PROLOG

217 Words
    Rindu menatap selembaran undangan yang tiba-tiba ada di meja kerjanya. Mata Rindu memanas, dia menatap ke arah rekan-rekannya meminta penjelasan namun mereka semua memilih bungkam.     Undangan pernikahan Gentara dan Hapsari. Rindu menggeleng kuat, Gentara tidak mungkin melakukan ini padanya. Mereka masih sepasang kekasih sampai detik ini namun undangan pernikahan ini membuat Rindu kehilangan kata-katanya. Gadis yang bekerja sebagai staf keuangan di sebuah perusahaan kontruksi itu terduduk dengan air mata yang luruh begitu saja. Mengabaikan tatapan iba rekan-rekan satu divisinya. Rindu tidak menyangka kisahnya akan berakhir seperti ini.     Rindu mencari kontak Gentara, mencoba menghubungi kekasihnya itu namun tidak kunjung di jawab. Rindu di buat semakin frustasi ketika pesan dari Gentara tiba-tiba menghiasi layar ponselnya.     Love: Sudah dapat undangannya? Maaf Rindu, aku akan segera menikah. Jangan lupa datang. Maaf aku mengakhiri kisah kita dengan cara seperti ini. Aku nggak pernah nemu waktu yang cocok untuk bicara sama kamu apalagi melihat kondisi ibu kamu sekarang. Aku nggak tega nambah beban kamu.     b******n sialan! Terus sekarang apa namanya? Rindu bahkan merasa di campakkan tanpa persiapan. Rindu tidak menyangka hubungan yang mereka perjuangkan selama bertahun-tahun akan berakhir seperti ini. Rindu tidak bisa mencerna apa yang terjadi. Dia memilih lari. Rindu tidak tahu bagaimana ia akan bersikap setelah hari ini.     Rindu merasa sangat bodoh dan dia yakin semua orang sedang menertawakannya saat ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD