Prolog

354 Words
Di usia dua puluh empat tahun, Dominiq resmi menyandang gelar sebagai seorang janda. Kalau bukan karena kebodohannya di masa lalu dengan menerima Iwang sebagai suaminya, mungkin aja Dominiq nggak akan diolok-olok hatersnya sebagai perempuan bar-bar.  Karena Iwang, kehidupan Dominiq jadi berantakan. Karena Iwang pula, Dominiq jadi bodoh. Karena Iwang, Dominiq melepaskan Evan Cho. Alasannya? Klise. Evan Cho terlalu baik. Padahal nyatanya, Dominiq belum bisa move on dari mantan suaminya. Lima tahun berselang setelah dirinya putus dari Evan Cho dan mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan mendapatkan tawaran dari agensi model di sana—padahal bohong. Dominiq nggak benar-benar mendapatkan tawaran dari agensi model di luar negeri. Setelah menghabiskan waktunya di luar negeri, Dominiq kembali ke tanah air. Dalam waktu lima tahun itu, ia sudah ketinggalan banyak hal. Pertama, Lakka makin bucin sama Chua. Kedua, Nae—anaknya Lakka sama Chua yang super duper nyebelin. Ketiga, Lomi dan Endra sedang menunggu kelahiran anak ketiga mereka. Keempat—ini yang paling ngenes. Evan Cho, akan menikah. Sedangkan dia? Tolong jangan dibahas. Meskipun Dominiq dan Evan sudah putus, mereka masih menjalin pertemanan dengan baik. Bahkan ketika laki-laki itu menikah, Dominiq datang dan memberi selamat. Di tengah-tengah keramaian pesta pernikahan Evan Cho, seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun datang menghampirinya. Bocah itu menarik lengan dressnya. Sambil menengadah, ia mengatakan, "Tante jangkung, mau bantu aku nggak?" Dominiq celingak-celinguk, mencari keberadaan orangtua si bocah. "Kamu nyasar, ya? Orang tua kamu mana?" tanyanya. Bocah itu tidak menjawab. Melainkan mengulang pertanyaannya. "Tante jangkung, mau bantuin aku nggak?" "Bantuin apa?" Dominiq merespons ogah-ogahan. "Pura-pura jadi pacarnya Papa," katanya, polos. "Hah? Gimana?" dahi Dominiq berkerut. Bocah itu menarik lengan gaunnya kembali, namun dengan kekuatan lebih. Sampai-sampai dia takut gaunnya robek. "Itu..." tunjuk si bocah ke arah meja di ujung. "Bantuin Papa supaya nggak digodain sama Tante-Tante di sana." Sepasang mata cokelat Dominiq fokus memandangi sosok tampan di sana. Laki-laki berjas abu-abu, berpostur tinggi, dan tampak canggung di kelilingi banyak perempuan. Sebentar, itu kan.... "Mas Bizar, mau makan malam sama aku nggak?" Lah, iya. Itu Bizar yang ngebet pengin nikahin Chua dulu? "Pura-pura jadi pacarnya Papa. Plis?!" mohon si bocah sambil memasang wajah melas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD