001. Dea P.O.V

859 Words
Hai readers, kembali bertemu dengan Author yang cantik ini. Ehmm maaf memuji diri sendiri, hhhaha oh ya terima kasih sebelumnya buat yang udah baca cerita Not A Mistake sampai selesai dan juga memberi comment yang ngedukung Author sekali.. Ini cerita baru Author dan Author harap ada banyak comment ataupun kritik yang mendukung untuk cerita ini ya.. Jangan lupa vote juga yang banyak.. Terima kasih Selamat Hari Kemerdekaan ya untuk masyarakat Indonesia tercinta dan Up ini menunjukkan rasa semangat Author untuk bangsa Indonesia.. Dea P.O.V Aku gadis berusia 17 tahun yang sekarang duduk di bangku kelas 12 di sebuah sekolah swasta di Jakarta, Aku anak semata wayang dari pasangan Tamara Navela dan Ferdy Navela. Sekarang Aku tidak tinggal dengan orang tuaku lagi, karena Aku harus mengurus orang yang sudah menjadi tanggung jawabku sejak Aku akan menginjak umur 17 tahun. Well! Berat memang, Aku harus bisa membagi waktuku yang hanya tidak seberapa di rumah dengan statusku sekarang dengan statusku yang lainnya. Aku merasakan lengan kekar melingkar di pinggang sampai perutku, Aku mengangkat sudut bibirku. Aku tahu siapa orang yang sedang memelukku ini. "Kamu sudah bangun?" Aku merasakan Dia mengangguk di ceruk leherku. "Mandi gih! Aku siapkan makanannya." pintaku lembut, Dia menggeleng. Aku menaikkan satu alisku, tidak biasanya Dia begitu manja dan menempel padaku. Aku membalikkan badanku agar Aku dapat melihatnya. Menatapnya secara jelas untuk menyambut pagi hariku yang mungkin akan berlangsung indah setelah menatap wajahnya. "Ada apa?" tanyaku menangkup wajahnya dengan ke dua tanganku, Dia tersenyum. Senyum yang memang selalu menawan dan juga senyum yang setiap harinya dapat Aku lihat sekarang. "Aku merindukanmu." Aku terkekeh. "Kita bahkan tidak pisah rumah." ucapku, Dia mengacak rambutku. "Memang harus pisah rumah dulu jika Aku rindu padamu?" Aku tersenyum geli melihat raut cemberutnya. 'Cup' Aku mengecup pipinya, Dia melebarkan matanya sepertinya Dia tidak terima dengan perlakuanku. Atau Aku malah mengambil jatahnya pagi ini untuk Dia yang harusnya menciumku lebih dulu. "Sayang, Kamu tidak pandai. Itu namanya bukan morning kiss. Aku ajari Kamu sekarang!" ucapnya menyeringai. Aku bergidik lalu Aku membelalakkan mataku, Aku mundur darinya saat Dia semakin merapatkan tubuhnya. "Ke napa mundur hm?" Aku tidak bisa mundur lagi karena badanku sudah membentur pinggiran kitchen shet. "Dava ih!" pria itu mengungkung tubuhku dengan ke dua lengan kekarnya. "Ke napa hm? Kamu yang memulainya Sayang." Aku memanyunkan bibirku, apa Dia sedabg menggodaku ataukah mempermainkan Aku?. "Kita akan sekolah Dav, sekarang mandilah!" Aku mencoba mendorong tubuhnya namun sialnya Dia sama sekali tidak bergerak dari tempatnya. "Call Me Honey!" ucapnya, Aku berdecak. Kadang Dia menyebalkan, bukan kadang lagi deh, bahkan hampir setiap harinya Dia memang begitu. Sangat sangat menyebalkan dan entah ke napa Aku juga tetap menyukainya walau begitu. "Ok Sayang minggirlah! Aku akan menyiapkan makan untuk Kita. Lalu Kita berangkat sekolah ok? Aku takut nanti Aku tidak dapat bus ke sekolah." kataku agar Dia minggir dan membiarkanku menyiapkan ke perluannya. 'Cup' Aku melebarkan mataku saat benda kenyal terasa di bibirku, Aku mendorong dadanya tapi masih sama Dia tidak bergerak sama sekali. Aku merasakan Dia melumat bibirku, Aku tidak ingin membalas ciumannya hingga Aku merasakan Dia menggigit bibir bawahku. Pertahananku runtuh saat lidahnya masuk mengabsen gigiku yang rapi. Aku membalas ciumannya yang semakin lama semakin dalam itu, Aku melingkarkan lenganku pada lehernya saat Aku rasakan kakiku tidak kuat menopang tubuhku. Dia menarik pinggangku merapat pada tubuhnya, Dia melepaskan ciumannya saat nafas kami benar-benar habis karena pergulatan dari ciuman kami. Dahinya menempel pada dahiku, hembusan nafasnya yang memburu terdengar dan berhembus meniup hidungku. "Itu baru ciuman Sayang." ucapnya dengan nafas yang masih belum teratur, Aku memukul lengannya. "Kita bisa terlambat Yang." ucapku kesal dengan mengatur nafasku, Dia tertawa. "Masih setengah jam lagi." jawabnya, Aku melotot lalu melihat jam di dinding dapur, mataku hampir saja menggelinding bebas melihat jarum jam yang tepat di angka 06.30. "Astaga Dava!" Aku mendorong tubuhnya karena Aku belum mandi juga kami belum sarapan. Lalu mana sempat padahal Kita masuk biasa jam 07.00 pagi, Dia tertawa. Aku melihatnya tertawa, kakiku berhenti saat Aku menyadari sesuatu. "Kamu!" ucapku kesal dengan menunjuk tepat di wajahnya karena Dava, suami laknatku itu bahkan sudah memakai seragamnya.  Tas ranselnya bahkan sudah tergeletak di meja, siap untuk pria itu gunakan untuk sekolah. Aku tidak hiraukan Dia yang menertawakan Aku untuk masuk ke kamar dengan langkah panjang. Aku terus menggerutu karena ulah Dava padaku, 'sejak Kapan pria itu suka mengerjai orang?' batinku kesal. Kurang dari lima menit dari jam masukku sekolah Aku turun dari kamar, Aku semakin kesal karena Dava sudah tidak berada di rumah. Mataku menatap meja makan dan Aku melihat ada sebuah sticky di sana. 'Sarapan untukmu Sayang' Aku berdecak sebal karena hal itu, Dia ternyata sengaja melakukannya agar Dia bisa menyiapkan bekal kami. "Ke napa Dia tidak membawa bekalnya sendiri ish!". Aku semakin kesal karena sampai sekolah gerbangnya sudah tertutup, Aku melihat petugas piket yang merupakan anggota Osis lama dan baru SMA kami. "Kak tolong bukakan gerbangnya dong." pintaku memohon, ya Aku harus sopan meski nyatanya kami seangkatan. "Ck ke napa Lo telat sih, enggak ada ya buka gerbang buat Lo!" Aku mendesah. "Kak kali ini saja ya? Bukakan gerbang buat Aku." lagi Aku mencoba memohon. "Enggak ada Dea, Lo mending pulang saja. Percuma Lo mohon sama Gue." jelas anggota Osis lama itu yang Aku tahu namanya Ranita. "Kak Rara baik deh, buka dong!" ucapku terus memohon, Ranita menggeleng. "Enggak Deandra!" percuma Aku memohon kalau kaya begini. Aku membalikkan badanku, kakiku akan melangkah menjauhi gerbang hingga suara seseorang menghentikan langkahku. "Biarkan Dia masuk!". Madiun, 17 Agustus 2020
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD