Svetlana Vledinir

532 Words
"Apa? Perjodohan?" Lana membulatkan mata tak percaya di hadapan ayahnya. "Pa, ih. Serius bercandanya Papa gak lucu tahu gak?" "Papa nggak bercanda, Lana. Papa benar-benar serius." Ifanov, ayah yang mewariskan darah Rusia pada Lana, menatap anak gadis satu-satunya dengan serius. Lana menyugar rambut panjangnya ke belakang sambil tertawa kecil, merasa tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Hello, Lana masih gadis berusia 20 tahun! Perjodohan? Yang benar saja? Ayahnya bilang dia akan dijodohkan? Ini bahkan bukan zamannya Siti Nurbaya! "Gak! Lana gak mau terima perjodohan ini!" Lana beralih menatap ibunya, Dania. "Ma, Lana masih kuliah. Lana gak mau kebebasan Lana hilang di usia yang masih semuda ini." "Svetlana!" "Pa!" Lana menatap frustrasi. "Serius, beresin kamar aja Lana belum bisa. Lha, nikah? Gak masuk akal!" Lana merengut, lantas menatap ibunya dan memeluk lengan wanita itu manja. "Pernikahan masih lama. Kamu cuma harus ketemu rekan Papa saja dulu." "Jadi Papa mau nikahin aku sama anak rekan Papa? Ngejual aku buat memperluas kekuasaan perusahaan Papa?" Lana melotot tak percaya. Ifavov berdecak heran. "Makanya jangan nonton sinetron mulu! Drama banget otak kamu!" ucapnya disertai gelengan kecil. "Rekan Papa belum menikah, jadi yang akan jadi suami kamu nanti dia." Lana.mendadak.terkena.serangan.jantung! "PAPA BERCANDA?" pekiknya keras. "Berarti Lana nikah sama Om-om? Jangan-jangan dia p*****l? Mamaaa! Lana nggak mau. Nggak! Lana mending kabur dari rumah!" Lana menjerit histeris dengan mata yang nyaris berkaca-kaca. "Lana!" Mama menegur dengan tatapan tegas. "Ma, serius. Mama tega Lana nikah sama Om-om? Padahal Lana cantik gini, masih banyak kok cowok muda yang mapan yang mau sama Lana!" "Siapa? Anak-anak bau kencur yang hobinya foya-foya di kelab itu?" balas Ifanov sarkastis, membuat Lana menciut. "Tapi, Pa... Ya, nggak harus sama Om-om juga." Lana benar-benar tak habis pikir jika perjodohan benar-benar terjadi. Apa yang harus Lana ucapkan pada teman-temannya kalau ternyata Lana nikah muda? Parahnya, dengan Om-om! Lana merinding. Teman satu tongkrongannya pasti akan meledeknya mati-matian! "Dia masih muda, Lana. Nanti malam kita ketemu, hm?" "Nggak! Memang semuda apa seorang pengusaha di kalangan Papa? Mentok-mentok pasti umuran Om Herman!" ucap Lana tegas. On Herman itu adik mamanya, sudah menikah dan memiliki dua puteri kecil yang nakal. Menurut Lana, tetap saja itu tua. Sangat tua baginya. "Ma, sumpah. Lana gak mau dijodohin sama Om-om itu. Dia pasti tua, jelek, botak, gendut, bantet, bau rokok. Ew!" Lana bergidik ngeri membayangkan penampilan orang yang akan dijodohkan dengannya. "Lana, gak boleh gitu!" Dania mengusap bahu Lana lembut. Lana malah semakin menggeleng keras. Ngeri sendiri. "Papa bilang dia masih muda, ganteng lagi," jelas Dania. Tapi tetap saja Lana tidak percaya. Ganteng itu, kan, relatif. Menurut papanya ganteng, menurut Lana bisa saja tidak. "Papa gak mau tahu! Keputusan final, malam ini kita ketemu sama rekan Papa. Jangan kelayaban, dan jangan kabur! Ingat, kalau kamu coba-coba kabur dari pertemuan ini, semua fasilitas yang Papa kasih ke kamu akan Papa sita!" "PAPA!" "Tidak ada penolakan!" "PAPA!" Lana berteriak frustasi melihat kepergian ayahnya. Ini gila! Gila! Gilaaa! Pikiran Lana benar-benar berkecamuk. Menikah? Perjodohan? Demi Tuhan ini akan jadi bahan bullyan teman-teman sialannya. Svetlana Vledinir, queen nomor satu di kelab malam milik Lucas, dijodohkan? Svetlana Vledinir, cewek yang kehidupannya amat bebas harus menikah? s**t! Lana harus benar-benar merahasiakan ini. Bisa berabe kalau teman-temannya tahu. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD