Chapter 1 - About CEO

1540 Words
Chapter 1 - About CEO Gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi menembus langit. Semua berdiri kokoh di tengah kota Jakarta yang padat. Gedung-gedung itu seakan berlomba-lomba menjulang tinggi ke langit. Kebanyakan dari gedung itu adalah gedung sebuah perusahaan. Salah satunya adalah perusahaan Multi Fasihon Grup. Perusahaan gabungan Indonesia, New York dan Korea. Perusahaan fashion terbesar seasia. Semua hasil desainer yang Multi Fashion Grup. Selalu menjadi trand centre, soalnya setiap desainnya selalu fresh dan fashionable. Alfred Walker yang menjadi direktur utama Multi Fashion Grup di New York, menikah dengan Kim Hana, yang juga direktur utama Multi Fashion Grup di Korea. Perusahaan yang sama-sama besar, semakin besar saat mereka bersatu. Mereka memutuskan untuk pindah ke Indonesia. Mereka mempunyai anak bernama Nicholas Alfred Walker. Anak satu-satunya dari keluarga Alfred Walker. Sejak kecil Nicho mendapatkan didikan keras oleh Alfred. Nicho harus jadi nomor satu di sekolahnya. Kalau ada nilai yang jelek. Alfred akan langsung menghukumnya. Namun, ternyata Nicho sangat cerdas luar biasa. Ia selalu jadi peringkat pertama di sekolahnya. Bahkan nilai-nilainya selalu sempurna. Saking fokus pada belajar, Nicho jadi sangat dingin. Satu-satunya sahabatnya Nicho hanya Park Woo Bin. Selain sahabat, ia juga sepupunya Nicho. Woo Bin adalah anak dari kakaknya Kim Hana. Selain itu, Nicho tidak punya teman lain. Temannya hanya buku saja. Makanya Nicho sangat jenius. Setahun lulus kuliah, Alfred mengalami kecelakaan yang parah. Sehingga membuat Alfred koma yang cukup lama. Sebelum kecelakaan itu terjadi, Alfred pernah berpesan agar Nicho harus cepat menikah. Agar resmi semua harta kekayaanya menjadi milik Nicho. Sampai-sampai diadakan sayembara calon istri untuk Nicho. Sayembara pertama tidak berhasil. Tidak ada satupun yang menarik perhatian Nicho. Karena dia memang sangat selektif dalam mencari pendamping hidup. Kim Hana berencana untuk mengadakan sayembara kedua. Kali ini ia melibatkan banyak perempuan pilihannya. Termasuk pegawai di kantornya. Awalnya Nicho menolak, tapi apa daya. Nicho tidak bisa berbuat apa-apa. Karena ia selalu nurut pada orang tuanya. Akhirnya Nicho setuju. "Gwaenchanha? (Apa kamu baik-baik saja?)" tanya Kim Hana membuyarkan lamunan Nicho. "Ayo lah mom, ini Indonesia jadi ngomong pake bahasa Indonesia aja," protes Nicho. Meski sudah sering diingatkan. Namun, Kim Hana tetap suka berbicara pakai bahasa Korea. "Momy ini orang Korea loh! Kamu jangan lupa itu. Kamu ngelamunin apa sih?" tanya Kim Hana penasaran. "Mom, apa harus aku mengadakan sayembara. Momy tahu kan, yang kemarin saja gagal!" protes Nicho lagi. "Yakin lah sayang. Kali ini kandidatnya orang-orang kantor. Momy yakin pasti ada yang kamu taksir. Ayolah, enggak ada salahnya buat nikah muda," rayu Kim Hana. Sebetulnya sangat malas menuruti kemauan momy dan dadynya, tapi mau bagaimana lagi. Kemauan mereka memang tidak bisa ditolak. Nicho kembali melamun. "Nicho, Gwaenchanha? (Kamu baik-baik saja?)" tanya Kim Hana lagi. Kali ini Nicho malah masuk ke ruang rawat Alfred. Melihat kondisi dady yang terbaring lemah tidak berdaya. Sudah lebih dari setahun Alfred dalam keadaan koma. Belum ada tanda dari Alfred untuk sadar. "Dad, kalau dengan aku menikah, dady bisa siuman. Aku bersedia deh. Tapi dady harus cepat bangun yah. Dady udah setahun loh tidur," ujar Nicho. Meskipun Alfred sangat keras pada Nicho. Namun, Nicho tetap menyayangi orang tuanya. Nicho mengerti kenapa Alfred sampai mendidik Nicho dengan sangat keras. Itu karena agar Nicho menjadi orang hebat dikemudian hari. Akhirnya sekarang, saat Alfred terbaring lemah koma. Nicho bisa menjadi CEO yang baik di perusahaannya. Bahkan omset yang didapatkan perusahaan naik tiga puluh persen dari sebelumnya. Padahal baru setahun menjabat sebagai CEO. Kepintaran Alfred ini sepertinya diwarisi pada anak tunggalnya. Tinggal satu yang kurang. Nicho harus menikah secepatnya. Agar semua saham dan kekayaannya menjadi milik Nicho seutuhnya. "Momy yakin. Dady akan segera sadar. Kamu nikah dulu aja. Masa enggak ada satupun yang kamu taksir?" tanya Kim Hana. "Mom, Dwaegeonen! I jit I jigeowo jugetseo! (Tolong jangan bicara lagi! Ini sangat menyebalkan!) please tidak semudah itu untuk jatuh cinta," protes Nicho lagi. "Hmmm katanya jangan bicara bahasa Korea. Itu kamu pakai bahasa Korea," Kim Hana terkekeh melihat tingkah laku anaknya. "Bagaimanapun kamu ada garis keturunan Korea. Enggak ada salahnya kan bicara pakai bahasa Korea," ujar Kim Hana merasa menang. Kalau dipikir iya juga sih. Kenapa juga selama ini Nicho melarang momynya untuk tidak menggunakan bahasa Korea. Padahal negara itu adalah negara kelahiran ibunya. Sudah sepantasnya ia menghargai negara kelahirannya. Dengan tetap memakai bahasa Korea di manapun Kim Hana berada. Kim Hana membelai halus kepala Alfred. Suami yang selama ini telah hidup bersamanya lebih dari tiga puluh tahun. Rasanya sakit, saat melihat orang yang kita cintai. Terbaring lemah tak berdaya seperti sekarang. Kim Hana rindu saat-saat kebersamaan dengan Alfred. Alfred yang tegas dan kadang galak, tapi ia punya sisi yang sangat penyayang. Alfred memang dididik keras oleh ayahnya dulu. Jadi Alfred juga mendidik Nicho dengan cara orang tuanya dulu. Namun, caranya Alfred terlalu keras. Sehingga membuat karakter Nicho yang pendiam dan dingin. Penurut memang bagus, tapi tidak bisa bersosialisasi dengan yang lainnya. Itu tidak baik juga. "Nicho yakin kok. Dady pasti cepet siuman," ucap Nicho untuk menguatkan momynya. Satu tetes air mata terjatuh ke pipi Kim Hana. Hanya Nicho satu-satunya yang bisa menjadi tempat berbagi kali ini. Hanya pada Kim Hana, Nicho terasa hangat. Nicho sangat sayang pada momynya. Meskipun kadang sebal juga. Karena selalu memanjakan Nicho. Ia tidak suka bermanja-manja. Nicho lebih suka mandiri. Nicho mengerti Kim Hana melakukan hal itu, karena sayang pada Nicho. Namun, Nicho bukan tipe orang yang memanfaatkan harta orang tuanya untuk berfoya-foya. Atau manja-manjaan sama momynya tanpa kerja keras. Karakter yang ditanamkan oleh Alfred dari kecil. Membuat Nicho lebih kuat dan mandiri. Makanya ia mampu mengambil alih perusahan ayahnya. Saat Alfred sedang terjatuh. Bahkan lebih baik dari Alfred. Nicho memeluk momy kesayangannya. Semoga saja dengan memeluknya. Itu bisa sedikit mengobati kerinduannya pada dadynya. Selama Alfred koma. Nicholah yang harus menjaga Kim Hana, menggantikan Alfred. ******** Hari ini disalah satu hotel bintang lima ternama di Jakarta. Sedang diadakan Jakarta Fashionweek. Nicho sebagai CEO di perusahaan Multi Fashion Grup. Sudah hadir di sana. Semua desainer dan para model berkumpul diacara itu. Baju-baju hasil desainer perusahaan Multi Fashion Grup juga ikut dipamerkan dalam acara ini. Banyak sekali perusahan fashion ternama dalam acara ini, tapi Multi Fashion Grup selalu jadi yang terbaik. "Congratulation brow! Dangsineun jeongmal daedanaesseoyo (Selamat, Kamu memang luar biasa)," puji Park Woo Bin yang juga ada diacara itu. "Itu semua juga berkat kerja keras elo, kok. Elo juga beperan penting di sini." Nicho balas memuji Park Woo Bin. "Kayaknya elo perlu sekretaris deh Nich, setelah menang tander ini. Kerjaan elo akan semakin banyak. Supaya enggak keteteran ada baiknya elo punya sekretaris baru," saran Park Woo Bin. "Idea bagus. Enggak perlu yang berpengalaman sih. Asal dia cerdas dan cepet ngerti aja udah cukup kok. Elo bisa urus ini kan?" tanya Nicho. "Siap. Gue udah ada calonnya kok," jawab Park Woo Bin. "Wah selamat yah. Nikahnya kapan?" tanya Nicho usil. Nicho memang dingin, tapi kalau didepan Park Woo Bin. Ia selalu menyebalkan. "Rese lo! Elo tuh yang harusnya nikah. Gue mah gampang," sanggah Park Woo Bin. Aneh saja dua cowok ganteng seperti Nicholas dan Park Woo Bin masih jomlo. Bukannya enggak laku. Mereka terlalu sibuk dengan karirnya sampai lupa mencari pasangan juga penting. Diusia mereka yang masih dua puluh delapan tahun. Mereka sudah dibilang mapan. Namun, belum siap untuk menuju jenjang yang lebih serius. Kalau Park Woo Bin sih mending pernah pacaran beberapa kali. Sering gonta ganti pacar. Sedangkan Nicho? Dekat sama cewek saja belum pernah. Sekretaris yang dulu lelaki. Kayaknya kali ini Park Woo Bin punya idea. Ia harus cari sekretaris seorang perempuan. Semoga saja mereka bisa berjodoh. "Gimana kondisi om? Apa masih belum ada perkembangan?" tanya Park Woo Bin. "Masih sama aja. Kayaknya memang saatnya gue nikah. Lo cariin gue cewek Korea, kek. Atau cewek lokal juga enggak apa-apa!" cetus Nicho. Ia mulai frustrasi karena belum juga menemukan cewek yang cocok untuk jadi calon istrinya. Padahal di dunia ini cewek banyak, tapi enggak ada sedikitpun yang Nicho taksir. Cinta, Nicho saja tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Ini sekarang malah disuruh nikah. Nikah tanpa cinta? Bisa saja, tapi kan pernikahan bukanlah hal yang asal-asalan. Nicho juga ingin merasakan yang namanya jatuh cinta. Yang katanya semua akan terasa indah ketika sedang jatuh cinta. Merasakan deg-degan saat memandang orang yang kita cintai. Merasakan getaran ketika berhadapan dengan orang yang kita sayangi. Nicho pernah sesekali nonton drama Korea. Sering eneg melihat sifat romantis mereka, tapi tidak memungkiri sisi romantis itu. Nicho ingin juga merasakannya. Bagaimana bisa merasakannya, kalau dia sangat dingin sama cewek? Nicho belum mau merubah sifatnya yang sangat dingin ini. Ia mau calon istrinya menerima sifatnya apa adanya. Kebanyakan kandidat kemarin yang mencalonkan jadi istri Nicho dalam sayembara, melihat Nicho sebagai CEO yang kaya raya. Melihat Nicho dari segi harta dan kekayaan. Padahal Nicho tanpa Alfred bukan apa-apa. Yang kaya itu ayahnya. Bukan Nicho. Rasanya ia ingin ada cewek yang berbeda. Yang memandang dia sebagai dirinya sendiri. Tanpa melihat jabatan dan kekayaannya. Jabatan dan kekayaan bisa saja hancur. Apa bisa mereka menerima Nicho kalau andai nantinya jatuh miskin? Atau mungkin mereka akan meninggalkan Nicho, karena tidak kaya lagi. Nicho harus seselektif mungkin dalam mencari pendamping hidupnya. Prinsip Nicho sama seperti Kim Hana. Hidup hanya sekali, maka menikahpun hanya sekali. Jadi Nicho tidak boleh mencari istri yang sembarangan. Nicho ingin satu cinta untuk selamanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD