Prolog

256 Words
Waktu seolah cepat berlalu, siang pun telah berganti malam. Ketika dingin menyelimuti kelamnya malam, walau bulan tak menampakkan senyumnya, namun bintang akan selalu menemani bersama dinginnya malam. Setelah selesai mengerjakan PR-nya, Luna membuka jendela kamarnya, seketika angin berembus menyibak setiap helai rambut Luna. Kesunyian merasuki setiap relung hatinya. Suara jangkrik memecah kesunyian malam itu, Luna memandangi berjuta bintang di angkasa, sungguh sangat indah dan menyejukkan mata. “Entah kapan aku kan temukan bintang hati terindahku, bintang akan selalu menemani bulan, walau bulan tak tampak malam itu.” Luna bergumam dalam hatinya, terkadang kesunyian membuat hatinya merindukan akan hadirnya seseorang. “Entah kapan aku kan bertemu cinta sejatiku, entah bagaimana rasanya jatuh cinta , entah pada siapa hati ini akan berlabuh.” Sambil tersenyum dan menghela nafas, Luna menutup kembali jendela kamarnya. Di sisi lain Rakha sedang duduk sendiri di teras rumahnya. Semilir angin menyelimuti dinginnya malam itu. Ia pun menatap berjuta bintang yang terlihat sangat indah di angkasa. Entah kebetulan atau tidak, tetapi apa yang dirasakan Luna dan Rakha adalah sama, yaitu perasaan rindu. Merindukan kehadiran seseorang yang mampu menghangatkan perasaan mereka. Rakha merindukan senyuman si gadis manis itu. ”Tunjuk satu bintang diantara berjuta bintang di angkasa, dan apakah kamu tahu diantara mereka ada aku yang akan selalu menemani rembulanku, semoga kau merasakan hal yang sama dengan kerinduan yang aku rasakan, semoga suatu saat nanti kau akan mengetahuinya.” Rakha berucap dalam hatinya sembari melihat gemerlap bintang di angkasa dan berharap suatu hari nanti si gadis manis akan mengetahui bahwa Rakha mengaguminya dan selalu merindukannya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD