Prolog

151 Words
"Maafkan Hasna, tapi Hasna sedang dalam proses ta'aruf dengan seorang ikhwan." Kalimat itu meluncur begitu saja. Tidak ada kegugupan pada dirinya ketika aku memintanya menjadi tulang rusukku yang hilang itu. Tapi bodoh sekali aku berharap begitu sedangkan sudah ada laki-laki yang lebih dulu menyatakan kepadanya. Dan ia tidak perlu gugup ketika menolak tentu saja. * Sudah lama sakit itu tertiup angin seperti Dandelion. Mungkin Hasna sudah menikah dan sedang menantikan kelahiran buah hatinya. Dulu aku berdoa agar nanti ketika ia melahirkan anaknya, ia tidak tiba-tiba muncul di rumah sakit tempatku bekerja seperti dulu ia datang bersama temannya yang luka di kepala. Aku tidak gentar menghadapi arogansinya. Hanya saja aku takut luka yang sudah susah payah ku jahit ini terbuka lagi begitu melihatnya bahagia bersama imamnya. * Allah selalu bekerja dengan cara yang tidak pernah hamba-Nya duga. Aku mendapati Hasna sakit. Tapi tak bisa ku obati dengan obat-obatan ini. She is broken
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD