Permulaan

1049 Words
Delilah (Dela) 18 tahun. Setelah orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat berusia 7 tahun Dela dirawat nenek, ibu dari Mamanya di kampung karena tidak ada dari keluarga papanya yang bersedia menampung nya. Delilah baru sebulan diterima bekerja di perusahaan Saba group, yaitu Perusahaan terbesar nomor satu se-Asia setelah jabatan CEO dipegang oleh cucu satu satunya sang pengusaha sukses itu. Sebenarnya Delilah nge-kost tak jauh dari Saba group namun lumayan jauh juga jika ditempuh dengan berjalan kaki. Delilah diterima sebagai cleaning service. "Ayo Dela, semangat lah! Olah raga pagi," ujar Delilah pada diri sendiri sambil mengayuh sepedanya. Nenek lumayan banyak juga meninggalkan nya tabungan, maksudnya sih untuk kuliah. Namun Delilah pikir sebaiknya bekerja saja, cari pacar lalu menikah punya anak biar ada teman menghabiskan sisa hidupnya selama di dunia yang sebatang kara. Delilah memang ada rencana mau menikah muda, yang jadi pertanyaan adalah siapa yang mau menerima wajah jeleknya. "Maaf Nek, tidak ada waktu untuk kuliah. Sekarang waktunya mencari uang kalau tidak mau tabungan habis ke hal yang unfaedah atau sebaiknya aku mencari suami, biar cepat punya anak. Doain ya, Nek," gumam Dela, akhirnya ia sampai juga, lalu memarkir sepedanya di samping motor motor para karyawan cowok lainnya. Namun tak ada satupun dari pria pria itu yang mau melirik nya. "Hah! Kalau begini gimana mau dapat suami," keluh Delilah. Apa aku lepas saja topeng ini. Kalau gak make over kan aku aslinya cantik, cantik banget malah, biar cepat dapat jodohnya. Gumam dalam hati Delilah narsis sendiri. Tapi, Nenek bilang aku harus cari suami yang mau menerima ku apa adanya, bukan karena kecantikan fisik namun cinta dari hati. Gumam Delilah lagi. "Matamu dimana?" bentak seorang pria saat Delilah sedang melamun sambil jalan menuju lokernya tak sengaja menabrak tubuh orang itu. "Maaf bang," ucap Delilah menunduk sopan. "Jauhkan tampang buruk mu itu dari hadapanku," bentak pria itu lagi. "Iya ya," ujar Delilah menjauh dari pria sombong itu, padahal dia sendiri tidak tampan huh! Namun Delilah tidak sakit hati lagi dikatain buruk karena bukan sekali ini saja, sudah sejak lama sejak nenek mendandani nya menjadi buruk rupa. Bahkan pria tampang buruk saja merasa jijik memandang ku, aduh Nek! Tega nian dikau. Desah delilah hampir putus asa, ingin rasanya ia menghapus make up nya. Biar satu kantor ini tau, betapa cantiknya dia di balik wajah jeleknya. Ada satu keanehan di kantor Saba group. Lebih menerima karyawan bertampang buruk daripada cantik, yang penting berotak pintar dan rajin. Karena kejelekan nya juga makanya Delilah diterima kerja, kebetulan otaknya juga lumayan di atas rata rata. ________ Syamsudin Son Batara. 26 tahun. (Kakek memanggilnya Samson, kalau teman temannya memanggil nya Saba). Sejak orang tuanya meninggal saat ia berusia 15 tahun, Saba hanya tinggal berdua dengan kakeknya. Dilatih menjadi pebisnis handal, hasilnya tidak mengecewakan. Sekarang Saba group jadi perusahaan peringkat pertama se Nusantara. Namun satu satunya harapan kakek yang belum terwujud adalah melihat Saba menikah. Dulu, orang tua Saba telah menjodohkan nya dengan anak perempuan rekan bisnis keluarganya, namun anak perempuan itu hilang entah kemana setelah orang tuanya meninggal pada kecelakaan yang sama dengan Papa dan Mamanya Samson Batara. Kakek sudah mencari nya tapi anak perempuan kecil yang cantik itu seolah lenyap ditelan Bumi. Mungkin gak jodoh, batin kakek Saba. _____ Setiap Senin, Rabu, dan Jumat, Saba sarapan di rumah kakek. Seperti sekarang ia lagi di meja makan bersama sang kakek tercinta. Saba sudah menyiapkan telinganya untuk mendengarkan wejangan dan keinginan dari kakek yang itu itu saja. Mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi sewaktu waktu bisa dipanggil menghadap yang maha kuasa, semalam kakek Batara sudah bertekad akan mengerahkan senjata terakhirnya untuk membuat cucunya Samson menuruti keinginannya. "Kalau sampai bulan depan Samson belum membawa calon istri maka semua harta akan kakek sumbangkan ke yayasan amal," ujar Kakek Saba nada mengancam. "Kakek tega membiarkan cucu kakek satu satunya ini hidup miskin," sinis Saba. "Makanya bawa istri, apa susahnya sih Samson kan tinggal tunjuk satu diantara perempuan yang Samson kencani itu," Kakek Saba menjeling asisten Saba yang setia berdiri nungguin majikannya makan. Ha, dari mana kakek mendapatkan gosip itu. Saba memandang asistennya, si asisten membuang muka. Cis! Dengus Saba. "Mereka semua gak ada yang pantas jadi menantu mu kek, ibarat styrofoam. Habis dipakai lebih layak dibuang daripada dipakai ulang," jawab Saba. "Kakek gak peduli, Samson pakai sekali sampai hamil dan melahirkan setelah itu Samson buang. Yang penting sebelum mati, kakek mau melihat bagaimana tampang cucu keturunan Samson hadir ke dunia," tegas Kakek menenggak obat darah tinggi dan kolesterolnya, tidak ketinggalan obat gula darah. Ck, Saba berdecak. "Aku ke kantor, pusing bicara sama kakek selalu masalah keturunan." Saba bangun dari duduknya, sang asisten segera menyusul langkahnya. Di dalam mobil, "Hah, dasar penghianat!" ketus Saba menyindir asistennya yang lagi nyetir. "Maaf Tuan muda, ini demi kebaikan anda. Saya akan carikan anda istri kontrakan seperti di novel novel bagaimana Tuan?" tanya si asisten. Sesungguhnya dia juga pusing ngurusin si Kakek dan si cucu, mana harus bermuka dua lagi. Sebagai asisten Saba, jabatannya juga merangkap menjadi mata mata kakek. Melaporkan semua aktifitas Tuan mudanya pada Tuan besar. Kalau ada yang ketinggalan, maka gajinya akan dipotong tergantung penting tidaknya laporan. "Tuan, Nona Angel akan balik dari Amerika dua minggu lagi. Kenapa anda tidak mengajak nya menikah, ia sangat menyukai anda." Asisten Jedan menawarkan solusi, melihat Tuan mudanya hanya diam. "Aku tidak akan menikahi wanita yang telah aku buang, kau tau itu!" ketus Saba. "Anda tidak membuang Nona Angel, tapi dia yang membuang anda," ujar Jedan yang langsung dapat jelingan tajam dari Saba. Ck, Saba berdecak, mengingat kenyataan itu benar adanya. "Tuan, hanya untuk bersandiwara apa salahnya. Kalau anda tidak ada hasrat menyentuh wanita lain selain Nona Angel bagaimana anda mendapatkan keturunan. Apa saya buat audisi mencari model yang serupa Angel, Tuan?" usul asisten Jedan. Aku harus menikah sebelum wanita itu pulang ke tanah air, dan.... "Audisi not bad, tapi aku mau perempuan yang buruk lebih buruk dari sekedar buruk," ujar Saba menyeringai, karena ia telah memiliki rencana. "Sepertinya di kantor banyak perempuan buruk rupa, sesuai selera kakek. Hanya untuk melahirkan satu keturunan Batara, untuk apa jauh jauh. Baiklah Jedan, lakukan audisi hari ini juga, batalkan semua jadwal meeting," titah Saba menyeringai. Gleg. Asisten Jedan menelan ludah, seram. "Baiklah, Bos," angguk nya. ______________ Hi, readers simpan ke rak buku biar terus terupdate ya. Tap love memperlancar update jadi jangan lupa tap love nya ya guys, jumpa lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD