1. Tragedy

675 Words
...Author POV... "Aaaaaaaaaaaaaa" Suara teriakan seorang perempuan yang terdengar di seluruh penjuru kamar membuat seseorang yang sedang tidur disebelahnya terbangun karena terkejut. "Kenapa teriak?? Kau membuatku terkejut" Suara serak seorang laki-laki yang masih mencoba mengumpulkan kesadaran. "Kamu siapa?? Apa yang terjadi?? " Tanya perempuan tadi yang sekarang sudah mulai menangis. "hey, kenapa menangis? Tenanglah aku bukan orang jahat, namaku Jason, dan maaf atas apa yang telah terjadi" Jawab laki-laki tadi yang bernama Jason "aku takut" Jawab perempuan Itu. "takut apa? kau tidak perlu takut" Jawab Jason sambil mencoba menenangkan perempuan yang masih menangis itu, ia memang tidak bisa melihat seorang perempuan menangis. "aku takut aku hamil" Jawab perempuan itu setelah mulai menyadari apa yang sudah terjadi antara dia dengan laki-laki yang mengaku bernama Jason itu. "tananglah aku janji akan tanggung jawab jika terjadi sesuatu" Jawab Jason dengan yakin. Ia seakan melupakan seseorang yang sekarang sudah menjadi kekasihnya "tapi aku takut" "tidak perlu takut, aku akan tanggung jawab jika hal buruk terjadi, sekarang katakan siapa namamu? " Tanya Jason lembut karna takut membuat perempuan itu kembali menangis. "namaku Olin" Jawabnya singkat. "baiklah Olin ini kartu namaku.. jika terjadi sesuatu kamu boleh menelfonku" Kata Jason sambil memberikan sebuah kartu nama yang ada di laci meja dekat tempat tidur kepada Olin. **** ...Jason POV... Sial bisa-bisanya aku tidur dengan dengan gadis yang masih perawan. Melihatnya menangis saat itu membuatku merasa tidak tega. Aku bukanlah orang yang dengan mudah memberikaan kartu nama ke sembarang orang dan hari itu aku memberikan kartu namaku padanya. "kamu melamun lagi sayang" Suara lembut yang terdengar di telingaku menghentikkan lamunanku tentang gadis tadi. "aku tidak melamun sayang" Jawabku mencoba mengelak padahal jelas saja tadi aku sedang melamun. "kamu ada masalah? Hampir satu bulan ini aku sering melihat kamu melamun" Tanyanya lagi. "aku tidak ada masalah Valeri" Jawabku sambil memeluknya. Valeria adalah kekasihnku yang sudah hampir 4 tahun ini selalu menemaniku, tapi walaupun begitu aku tidak pernah menyentuhnya. Aku selalu menjaga kehormatannya. Tapi disamping semua itu, aku adalah seorang laki-laki dewasa, jadi jika aku butuh pelampiasan aku akan datang ke club dan mencari w***********g. "jangan bohong Jason, aku tahu banyak tentang kamu.. kita sudah hampir 4 tahun bersama" Katanyanya dengan lirih. "percayalah Valeri, aku tidak pernah ingin bohong kepadamu, tapi jika aku bohong itu artinya aku punya rahasia yang tidak bisa ku bagi denganmu" Jawabku lembut sambil membelai rambut halusnya. Dia tidak menjawab. Hingga terdengar suara ponselku berbunyi , aku segera melepas pelukanku dan berjalan menuju tempat ponselku berada. "ini nomor asing" Pikirku Saat kuangkat telfon itu yang terdengar adalah suara isakan perempuan. "hallo... Ini siapa?" Tanyaku sambil berjalan menjauh dari Valeri. "Kak, ini aku Olin, kakak bisa kesini sebentar? aku ingin bicara" Tanyanya dengan lirih dan sesekali masih terdengar suara isakan. Apa yang terjadi?? kenapa gadis ini menelfonku sambil menangis?? "kamu dimana?" Tanyaku setelah itu. "cafe Melati, bisa kakak kesini?" Tanyanya lagi. "tunggu disana aku akan segera kesana" Jawabku kemudian. Setelah itu aku segera menutup telefon tadi dan berjalan mendekati Valeria. "Val aku mau pergi sebentar, kamu tunggu disini aja ya, aku nggak lama kok" Kataku pada Valeria yang masih asik menonton tv di ruang tamu apartemenku. "mau kemana?" Tanyanya. "keluar bentar, ada temen yang mau ketemu" Jawabku pada Valeria. Maafkan aku Val, aku harus berbohong kepadamu.. "Aku pulang aja" Jawabnya sambil berdiri dan bersiap untuk segera pulang. "Val jangan marah dong, aku janji cuma sebentar kok.." Jawabku sambil sedikit merayu karena tak ingin Veleria pulang. "besok aku kesini lagi kok" Katanyanya kemudian. "besok aku ada rapat Valeri" Rayuku lagi. "yaaa ampun CEO aku yang satu ini kok sibuk banget ya" Kata Valeria sambil menangkup pipiku dengan kedua tangannya. Aku memang seorang CEO di perusahaan papaku. "aku harus pulang Jason, aku nanti ada pemotretan" Jawab Valeri. Valeria memang seorang model terkenal, dia sering pemotretan ke luar kota sehingga kami jarang bisa berkumpul seperti ini. "ya sudah hati-hati sayang" Jawabku pasrah. Setelah itu Valeri segera meninggalkan apartementku dan aku langsung bersiap untuk segera pergi menemui Olin di cafe Melati. "ada apa ini??" Batinku berbicara. **** TBC I Hope You Like This Story Patrisia Arselita
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD