PROLOG

825 Words
“Skyla! Buruan! Kenapa jalanmu begitu lambat? Filmnya sudah mau mulai, aku tidak mau melewatkan sedetikpun adegan filmnya,” teriak Natasha bersama dengan sahabat lainnya menunggu Skyla yang baru keluar dari toilet di depan pintu bioskop. Skyla mendengar sahabatnya berteriak dengan tidak malunya hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu berjalan agak cepat menuju para sahabatnya berada. Sehabis dari acara menonton, mereka langsung pulang dikarenakan waktu sudah menuju tengah malam. Saat Skyla berjalan menuju kamarnya tidak sengaja mendengar pembicaraan orang tuanya. “Pa, mulai sekarang kita harus berhemat. Bisnis usaha kita semakin menurun dan sisa uang tabungan kita semakin menipis,” kata Anisa Rose yaitu Ibu kandung Skyla. “Iya Ma, Papa tahu, tapi masalah ini jangan sampai di denger oleh Skyla. Papa tidak mau membuat dia terbeban karena masalah ini,” kata Andrian Sheren yaitu Ayah kandung Skyla. Setelah mendengar percakapan orang tuanya, Skyla berjalan menuju kamarnya. Skyla tau bahwa selama ini orang tuanya berkerja tanpa mengeluh kepadanya, memenuhi semua keinginan Skyla. Skyla juga tidak menyalahkan mereka yang selalu meninggalkannya sendiri di rumah karena urusan bisnis. Skyla berpikir mulai besok, dia harus mandiri, mencari pekerjaan agar dia tidak membebani orang tuanya. Skyla yang sudah berusia dua puluh dua tahun, memiliki paras wajah cantik, tinggi serta tubuh yang ideal membuka laptopnya untuk mencari lowongan pekerjaan yang terpasang di media sosial. Dirinya yang lulusan sarjana ekonomi mencoba peruntungannya melamar menjadi sekretaris di sebuah perusahan terbesar di Indonesia. “Semoga lamaranku di terima.” Doa Skyla sebelum dirinya terlelap.              **** Skyla merapikan pakaiannya, mengenakan kemeja putih dan rok hitam sambil menggenggam erat tali tasnya. Kini Skyla berada di Parker Company, perusahaan urutan pertama di Indonesia. Selama seminggu Skyla baru mendapat balasan email dari perusahaan itu bahwa dirinya lolos menuju sesi selanjutnya. Proses wawancara berjalan dengan baik, semua pertanyaan yang dilontarkan penguji di jawab sempurna oleh Skyla sehingga dirinya langsung di terima oleh perusahaan itu. Skyla keluar dari gedung perusahaan dengan hati yang bahagia, mulai besok dirinya sudah bekerja di perusahaan besar itu. Skyla yang tengah berdiri di halte bus. Mendengar dering ponselnya berbunyi, Skyla membuka tasnya untuk mengambilnya. Tertera nama Natasha di layar ponsel. Saat Skyla mau menjawab panggilan tersebut, ia melihat seorang pria ingin merampok tas seorang Ibu yang baru keluar dari mobil. Tanpa berpikir, Skyla langsung melempar ponselnya dengan kuat kearah perampok itu. Tepat sasaran, benda pipih itu melayang tepat mengenai kepala perampok tersebut. Sambil berlari menghampiri Ibu tersebut, Skyla sambil berteriak, “Rampok! Rampok!” Ibu tersebut terkejut, menoleh kebelakang melihat seorang pria yang tengah mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya. Gagal dengan aksi merampoknya, pria itu dengan cepat berlari menyelamatkan diri sebelum dirinya tertangkap oleh orang sekitar. Skyla menghampiri Ibu itu dengan nafas yang tersengal-sengal lalu memperhatikan Ibu itu dari atas sampai bawah sambil dalam hati berkata, “Syukurlah Ibu itu tidak terluka.” Skyla berjalan menuju letak ponselnya yang sudah hancur saat ia ingin kembali berjalan ke halte bus, tangannya di tahan oleh Ibu itu. “Terima kasih Nona sudah menyelamatkanku,” kata Ibu itu lalu pandangan matanya turun pada tangan Skyla yang menggenggam erat ponsel. “Sepertinya ponselmu rusak akibat menolongku. Aku akan menggantikannya dengan yang baru,” lanjut Ibu itu yang tersenyum lebar menatap Skyla. Bukannya menjawab, Skyla malah terpana melihat kecantikan Ibu yang ditolonginya. Di perhatikan dari atas sampai bawah, terlihat umurnya sudah tidak tergolong muda tetapi wajah Ibu itu masih cantik bahkan tidak ada kerutan yang jelas di wajahnya. Sekejap Skyla langsung tersadar. “Tidak perlu Bu, anda tidak perlu menggantikannya. Ponsel ini masih bisa diperbaiki, tidak perlu membeli yang baru,” tolaknya. Ibu itu tersenyum hangat. “Sangat susah di zaman sekarang bertemu sosok gadis baik hati sepertimu, menolong orang tanpa pamrih.” Skyla hanya bisa tersenyum menanggapi perkataan Ibu itu. “Terima kasih Nona atas pertolonganmu. Ibu harap ini bukanlah akhir dari pertemuan kita. Jika Tuhan berkehendak mempertemukan kita kembali, Ibu ingin mengangkatmu menjadi putri Ibu.” Skyla terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Melihat ekspresi wajah Skyla, Ibu itu tertawa. Di usap lembut pipi Skyla lalu berkata, “Jangan terlalu dipikirkan. Tapi apa yang Ibu katakan itu sungguh, tidak hanya sekedar omongan belaka.” Tiba dirumah Skyla langsung menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang. Otaknya masih tergiang dengan perkataan Ibu tadi. Skyla menggelengkan kepalanya, dunia ini begitu luas tidak mungkin kita kembali bertemu. Seketika Skyla beranjak dari berbaringnya, teringat tadi siang Natasha menghubunginya. Segera ia menyalakan laptopnya untuk me-video call sahabatnya itu. Muncullah wajah Natasha di layar laptopnya. “Skyla!” panggilnya dengan berteriak membuat Skyla dengan cepat mengecilkan volume suara laptopnya. “Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi?” “Please Nat, tidak perlu pakai teriak segala. Aku tidak pekak.” “Ups! Maaf.” kata Natasha. “Jangan alihkan pembicaraan, jawab dulu pertanyaanku!” Lalu mengalirlah cerita mengenai kejadian yang terjadi siang tadi, tak lupa juga Skyla memberitahukan kabar bahagia tentang dirinya yang sudah diterima bekerja di perusahaan besar itu. Akan tetapi ada satu hal yang Skyla tidak cerita kepada sahabatnya itu, mengenai ucapan terakhir Ibu itu.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD