Bab 1 Kebahagiaan kecil

1074 Words
Siang itu, semua berkumpul di acara pernikahan Reza dan Qirani. Terlihat kedua pasangan itu begitu bahagia, tergambar dari kedua wajah mempelai yang tidak henti-hentinya menyunggingkan senyumannya disana. Ijab kabulpun akan segera dimulai, nemun Gandi, Evan dan juga Eric belum juga datang saat itu. Kebetulan memang Eric, Nora dan juga Gnadi serta Keyra datang bersamaan, namun tidak dengan Evan yang datang dengan Vanya. "Gand...kamu sengaja ya mau buat Reza nangis diacara pernikahannya karena kita telat?" tanya Eric pada sahabatnya itu, sedangkan Gandi hanya fokus menatap kearah jalan di depannya saja. "Udah deh Ric, lu bisa diem kan? cewek gue aja nggak bawel kayak lu, ya kan sayang?" ucap Gandi sembari sesekali menoleh melirik kearah Key disampingnya. Key duduk disamping kemudi pas. "Iya yang...sudah fokus saja deh..." ucap Key pada lelaki disampingnya. Hingga beberapa saat, akhirnya ke empatnya sampai juga di tempat acara. Ke empatnya pun lalu turun dari dalam mobil dan akan menuju ke pintu utama gedung. Tiba-tiba langkah kaki Gandi terhenti saat ia melihat Evan yang juga baru keluar dari dalam mobilnya, Gandi makin tersentak kaget saat ia melihat siapa gadis yang tengah melingkarkan tangannya ke lengan Evan. "Apaan sih Gand? napa seperti lihat hantu sih?" tanya Eric saat ia menyadari bahwa Gandi tengah mematung di tempatnya, disusul Key dan juga Nora yang mengekor dibelakang keduanya, namun kemudian ikut berhenti pula. "Gue mimpi nggak sih yang? eh mana Key?" ucap Gandi yang memang mencari Key karena disebelahnya saat itu adalah Eric, Gandi mencari keberadaan kekasihnya itu dan bertanya padanya. "Mimpi apa sih yang?" tanya Key yang memang tidak mengerti apa yang kekasihnya itu tanyakan. Sampai... "yuk...kalian masih menunggu siapa lagi?" ajak Evan yang berlalu begitu saja dari hadapan ke empatnya. "Hah...apa aku salah lihat? bukannya itu Evan dan Vanya? kok bisa?!" ucap Eric yang begitu terkejut dibuatnya. Karena setahu Eric, Vanya sudah memiliki suami, dan itu pun banyak yang sudah mengetahuinya. "Ya emang itu tadi yang aku tanyakan Ric, kok lu baru nyahut sih?" ucap Gandi yang lalu menggenggam jemari Key dan mengajaknya masuk. Sedangkan si Nora yang tidak tahu apa yang kekasihnya dan teman kekasihnya itu obrolkan hanya bisa mengekori Eric saja disana. "Yang...jangan buat masalah ya didalam, aku yakin Evan bukan anak kecil lagi yang tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak pantas. Jadi...kamu harus mengerti akan hal itu ya yang...jangan sok main menghakimi saja!" ucap bisik Key tepat di samping telinga Gandi. Gandi yang mendengar bisikan itupun hanya bisa menarik paksa pinggang kekasihnya hingga mepet kearahnya. Mendekatkan wajahnya tepat ke pipi gadis itu. "Sejak kapan aku asal main ceplos saja? ya aku tahu lah yang kalau si Evan itu udah dewasa...hemmz...nggak pernah ya aku asal tebak aja!" ucap Gandi yang membuat Key terkikik sembari merangkulkan satu tangannya ke pundak Gandi yang tepat di sebelah tubuhnya. Key menyandarkan dagunya tepat di atas punggung tangannya sendiri di sana. Telapak tangan yang menyandar lembut di pundak Gandi. Seolah meledek kekasihnya itu. "Yang kemarin sok cool...sok nggak peduli...sok tahu...sok segala-galanya itu siapa coba? hemmz..." ucap Key yang mengingatkan Gandi atas apa yang ia lakukan, bahwa Gandi dengan pemikirannya sendiri mengambil keputusan yang ia kira itu baik untuk keduanya. "Iya, iya tahu...aku salah...mana mungkin aku ulang lagi sih...ya nggak lah yang...apaan sih...pakai ngingetin segala!" gerutu Gandi di sela-sela jalannya. Sedangkan Eric dan juga Nora yang melihat kelengketan kedua orang di depannya hanya cuek saja, Eric tahu kedua sahabatnya itu baru di persatukan setelah perpisahan panjang yang menguras air mata dan juga duka, menjunjung kesetiaan keduanya yang akhirnya baru di persatukan. Reza yang sudah bersiap di tempat duduknya dan menunggu pak penghulu memberi aba-aba hanya bisa menunggu teman-temannya. Ia tersentak kaget bukan main saat melihat Evan yang datang menggandeng Vanya. Reza tahu betul Evan tidak pernah bisa berhenti untuk mencintai cinta pertamanya itu, namun Reza tidak habis pikir bahwa Evan ternyata datang dengan Vanya yang saat itu sudah resmi menjadi istri orang lain, itu yang Reza tahu. Evan mendekat kearah Reza lalu memberi salam padanya, tidak lupa Evanpun memeluk tubuh sahabatnya itu disana. "Gila ya Van, kenapa kamu datang menggandeng Vanya?" ucap Reza lirih tepat di telinga Evan saat Evan memeluknya. "Za...dia sudah menjadi milikku sekarang! dia tidak terikat dengan siapapun saat ini, dan hanya boleh aku yang mengikatnya! paham!" ucap Evan dengan balasannya pula, dan saat itu Reza pun bisa mengerti, bahwa Evan yang tidak pernah main-main dengan ucapannya itu, pasti sudah tahu konsekuensinya, atau malah memang apa yang lelaki dingin itu katakan memang benar kenyataannya. "Ya...ya Van...baiklah...bersenang-senanglah...aku tunggu kabar baiknya." Ucap Reza pada sahabatnya itu, sembari kedua tangannya menjabat erat disana. "Pastilah aku bakalan nyusul Za...tenang saja." Ucap Evan yang lalu mundur dan memberi ruang untuk Gandi dan Eric beserta pasangan masing-masing. "Selamat ya Bro..." ucap Gandi pada sahabatnya itu yang tengah memberi selamat, dimana saat itu pelukan hangat Gandi ia berikan untuk Reza sahabatnya. "Makasih ya...selamat menikmati pestanya!" ucap balasan Reza pada Gandi dan juga Eric. Lalu acara intipun dimulai. Pak penghulu yang memberi kode pada Reza pun akhirnya melakukan apa yang harus ia lakukan. Ijab kabulpun berlangsung sangat khidmad dan juga sakral, teriakan "sah" yang saat itu mengakhirdari ucapan dan doa dari pak penghulu. Dilanjut dengan acara santai dan makan-makan. Disanalah Gandi yang berusaha akan mendekati Evan. Karena Gandi belum tahu status terbaru Vanya saat itu. Dengan isyarat mata Gandi memanggil Evan disana, Evan pun yang melihat isyarat Gandi itu hanya bisa menuritinya saja. "Yang...aku tinggal sebentar ya...Gandi dari tadi ngasih kode terus." Ucap Evan pada kekasihnya, dan Vanya hanya mengangguk mengiyakannya saja. Segera saja Key dan juga Nora turut menghampiri Vanya, karena memang Vanya dalah teman Key semasa dulu. "Hei...makin cantik saja sih kamu Van...gimana? apa kabarnya?" tanya Key pada temannya itu. "Baik Key...kamu pun makin tambah cantik sekali...oh masih setia pula ya sama Gandi!" ucap Vanya yang kebetulan memberikan selamat pada temannya itu. "Ini?" ucap Vanya yang tidak tahu siapa yang bersama dengan Keyra saat itu. "Ini Nora, tunangannya Eric...Eric klepek-klepek sama Nora...kalau nggak nurut bisa-bisa dibanting ntar...Nora jago silat Van..." canda Key yang memeriahkan suasana saat itu. "Selamatnya untuk kalian semua...hubungan kalian terlihat lancar dan bahagia. Tidak seperti aku...saat ini setatusku adalah..." ucap Vanya dengan wajah yang menunduk dan sedikit murung. Vanya tidak melanjutkan kata-katanya karena Key sudah menyahutnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD