Prolog

250 Words
"Mau lo apa sih?" Honey, cewek bertubuh mini tersebut menggulung lengan jaketnya seolah menantang. "Lo tahu, karena lo, gue dikeluarin dari tempat kerja. Karena mulut b*****t lo juga, gue didamprat sama cewek yang ngaku pacar lo! Lo bilang apa sama itu cewek sampe dia nampar gue hah?" Aree mengulum senyum di bibir. Tidak menyangka jika usahanya bisa seberhasil ini. Aree kira, Honey hanya akan didamprat biasa, eh, nggak tahunya, pake dibonusin sama tamparan di pipinya. "Lo keluar dari batu apa gimana, sih?" Honey menyilang kedua tangannya di depan d**a. "Selain nggak ada otak, lo juga nggak punya perasaan!" "Emang!" sahut Aree santai. Honey mendengus. Sepertinya, cowok macam Aree ini beneran dilahirin dari batu! Wajah cakepnya sama sekali nggak berguna di mata Honey. Buat apa? Selain wajahnya yang setengah kebulean, dipuja-puji sana-sini, tapi ahlak pun nggak ada! Honey, tuh, nggak habis pikir aja. Bisa-bisanya ada manusia masam Aree di dunia ini! "Pertama, jangan berani-berani ganggu gue lagi," Honey menunjuk satu jarinya. "Kedua, gue nggak ada sangkut pautnya sama lo, atau pun cewek-cewek itu! Dan yang terakhir, berani lo ganggu gue lagi," Kedua mata cewek itu melirik Aree, tajam. "Gue buat hidup lo kayak di neraka!" Aree menyibak rambut pirangnya. Sama sekali nggak kemakan sama ancaman cewek bertubuh mini di hadapannya ini. Cowok berwajah setengah bule itu mendekap bahu Honey, lantas berbisik, "Gue tunggu, Honey..." Tawa besar Aree berhasil membuat darah Honey mendidih. Cowok itu, hah! Benar-benar menantangnya, ya?! "Daaah, Maduuu!" Sial. Berani sekali dia memanggil Honey, madu, heh?!   To be continue---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD