kedua. Ingin rasanya aku langsung meminta cerai, tapi ayah melarangku. Beliau memintaku untuk bertahan, karena pernikahan bukanlah mainan. Tidak semua istri kedua itu seorang pelakor, dan aku termasuk itu. Mama mertuaku bilang, mereka tidak pernah berbohong padaku. Anaknya memang single, tapi tadi pagi sebelum menikah denganku. Dia menikah dengan pacarnya, orang yang paling dicintai. Jadi hari ini dia menikah dengan dua orang sekaligus? Mengapa aku harus merasakan menjadi istri kedua. Yakinkah dia bisa adil pada istri-istri? Jika tidak bisa adil mengapa dia menikahi dua orang sekaligus. Tapi kenapa dia tidak membatalkan saja pernikahan kami? Agar aku bisa menikah dengan tunanganku, dia begitu egois ingin menikahiku dan pacarnya sekaligus. hPercaya diri sekali aku, apakah dia memang sungguh-sungguh ingin menikahiku? Apa terpaksa menikah seperti aku? Orang-orang pasti akan mengataiku pelakor, mereka tidak tau hal yang sebenarnya. Yang aku bingung, mengapa istri pertama suamiku mengizinkan suamiku menikah denganku? Kurasa tidak akan ada wanita di dunia ini yang mau di madu, termasuk aku.          
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD