Episode 1

2776 Words
Kring Kring Kring Suara nyaring dari jam beckerku sungguh mengganggu mimpi indahku. Aku menutup telingaku dengan bantal agar suaranya tak terdengar lagi. Hingga aku mendengar suara derap langkah seseorang sangat dekat dan suara berisik hingga sinar matahari menyorot ke arahku. “Ayo bangun gadis malas, saatnya ke kampus,” suara lembut itu membuatku mengerjapkan mata berkali-kali dan terbangun sambil mengucek kedua mataku. “Aku masih ngantuk, Ma.” Aku menguap lebar seraya merenggangkan kedua otot tanganku. “Cepat mandi dan sarapan. Papa, Kakak dan Adikmu sudah menunggu. Ah iya dan Abang kamu juga,” ujarnya membuatku langsung melebarkan mata bulatku menatap wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu. “Bang Vino datang, Ma?” tanyaku antusias. “Iya, dia mau mengantarkan Princes Leonna ke kampus,” ucapnya dan seketika aku bersorak senang. “astaga Leonna berisik, ayo cepat sana mandi.” “Oke Mama sayang,” aku mencium pipinya dan berlari memasuki toilet dengan semangat 45. Oh iya, aku belum memperkenalkan diriku pada kalian semua yah. Aku Leonna Fidelia Adinata, saat ini aku sudah berusia 20 tahun dan tengah menyelesaikan kuliahku yang baru semester 4 ini. Mendengar nama panjangku pastilah kalian tau siapa aku. Apalagi yang sudah membaca cerita Stay With Me dan Psycopath Revenge karya dari penulis ketje ini. Yap, tepat sekali !! Aku anak dari pasangan romantis Pradhika Reynand Adinata dan juga Thalita Putri Casandra. Kalian sudah sangat mengenal mereka bukan, kisah mereka sudah di buat novel beberapa bulan sebelumnya oleh penulis ketje ini. Aku kembarannya Leonard Pandu Adinata, dia adalah kakakku walau jarak kelahiran kami hanya 5 menit saja. Kami ini kembar tetapi tidak identik, hanya rambut kami yang kembar warnanya. Kalian tau, dia itu adalah musuh terbesar dalam hidupku, manusia paling menyebalkan di muka bumi ini. Seriously… Oke, sepertinya cukup perkenalannya, karena sekarang aku harus segera bersiap-siap untuk bertemu pujaan hatiku. Kalian penasaran yah siapa itu pujaan hatiku? Dengarkan baik-baik guy, dia adalah kakak angkatku. Jangan kaget yah.  Aku memang begitu mencintainya, dialah pahlawan hidupku selama ini. Dia yang selalu melindungiku dan selalu memanjakanku. Apalagi aku sering di bully sama kembaran dan sahabat sarapku, Dia juga yang mengajarkanku cara berbicara dan mengucapkan huruf R. Lucu Sekali, Bukan.. ©©© Setengah jam berlalu, dan kini aku sudah siap dengan celana jeans dan t-shirt berwarna Pink pastel yang di balut dengan cardigan hitam, tak lupa sepatu kets berwarna putih dan tas selendang yang sudah tersampir indah di bahuku. Aku memang sedikit tomboy, ingat yah hanya sedikit lho tidak banyak. Setelah merasa sempurna, aku langsung berlari menuruni tangga menuju meja makan. “Kamu masih saja suka berlarian di dalam rumah, Princes.” tegur pria paruh baya yang terlihat masih sangat tampan, walau usianya sudah lebih dari setengah abad, tetapi ketampanannya tak pernah berkurang sedikitpun. “Maaf Pa, lupa,” kekehku dan langsung duduk di samping adikku yang tampan dan unyu, Adrian Akbar Gaozan Adinata. “pagi abang Vino,” “Pagi Princes,” jawab abang tersenyum manis hingga memperlihat lesung pipitnya. Aduhh, tambah manis deh Abang. “Ini sarapan kamu, sandwich tanpa saos.” ujar Mama tersayangku seraya menyimpan sandwich di hadapanku. Aku memang tidak terbiasa sarapan dengan makanan berat. “Princes, bagaimana kuliahmu?” Tanya Abangku yang tampan, dia terlihat semakin menawan dengan memakai pakaian casualnya. “Lumayan Bang, tapi ada dosen killer yang selalu memberiku tugas tanpa libur. Sudah seperti kerja rodi setiap malam.” keluhku sambil menikmati sarapanku. “Lebay,” cibir si es balok alias Leonard kembaranku. “Bodo,” aku meleletkan lidahku ke arahnya. “Abang libur kerja?” tanyaku sangat penasaran, karena jarang sekali dia libur. Maklum dia itu seorang sopir udara alias Pilot. “Tidak, abang mengambil cuti seminggu. Khusus untuk menemanimu, Princes,” ucapnya, selalu saja memanjakanku. “Bisa besar kepala tuh si Ona, kalau ada Abang,” celetuk manusia es yang kembali menyahut. Kalian pasti bingung yah, tapi kalau sudah baca novel Stay with me And Psycopath Revenge milik Papa Mamaku kalian pasti paham. Tapi yang belum baca tidak usah khawatir, aku akan jelaskan sedikit. Jadi abang Vino itu adalah anak angkat Mama, jadi Mama dulu sempat mau nikah sama Papanya abang. Tapi gak jadi karena mama mencintai papa. Tapi karena bang Vino dan mama sudah sangat dekat jadilah mama tetap menganggapnya sebagai anak dan juga sebaliknya. Begitulah cerita singkatnya, kalian bisa langsung beli novelnya kalau ingin lebih jelas lagi. “Princes, kalau makan jangan sambil melamun,” tegur papa membuatku nyengir kuda. “Vino, selama liburan, kamu menginap saja di sini.” ujar mamaku yang penuh pengertian. Tau aja mau anaknya apa,, “Bener tuh, Bang.” Timpalku.  “Semangat banget kamu, Princes.” kekeh Abang.  “Kalau ada Abang kan aku terbebas dari bullyan es batu yang ada di samping Abang itu.” Abang begitu perhatian dan pengertian padaku, ia benar-benar selalu memanjakanku malah melebihi kembaranku sendiri. Kembaranku juga sebenarnya memang sangat menyayangiku tetapi dia lebih terlihat sibuk sendiri dengan usaha bengkel dan showroom mobil sportnya. Jadilah dia agak sedikit cuek dan menyebalkan. Apalagi sikap jahil dan dinginnya membuatku ingin sekali menimpuknya dengan gelas di depanku. “Kapan gue bully loe, Ona? Fitnah saja,” gerutunya. “Sering, ini Rian yang jadi saksinya. Iyakan Rian,” ucapku kepada adikku yang berumur 17 tahun. Dan Adikku itu langsung mengangguk antusias, benar-benar sekutu abadiku. Love you Brother,, “Kalian kebiasaan berbicara saat makan, cepat habiskan makanan kalian. Dan Rian sayang, cepatlah habiskan sarapan kamu, kamu sudah terlambat ke sekola,” ujar Mamaku.          “Ayo Son, kita berangkat,” ujar Papa yang sudah beranjak. “Mama ke rumah sakit sekarang?” tanyaku, “Iya, tapi nanti siang saja. Kebetulan sekarang tidak ada jadwal operasi,” ujar Mama. Mamaku memang seorang dokter spesialis bedah Thoraks dan Kardiovaskuler di rumah sakit milik opa Surya. Dan papa juga sebenarnya seorang dokter spesialis bedah Thoraks dan Kardiovaskuler juga, hanya saja sekarang papa sudah menjadi di rektur utamanya. Mama terlihat beranjak bersama papa dan Rian keluar rumah, kini hanya tinggal kami bertiga. “Duluan yah Bang,, dadah Ona jelek,” Leon beranjak seraya melempar kerupuk ke arahku. “Dasar es balok !!” teriakku, “Kebiasaan,,” Abang hanya bisa menggelengkan kepalanya. Aku memang begitu di manja oleh semua keluargaku, karena aku anak perempuan satu-satunya di sini. Jadi maklum saja yah, kalau aku begitu cerewet dan manja, malah tidak mirip sama mama dan papa yang begitu kalem, aneh sekali. ©©© Michella Pov   Hai, aku Michella Dauglas anak dari pasangan Elzabeth dan Jack. Kalian tau kan siapa mereka, mamiku adalah salah satu anggota dari Brotherhood.  Saat ini aku tengah bersiap untuk menuju ke kampus tempatku mencari ilmu. Aku sahabat dari Leonna Fidelia dan Datan Aguero Nick Mahya, pasti sudah kenal juga sama mereka, bukan. “Chella ayo cepat sarapan,” teriak Mami.  Mamiku memang senang sekali teriak-teriak, dia mami yang sangat jutek tapi juga penuh kasih sayang. Saat akan keluar kamar, handphoneku berbunyi tanda ada chat masuk. · Leonna : Sorry gak bisa jemput, gue di antar pangeran berkuda putih gue. Kenapa mendadak sekali sih si Ona kasih kabarnya, lah terus gue berangkat bareng siapa dong. Akupun mulai menghubungi seseorang. “Hallo kunyuk,” “…..” “Jemput gue,” “……” “Kalau loe kagak mau, gue laporin daddy Okta lho kemarin malem loe abis dari mana.” Chella mengambil nafasnya panjang.  “Cepat datang, gue tunggu. Jangan lama, Datan,” setelah mendengar helaan nafas dari sebrang telpon, akupun mematikan sambungan telpon.  “Chella cepat turun, kamu gak kuliah?” teriak Mami kembali. “Iya iya,” aku menyambar tasku dan berlalu keluar kamar. 15 menit sudah berlalu, aku masih duduk manis di meja makan sambil menikmati sarapanku. Tak lama aku mendengar teriakan makhluk halus dari alam lain. “Hallo everybody,” teriaknya dan berjalan menuju ruang makan. “Selalu berisik seperti Daddynya.” ujar Mami, tepat sasaran. Papi dan aku hanya terkekeh saja. “Halo Mami Elza, Papi Jack,” sapanya seraya mencium tangan kedua orangtuaku. “Heh Lonja, ayo capcus. Udah siang nih.” “Iya Kunyuk,” ujarku. “Mam, Pap, Chella berangkat dulu yah,” aku mencium kedua pipi mami dan papi lalu beranjak pergi meninggalkan rumah. ©©© Author Pov   Mobil sport milik Alvino sudah terparkir manis di parkiran kampus Leonna.  “sudah sampai, Princes,” ujar Vino membuat Leonna menengok dan tersenyum. “Nanti Abang jemput lagi?” Tanya Leonna, “Siap tuan putri, pulangnya Abang jemput. Sekarang belajar yang benar, oke.” Vino mencubit pipi Leonna membuatnya terkekeh. “Siap abang,” Leonna mengecup pipi Vino dan langsung keluar mobil dengan wajah yang merona karena malu. Leonna sedikit berlari memasuki kampus sambil mesem mesem. Ia memasuki kelasnya yang terlihat sudah ada Datan dan Michella. Datan terlihat sedang berbincang dengan seorang wanita dan Michella sedang duduk di kursinya dengan membaca buku. “Halo Lonja, Sayang” ujar Leonna senang. “Itu muka, kenapa berseri-seri gitu?” Tanya Chella heran. “Mau tau atau mau tau banget,” goda Leonna seraya memainkan kedua alisnya. “Idih main rahasia-rahasiaan segala” kekehnya. “Widih, itu muka abis di laundry dimana, Ona?  Cerah bener.” ujar Datan yang baru saja menghampiri meja kedua sahabatnya dan duduk di hadapan mereka berdua. “Mau tau aja loe Buaya Kunyuk.” ujar Ona cuek saja. “Sepertinya ini ada kaitannya sama abang Vino deh.” goda Chella. “Bener tuh, kayaknya abang Vino udah nyatain perasaannya.” ujar Datan. “So tau loe, Kunyuk. Dia gak bicara apa-apa, hanya seperti biasanya penuh perhatian dan kelembutan.” kekeh Leonna. “Si Mr. ice kemana?” Tanya Datan. “Gak tau, dia udah berangkat duluan tadi,” jawab Ona cuek. “Gue mau ke kelasnya, kebetulan gue bawain dia sarapan.” ujar Chella dengan semangat tetapi segera di tahan oleh Leonna. “Jangan !! dia udah sarapan tadi,” ujar Leonna. “Iya, daripada loe mewek lagi karena di kick sama si Leon ice. Mending tuh sarapan buat gue. Gue belum sempet sarapan tadi karena harus jemput loe,” ujar Datan. “Gitu yah, ya udah deh nih makan.” Chella akhirnya menyerahkan kotak bekalnya ke Datan. Datan, Leon, Michella dan Leonna adalah sahabat dekat. Mereka bahkan satu kelas, hanya Leon yang berbeda. Walau masih satu kampus. Di dalam kampus, Leonna terkenal cewek yang periang, berisik, tetapi juga kadang tertutup saat ada masalah. Walau terlihat sedikit tomboy, tetapi di kampus banyak sekali yang mengidolakan Leonna bahkan ada yang menyatakan perasaan mereka secara terang-terangan. Tetapi semua pria itu akan lolos seleksi setelah berhadapan dengan sang kembaran Leonna yaitu Leonard sang pangeran es. Leon terkenal sebagai pria yang irit bicara dan pendiam. Tetapi dengan sikapnya yang dingin itu, tak menyurutkan pesonanya. Leon merupakan the most wanted di kampus, hampir semua wanita di kampus tergila-gila padanya. Walau hanya di balas dengan tatapan dingin dan datar saja oleh Leon.  Leonna juga sering sekali mendapatkan titipan coklat dan surat cinta untuk Leonard, tetapi selalu di tolak Leonard. Jadi hasilnya, surat-surat itu akan di baca Leonna dan coklatnya di nikmati Leonna dan Michella. Michella adalah salah satu fans berat dari Leonard dari sejak kecil, tetapi balasan Leonard padanya hanya datar saja. Tetapi Michella tak pernah lelah untuk terus mengejar perhatian dan cinta dari seorang Leonard. “Gimana tadi berangkat bareng sang pangeran berkuda putih loe?” Tanya Michella antusias membuat Leonna tersenyum malu-malu. “So manis loe, pake mesem-mesem segala,” celetuk Datan. Plak …Leonna memukul kepala Datan dengan bukunya. “dasar Kunyuk sialan, nggak bisa lihat orang lagi kasmaran dan bahagia.” cibir Leonna. “Loe kagak pantes buat so tersipu-sipu kayak gitu, Ona.” “Berisik loe, Little Buaya.” ujar Ona. “curhatnya nanti aja deh Chell, abis nih Kunyuk pergi sama cabe-cabeannya.” tambahnya membuat Chella terkikik. ©©© Verrel sudah rapi dengan jasnya dan menuruni undakan tangga. “kamu mau kemana, Sayang?” Tanya Serli yang tengah menyuguhkan kopi kepada Daniel yang sedang membaca Koran. “Aku ada pertemuan dengan Client, Bunda.” ujar Verrel berjalan mendekati mereka berdua. “Client ini dari Korea, dia meminta bantuan untuk membuat dekor perusahaannya yang akan di bangun di sini. Ini Client penting,” “Oya? Wah bagus dong, kantor jasa kamu akan semakin sukses, Rel.” ujar Daniel melipat Koran yang tengah ia baca. “Iya Ayah, kalau tender ini berhasil dan jasaku di sukainya. Perusahaan jasa arsitekku ini akan meningkat pesat,” ujar Verrel, “pokoknya doakan Verrel selalu yah Bun, Yah.” “Pasti jagoan Bunda, doa Bunda akan selalu menyertaimu putraku sayang.” Serli mengecup kening Verrel. “Pokoknya kalau kamu dapet honornya, langsung teraktir Ayah yah.” bisik Daniel membuat Verrel terkekeh. “Dasar Ayah tak tau diri,” gerutu Serli membuat Verrel dan Daniel terkekeh. Mereka berdua memang begitu mirip. ©©© Datan, Chella dan Leonna tengah menikmati makan siang mereka. Datan duduk sambil merangkul pundak seorang mahasiswi. Tak lama di kantin langsung heboh saat sang cover boy datang. Leonard datang bersama dua orang temannya memasuki kantin. “selalu heboh,” keluh Leonna. “Heh Chella, tuh muka jangan mupeng gitu. Biasa aja kali, tuh iler loe netes,” celetuk Datan membuat Michella memperbaiki raut wajahnya. Leonna hanya tertawa saja melihatnya. “Dasar Kunyuk sialan, ganggu kesenangan orang aja,” gerutu Chella. “Ngapain sih tuh cewek nguntilin Leon mulu?” ucap Chella kesal. “Meneketehe,” jawab Leonna santai menikmati mie ayamnya. “Hallo Ona sayang,” Leon duduk di samping Leonna dan meneguk minuman greantea milik Leonna hingga tandas. “Dasar es batu tak tau diri, minuman gue kenapa di embat semua?” ucapnya dengan kesal. “Gue haus Ona, abis latihan basket.” Jawab Leon dengan santai. Leon tak memperdulikan Michella yang terus meliriknya. “heh Kunyuk, pacaran mulu loe.” “Syirik aja loe ice batu,” ujar Datan. “Ona, tolong usirin dong cewek-cewek di belakang,” bisik Leon seraya merangkul pundak kembarannya itu. “Males ah,,”keluh Leonna dan terus makan mie ayamnya. “Ayolah sayang, nanti gue kasih mobil yang loe inginkan deh. Kebetulan di showroom baru datang beberapa mobil sport terbaru. Malah ada yang limited edition,” bisik Leonard. Leonard memang memiliki usaha showroom mobil dan bengkel mobil. Entah hobi dari mana tetapi Leon tak menyukai rumah sakit berbeda dengan sang Papa. “Serius nih? Ah loe suka modus.” ujar Leonna tak percaya. “Serius sayang, ayolah. Risih nih gue di ikutin mereka.” Keluh Leon. “Oke, awas bohong. Gue laporin papa.” ancam Leonna. “Iya anak papa,” ejek Leon membuat Leonna mencibir tetapi tetap beranjak dari duduknya. “Hello lady’s, bisakah kalian jangan berdiri disini? Aduhhh gue rasanya pengap banget di kelilingi sama kalian semua. Pergilah sana,” usir Leonna sedikit berteriak. “Hush hush hush…” timpal Michella membantu Leonna dengan senang hati. “Tapi kami ingin bicara pada Leon.” ujar salah satu dari mereka. “Iya nanti saja bicaranya, saat ini kita sedang makan. Gue paling males kalau lagi makan kegerahan karena sumpek.” ceroscos Leonna. “Ayolah kalian turuti saja, bukankah restu dari kembarannya Leon itu sangat berpengaruh. Jadi kalian harus turuti keinginannya.” timpal Datan yang juga merasa risih karena mejanya di kelilingi para wanita. “Ayolah pergi” ujar Leonna. “Yaaaahhhhhh.” keluh semuanya dan berlalu pergi. “Thanks kembaranku yang cantik,” Leon mencium pipi Leonna membuat Michella iri sendiri melihatnya. “Jangan cium cium deh, bau tau. Loe baik sama gue karena ada maunya.” ujar Leonna sebal membuat Leon terkekeh. “Heh Buaya kunyuk, nanti malam kita balapan.” Ajak Leon. “Siap. Moga aja daddy nggak ngomel lagi.” ujar Datan. “kalian mau ikut?” “Gue boleh ikut yah,” ujar Michella dan membuat Leonard memutar bola matanya malas. “Bisa gak sih jangan bawa-bawa cewek, ribet tau.” celetuk Leon membuat Michella menunduk. “Cowok kali yang ribet, dasar ice batu.” celetuk Leonna yang paham kalau Michella tersinggung. Leon malah terlihat cuek saja dan ikut menikmati makanan milik Leonna. “Dasar pengusaha pelit, seneng bener sih ganggu acara makan gue.” Amuk Leonna. “Berisik!” ©©© Leonna dan Michella baru saja sampai kerumah Leonna. Disana terlihat Vino tengah bermain game bersama Adrian.  "Assalamu'alaikum," teriak Leonna. "Wa'alaikumsalam," jawab Adrian. "Halo Abang, halo Rian,"sapa Leonna dengan ceria. "Halo kakak, eh ada kakak Chella juga ternyata." ujar Adrian membuat Michella tersenyum. "Halo Rian ganteng," sapa Michella mencium pipi Rian. Vino tak bergeming, tatapannya terus terarah kepada Michella yang menggoda Adrian dan mengajaknya mengobrol. "Bang, kenalin ini Michella, sahabatku." ujar Leonna. "Chell, loe belum ketemu sama abang Vino kan. Ini kenalin, dia bang Vino." ujar Leonna membuat Michella mengalihkan pandangannya ke arah Vino diiringi senyuman manisnya, membuat Vino semakin terpesona. "Michella," "Abang," Leonna menyenggol lengan Vino. "Oh iya, Alvino," ©©©
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD