BAB 1 : Bulan Madu

2659 Words
ITALIA Warna biru air laut terlihat sangat jernih pagi itu, beberapa kapal kecil berlabuh dan mengapung berjajaran di atas air, cahaya sinar matahari terlihat cerah dan menghangatkan. Suasana hotel mewah  Le Sirenuse Positano  terasa mendamaikan  dan memberikan keindahan yang luar biasa di. Kepulan asap kopi berada di udara,  Julian duduk dengan anggun memegang Koran dan membaca berita harian yang semakin ramai di perbincangkan dalam beberapa hari ini semenjak empat hari yang lalu dia berada di Italia. Pria itu menyesap kopinya dan kembali membaca laporan ekonomi mengenai berita laporan Liodius seorang pengusaha yang semula menjadi salah satu orang terkaya di Italia, kini mengalami kebangkrutan selama satu tahun terakhir ini karena hutang yang menumpuk atas kegagalannya dalam mengambil tindakan dengan bisnis tambang minyaknya yang terlalu memakan biaya dan tidak sebanding dengan apa yang di hasilkan. Kepala Julian terangkat angkuh, bibirnya sedikit bergerak membisikan sesuatu menatap berita lain mengenai pencucian uang yang semakin membelitnya dan membuat Liodius semakin banyak menghadapi tuntutan. Liosdius yang membutuhkan pengacara harus menjual banyak asetnya dengan cara yang mendesak. Julian mengambil handponenya dan menghubungi Robin, “Robin” panggilnya segera bangkit dan bertelanjang kaki melangkah menuju sisi jendela. Sinar matahari menerpa tubuh kokoh Julian yang bertelanjang d**a, pria itu terlihat tampan dan ambisius dalam waktu yang bersamaan. “Iya Tuan” jawab Robin terburu-buru. “Aku butuh laporan lahan yang tersisa milik Liodius, cari tahu kapan pelelangan akan di laksakan. Ajukan tawaran kepadanya untuk memakai beberapa pengacaraku, aku ingin pulaunya.” “Baik Tuan.” Julian segera menyelesaikan komunikasinya dan meletakan handponenya di atas meja. Pria itu merenggangkan tubuhnya dan tersenyum lebar dalam beberapa tarikan napas dalamnya. Kepala Julian bergerak ke sisi memperhatikan isterinya yang masih tertidur lelap di atas ranjang. Dia adalah  Julian Giedon, pengusaha tersukses dan sangat berpengaruh di Negara Neydish dan beberapa Negara lainnya. Dia lebih dari seorang CEO yang ambisius dan cerdas. Dalam usianya yang masih muda, begitu banyak pekerjaan yang di aturnya layaknya sebuah catur di atas papan. Julian meminpin produksi senjata perang, kendaraan, perkebunan ganja, hingga berlian. Tidak hanya meminpin dalam produksi, Julian juga berbisnis perjudian di mana dia memiliki banyak club malam mewah, perhotelan hingga stasiun televisi dan agensi. Julian yang ambisius sangat disiplin dalam bekerja menghabiskan separuh usianya untuk bekerja dan bekerja. Julian Giedon yang terlahir sudah kaya di mana orang tuanya bangsawan, neneknya seorang ratu yang masih aktif meminpin dan dia sendiri adalah sala satu penerus tahta di generasi ke delapan. Itulah yang membuat  Julian memiliki pengaruh dan ajaran politik yang keras semenjak dia kecil. Julian di didik untuk sukses semenjak kecil dalam didikan ayahnya sebagai perdana mentri dan ibu yang luar biasa kuat. Kesuksesan Julian dalam bisnis lantas tidak membuatnya menjadi sempurna, Julian adalah pria gila yang sulit di tebak dan cukup menjengkelkan. Tidak sedikit orang yang menjadi musuhnya karena kegilaannya. Pria gila itu yang dulunya menyandang status bujangan terbaik di negaranya, kini sudah resmi menjadi seorang suami setelah menikahi Zuyuran Alexandra Franklin di istana. Dan dia adalah satu-satunya wanita yang bisa membuat Julian berdebar juga menjadi sedikit lebih normal. Setelah lolosnya  Julian dari tuntutan pencalonannya sebagai Presiden, satu minggu yang lalu dia meresmikan pernikahannya dengan Yura. Adik dari kakak angkatnya. Dan kini disinilah mereka sekarang.. Beresenang-senang menikmati bulan madu bersama isteriynya dengan berkunjung ke beberapa Negara di belahan dunia. Sepanjang hari Julian dan Yura berpesta dan melakukan banyak hal yang mencuri perhatian banyak orang. Julian membawa Yura bepergian untuk menunjukan beberapa hal yang ada di dalam dunianya agar Yura memahami bagaimana selama ini dia hidup. Julian menunjukan semuanya, dimulai dari bagaimana dia bersenang-senang, bebisnis hingga berpindah-pindah tempat dalam satu hari untuk pekerjaan. Menjadi orang yang luar biasa kaya tidak semerta merta membuat  Julian bisa bersantai-santai sepanjang waktu meski dia memiliki kekuasaan untuk itu. Status Julian sebagai CRAZY RICH MAN, rupanya masih belum berubah. Pria itu masih gila dalam perkataan dan perbuatannya, mes*m, frontal, dan sangat menyebalkan hingga membuat kebanyakan orang yang berbicara dengannya memilih mundur karena tidak kuat mendengarkan ucapannya yang angkuh hingga terasa ngaco. *** Julian Pov Cuaca hari ini cukup bagus, aku bisa melewatinya dengan bersenang-senang dan berpesta satu kali lagi di kapal pesiar dan berenang menuju sore hari. Aku tidak sabar untuk melakukannya karena hari ini aku tidak memiliki pekerjaan yang berarti. Hangat matahari menyamankan tubuhku, aku berbalik merasakan punggungku terasa hangat dan melihat kearahnya. Dia masih tidur pulas seperti kucing pemalas.. Aku melangkah perlahan menuju ranjang dan menatapnya, dia tertidur pulas di bawah selimut terlihat sangat cantik seperti biasa. Ahh.. aku merasa senang setiap kali melihatnya. Sekarang aku tidak kesepian lagi dan memiliki sesuatu yang berhaga lagi untuk aku lindungi. Satu tahun yang lalu aku tidak seperti ini, aku masih tetap Julian Giedon yang bisa tidur dengan wanita yang berbeda di beda tempat. Aku tidak pernah memikirkan sebuah cinta selain memikirkan uang-uangku dan bagaimana bersenang-senang uang menghabiskan uangku sendirian seumur hidup. Inilah duniaku sekarang. Aku Julian Giedon, dan kini aku sudah memiliki seorang isteri. Aku sendiri masih merasa heran dengan keputusanku untuk menikah begitu merasakan bagaimana jatuh cinta. Namun keputusan yang aku buat sepertinya sesuatu yang baik. Hidupku yang warna warni kini semakin nyata dan membuatku bahagia. Dia memberiku gambaran lain mengenai wanita, dia tidak hanya cantik dan menyenangakan di atas ranjang. Namun dia cantik dengan wajahnya dan kecerdasan di kepalanya yang terkadang membuat aku merasa terpukau. Aku dan Yu menikah satu minggu yang lalu, kami masih menikmati masa-masa bulan madu kami dengan bepergian ke beberapa Negara, aku sempat berpikir untuk membawanya berkeliling dunia dan menunjukan banyak hal untuk isteriku. Aku tidak menyangka jika aku bisa menikah.. Aku tidak menyangka jika Yu mau menikah denganku meski aku tahu pada awalnya dia sepenuhnya tidak menyukai pernikahan ini. Aku mendesaknya dan memanfaatkan banyak hal di sekitarku untuk menjerat Yu menjadi isteriku. Dan sekarang dia benar-benar menjadi milikku sepenuhnya.. Aku naik ke ranjang dan bergerak ke bawah selimutnya, untuk mengganggunya. Sangat menyenangkan setiap kali mendapatkan omelan Yu, bahkan dia sangat menggairahkan saat sedang marah. Aku mengusap tubuh telanjangnya di bawah selimut sedikit mengganggu, dia tidak menunjukan respon apapun. Sepertinya Yu sangat kelelahan setelah percintaan gila kami semalam. Dia sangat polos dan minim pengalaman, sangat menyenangkan mengajarinya untuk saling memuaskan. Aku semakin mendekat dan memeluknya, tiba-tiba kepalanya bergerak. Dia melotot padaku dan menepis tanganku yang akan meremas payud*ranya. “Julian, hentikan. Aku lelah” pelototan di matanya membuat telingaku sedikit bergerak. Aku tersipu.. Bahkan saat marahpun dia terlihat sangat seksi dan menggairahkan, aku bisa menghabiskan sepanjang waktuku di atas ranjang untuk mengajarinya banyak hal. Dia sangat polos, aku menyukainya, dan aku lebih suka dia polos tanpa busana. Dia bergerak menghadapku, namun aku lebih suka melihat pergerakan dadanya yang ikut bergerak, kaki kecilnya yang sepanjang malam terbuka kini berada di bawah selimut. Rambutnya yang seputih mutiara itu menyapu wajah cantiknya, kini Yu menatapku. Telingaku bergerak lagi karena malu.. Tenangkan dirimu Juls.. “Aku tidak melakukan apapun” elakku sedikit menjauh, “Kita akan ke Thailand.” Aku lupa mengatakan itu kepada Yu, nanti malam kita akan ke Thailand untuk melakukan beberapa hal lagi. Alis Yu sedikit bergerak menunjukan ke tidak sukaannya. Aku mengerti dia belum begitu terbiasa dengan pekerjaanku yang padat dan sering berpindah-pindah Negara. Dalam satu minggu ini kami sudah pergi ke Inggris, Belanda, Paris dan Italia. Aku mengajari Yu bagaimana cara menghabiskan uang, bersenang-senang, berpesta dan menjadi sombong professional tentunya. Aku mengajari Yu untuk menjadi angkuh di hadapan orang angkuh. Yu gadis yang sangat menakjubkan. Di balik kepala kecilnya, dia memiliki pengetahuan yang sangat menakjubkan, dia memahami politik dan bagaimana cara mengimbangiku. Terkadang aku mengalah dan mati kutu di hadapannya. Yu mengubah pandanganku jika wanita hanya mengandalkan tubuhnya untuk mendekati pria. Yu tidak seperti itu meski aku akui pada awalnya aku terpesona karena kecantikan dan tubuhnya, namun pada akhirnya aku jantuh cinta pada hatinya yang baik dan kecerdasan di kepala kecilnya yang selalu memukauku. Yu tidak hanya sempurna dalam memuaskan pusakaku, namun dia sempurna dalam banyak hal hingga auraku yang seperti bubuk berlian ini menciut menjadi bubuk emas. Dia bergerak kecil dan duduk membiarkan selimut terjatuh di perutnya. Sial, dia sangat cantik dalam hal apapun, bahkan rambutnya yang berubah warna sekalipun semakin memikat mataku. Sebelum menikah dengan Yu, aku memiliki standar yang sangat tinggi dalam memilih perempuan. Namun Yu berhasil menjungkir balikan pikiranku hanya dalam beberapa pertemuan sederhana dengannya. Aku tertantang dengan penolakannya dan cara dia memandang kehidupan, dia mempesonaku dan memberikan banyak pemikiran-pemikiran baru pada dunia yang belum aku sentuh. Satu tahun aku mengejarnya, dan kini dia menjadi milikku. Aku percaya dia tidak sepenuhnya mencintaiku. Karena itu, kebersamaan kita yang sekarang, akan aku anggap jika Yu sedang lupa diri. Karena itu aku akan menunjukan banyak kegilaan padanya agar dia bisa tetap mencintaiku dan selamanya lupa diri. Kembali padanya yang kini masih duduk di hadapanku. “Kau bilang kau lelah. Kenapa bangun?” aku mencuri-curi perhatian pada tubuhnya yang masih menggodaku. Matanaya langsung mendelik membuat kejantan*nku mengeliat mengeras merasa terpanggil. Aku membayangkan mulut mungilnya kesusahaan menampung kejantan*nku. Tenangkan dirimu Juls.. santailah.. Aku mengatur napas dengan perlahan untuk terlihat tenang. “Kau menggangguku Julian” tuduhnya padaku. Aku tidak terlalu mempedulikan ucapannya, yang aku pedulikan adalah sesaknya celana dalamku saat ini, napasku perlahan cepat. “Kau mau bercinta lagi?.” Aku sangat ingin melakukannya. Sekarang!. Aku sangat mengharapkannya. Staminaku masih sangat kuat untuk mengguncang ranjang dalam beberapa ronde. Aku harap Yu melihat penderitaan di wajahku sekarang yang sedang mengiba ingin berkunjung lagu pada lubang miliknya. Yu melemparkan bantal tepat pada mukaku. Dia kenapa?. Kenapa marah padaku? Yu menarik selimutnya dan kembali tertidur sedikit menjaga jarak dariku. “Jangan ganggu aku!” Teriaknya marah. Apa aku kurang menggairah dan memuaskannya?. Padahal aku masih memiliki ratusan gaya bercinta yang belum di praktikan degannya, mungkin aku harus bersabar menunggu dia tertidur dulu untuk mengembalikan staminanya. Mungkin juga aku perlu membeli vitamin untuk membuat dia menjadi lebih kuat untuk mengimbangiku. Aku sedikit bergeser mendekatinya, ku tarik bahunya untuk menghadapku. Kakiku langsung membelitnya untuk berjaga-jaga bila nanti Yu akan menendangku. Dia kembali terbangun. “Julian.. sudah aku bilan jangan ganggu aku.” “Aku tidak akan mengganggumu, tidurlah.” Jawabku dengan suara lembut, aku tidak akan mengganggunya. Aku hanya ingin melihat dia saja dan menunggu dia terbangun lagi. ***   Author Pov Beberapa orang berpakaian hitam terlihat berdiri dengan tegap mengawal ke manapun Julian dan Yura pergi, kini mereka berdiri di setiap sudut tempat dengan senjata yang tidak pernah terlepas dari mereka untuk melakukan pengawalan. Kedua pasangan itu masih menjadi topic pembicaraan hangat bagi banyak orang mengingat bagaimana pengaruh besar Julian dalam politik kini sudah melepaskan status lajangnya yang secara tiba-tiba dengan status playboy yang sangat melekat pada dirinya. Banyak yang mencari informasi tentang Yura yang membuat wanita itu sering kali di buat merasa tidak nyaman dengan status barunya yang menyandang Nyonya Julian. Tidak jarang Yura harus menerima tatapan permusuhan banyak wanita semenjak pernikahannya dengan Julian. Angin berhembus dengan kencang, sinar matahari membuat permukaan kulit Yura terasa sedikit menghangat. Wanita itu duduk dengan tegak memakai gaun sederhana tidak mencolok, namun kecantikannya lah yang terlalu mencolok perhatian banyak orang. Riak air laut yang indah dari Positano terlihat indah, kini mereka berada di restaurant La Sponda. Tidak ada satupun pengunjung yang datang karena Julian memesan semua kursi agar tidak ada yang mengganggu kebersamaannya. Sangat menggelikan untuk Yura harus terbiasa mengimbangi ke hedonisan seorang Julian Giedon yang luar biasa kaya dan gila, pria itu memiliki pemikiran yang tidak biasa di miliki oleh orang normal lainnya. Julian juga sangat loyal terhadap apapun yang membuat Yura merasa tidak canggung lagi meski dia sendiri memiliki banyak uang dari warisan keluarganya yang bisa membiayai kehidupannya seumur hidup. Semakin hari Yura bersama Julian, semakin hari itu pula dia harus terbiasa dan ikut kehedonisan Julian yang mengajarkan dirinya beberapa hal. Aroma masakan yang di buat oleh Chef Matteo Temperini dengan bahan-bahan local dan segar yang mengikuti tradisi Mediterania membuat lidah Yura membasah. Rambut Yura bergerak kecil tersapu angin, ia menarik beberapa helai rambut dan menyampirkannya di balik telinga. “Jadi, kita mau ke mana setelah ini?” tanya Yura melihat Julian. Bola mata hijau Julian yang terlihat berkilauan itu terlihat sedikit menggelap, bibirnya sedikit membentuk senyuman kecil dan mencondongkan tubuhnya untuk mendekat memikirkan sesuatu yang menyenangkan. “Kau mau berjudi?. Kita bisa pergi ke Venesia sebelum pergi ke Thailand. Aku memiliki tempat disini.” Ajaknya dengan bersemangat. Kening Yura mengerut tidak setuju, kepalanya menggeleng tidak begitu setuju. “Kau sudah gila, aku tidak bisa melakukannya.’’ Tolaknya tidak setuju. “Aku akan mengajarimu. Aku petama kali berjudi belajar disini, Venesia” cerita Julian dengan sedikit mengenang. “Saat aku sekolah di Amerika, aku dan Lucas sering membolos ke Venesia untuk belajar judi untuk menambah uang jajanku.” Bibir Yura sedikit terbuka karena kaget, “Julian, kau bilang untuk uang jajanmu?. Tidakkah kau memikirkan biaya terbang dari Amerika ke Venesia berapa?.” “Yang aku hasilkan dua kali lipat dari apa yang aku keluarkan” jawbanya dengan sedikit cemberutan. “Kau kekurangan uang jajan?.” Tiba-tiba Yura tertawa membayangkan bagaimana Julian kekurangan uang. Akan sangat menggelikan memiikirkannya mengingat betapa sombongnya dia sekarang. Kening Julian mengerut tidak mengerti, bahu kokohnya mengedik angkuh. “Aku belum sempat merasakan kekurangan uang, tujuan utamaku datang kesini adalah belajar berjudi dan mengenal beberapa orang sukses untuk memotivasiku mencari ide-ide brilian.” Jawabnya dengan sombong. Yura langsung berdecih mendengarnya. Menjadi orang yang memiliki banyak uang seperti Julian, hal-hal luar biasa seperti pindah-pindah negera, bahkan dalam satu hari bisa pindah beberapa kota menjadi hal yang biasa. Namun di sisi lain, Yura  mulai tahu jika Julian memiliki keambisiusan sejak dia remaja. “Karena aku sangat baik hati, aku bisa mengajarimu beberapa trik bermain poker. Aku bisa membagi pengetahuan berhargaku kepadamu tanpa bayaran.” Tawarnya dengan d**a membusung sombong. Yura menggeleng tidak setuju. “Tidak” tolaknya lagi membuat Julian langsung bersedekap dan menatapnya penuh perhitungan. Tidak berapa lama beberapa orang datang membawa sarapan pagi mereka dan menyajikannya. Tatapan serius Julian berubah menjadi senyuman lebar. “Kita bisa berlayar disini, aku bisa mengajarimu tetap mengambang di laut saat kita bercinta.” Tawarnya lagi tidak kehilangan ide untuk mengisi waktu mereka. Wajah Yura memerah padam, betapa frontalnya mulut Julian. Pria itu tidak pernah melihat situasi dan kondisi di mana mereka berada untuk berbicara kotor, untungnya para pengawal hanya memiliki ekspresi datar di balik kecamata yang mereka kenakan. “Aku akan berjudi” jawab Yura dengan penuh tekanan, “Kita bertaruhan.” Tambahnya lagi membuat  Julian mengulum senyumannya, ini untuk pertama kalinya Yura mengajukan sebuah taruhan. “Baiklah” angguk Julian memperhatikan Yura mulai menikmati sarapan paginya, “Aku bisa mengajarimu sebelum kita bertaruh.” Yura membuka mulutnya dan memakan hidangannya, ia menggeleng tetap menolak. Yura tidak ingin di ajari oleh Julian, dia tidak akan mendapatkan pengetahuan apapun selain celotehan dan omelan ngaconya. “Tidak perlu. Italia Negara pertama yang menemukan permainan judi Baccarat, dan kasino pertama pemerintah Eropa ada disini. Aku bisa menemukan banyak guru berjudi disini” jawabnya dengan tegas membuat Julian sempat kaget dengan pengetahuan Yura yang mengenal banyak hal yang tidak terduga. Julian membungkuk mulai memakan sarapan paginya juga, sesekali dia melirik Yura terlihat lahap makan. “Apa yang kita taruhkan?” tanyanya dengan penasaran. Kepala Yura terangakat, sejenak dia mengusap mulutnya dengan tishu, lalu berkata. “Jika aku menang, kau berhenti bicara mes*m dan frontal di depan umum.” “Jika di belakang?. Saat kita berdua seperti ini?. Masih boleh kan?.” Sejenak Yura diam dan memperhatikan ekspresi di wajah Julian yang di penuhi oleh harapan. “Kau boleh melakukannya saat kita sedang berdua.” Seketika Julian tersenyum geli mendengarnya, wajah tampannya terlihat bercahaya penuh semangat seperti anak kecil yang menemukan mainan baru. “Jika aku menang?.” “Kau mau apa?.” “Bagaiamana jika jatah bercintaku di tambah?. Mungkin kau harus memujiku di depan semua orang. Kau juga harus belajar untuk menjadi lebih sombong agar terlihat keren sepertiku.” ajunya membuat Yura langsung terdiam merasa ragu untuk menyetujuinya. Julian sudah dia kenal sebagai pria yang licik dan kuat juga tidak terduga, Yura tidak ingin terperangap dalam permainan yang tidak sebanding dengan lawannya. “Bagaimana dengan taruhan yang lain?.” Tanya Yura. To Be Continue . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD