Naluri Istri

1200 Words
___ Hiduplah bahagia dengan orang yang mencintaimu,jalani sebaik mungkin hingga kamu tidak mengenal luka___ Happy reading. LYMS Afila menatap Nanda yang berada di samping dengan tertawa pelan,lelakinya tengah sibuk memainkan game kesukaan Afila,walau awalnya menolak untuk ikut permainan yang Afila sukai,yaitu ular tangga.Dengan modal ngambek akhirnya Nanda menyetujui untuk ikut dalam permainan membosankan itu. Wajah Nanda telah di penuhi pewarna makanan,kekalahan yang sedari tadi ia dapatkan membuat ia harus di orat - oret oleh Afila. "Kan kalah lagi." Nanda frustasi,ia mengacak-ngacak rambutnya kesal. " Ini terakhir kalinya di coretin, kita nggak main lagi." Jawab Afila tertawa senang,ia mengambil pewarna makanan banyak-banyak dan mengusap keseluruh wajah suaminya. " Udah puas?" Nanda menunjukkan wajahnya. " Udah dong," Afila terkekeh geli.Bahkan wajah tampan suaminya sudah berganti dengan warna kebiruan." Afila pemenangnya lagi,yeay. "Ia bangun dari duduknya dan meletakkan permainan ular tangga di lemari Tv. " Ya ialah,permainan yang Afila sukai gimana nggak menangnya," balas Nanda mengambil handuk yang berada di gantungan. " Abang mau mandi?" tanya Afila mencubit pinggang Nanda. " Sakit lo sayang,di peluk kenapa bukan di cubit." Nanda menatap Afila yang tengah tersenyum merekah. " Uuuh sakitnya," Ejeknya memegangi pinggang sendiri. " Buatin abang jus Mangga dong," ujar Nanda melangkah ke kamar mandi. "Lima belas ribu Satu gelasnya." Jawab Afila menuju ke dapur. Mendengar ucapan istrinya,lelaki itu menghentikan langkahnya dan tertawa pelan. " Mahal banget Mbok,di warung mbak Miroh cuma Tujuh ribu kok." " Mbok? Abang fikir Afila udah tua," " Abis suka banget perhitungan,persis seperti mbok - mbok." Nanda masuk ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. " Masa?" " Coba kamu ketemu sama mbok - mbok deh,cerewetnya sama persis." Nanda terkekeh menatap Afila yang sedang membuat jus. " Tapi cantikan Afila pastinya." Sambung Nanda tersenyum manis pada istrinya yang sudah di sebelah. " Mbok - mbok itu pasti udah punya cucu, ya wajar aja cantiknya hilang,sedangkan Afila jangankan cucu,anak aja belum punya.Padahal ini udah Empat bulan pernikahan kita ya kan Bang?" " Maaf ya,Abang bukan nggak ingin punya anak dari Afila.Tapi kita program dulu satu tahun aja." " kenapa?" tanya Afila dengan raut wajah sedih. " Abang ingin berdua dengan Afila,menikmati Afila yang milik abang seorang,abang masih belum siap berbagi dengan si kecil nantinya." " Tapi bener Satu tahun ya atau enam bulan aja." Tawar Afila antusias. Nanda tersenyum pelan mengecup puncak kepala Afila,lalu mengambil jusnya. " Afila masih belum mau melanjutkan belajar?" " Maksudnya kuliah?" Nanda mengangguk," Abang ingin kepintaran Afila tidak tersia-siakan begitu saja." " Tapi kalau Afila kuliah dan sibuk dengan tugas,abang kehilangan perhatian Afila sebagai seorang istri.Emang mau?" " Enggak sih,tapi kalau Afila mau melanjutkan belajar abang dukung,kalau Afila mau menjadi istri abang di rumah tetap jadi kesayangan." " Abang malu ya kalau rekan kerja abang tau Afila hanya lulusan SMA? beda dengan istri-istri mereka yang bergelar sarjana bahkan lebih dari itu?" " Eh enggak sayang,abang malah bangga Afila berstatus istri abang tanpa gelar,dimana kamu lebih menghargai abang sebagai seorang suami." Nanda memeluk tubuh istrinya dan mengajak duduk di ruang tamu. LYMS Di temani p***y,kucing kesayangannya Afila duduk di taman halaman rumah miliknya dengan Nanda.Pagi ini ia sendiri lagi setelah Nanda pamit untuk ke kantor. " Mbak Afila ya?" suara wanita separuh baya yang berada di luar pagar rumah menyadarkan Afila yang sedang bermain dengan binatang kesayangannya. " Ia bu,ada apa?" jawab Afila kebingungan. " Baru pindah ke kompleks sini mba?" ujar wanita yang menggunakan baju daster hitam. Afila mengangguk dan membuka pintu pagar." Iya bu,baru Dua minggu yang lalu pindah." " Darimana mba?" " Saya asli Indonesia hanya saja domisili di Ausi,balik ke Indonesia karena dapat suami orang sini." Jelas Afila sembari mempersilahkan tamunya masuk. " Suaminya yang tadi pagi keluar pake baju batik ganteng - ganteng gitu ya mbak ya?" " Iya,dia suami saya." Afila tertawa. " Saya kira mas - mas gantengnya masih single,soalnya saya juga single mbak,di tinggal suami nikah lagi." Wanita itu terlihat sedikit kecewa dan Afila tertawa pelan mendengar curahan hati tetangga barunya." Begini lah mbak kalau sendiri terkadang ada saatnya kita butuh teman hidup," Afila mengangguk setuju." Tapi mas - mas ganteng yang ibu maksud itu sudah beristri loh,saya istrinya." Wanita itu tertawa pelan," ia mbak saya tau,lagi pula saya lebih baik sendiri daripada merusak rumah tangga orang lain.Enggak pernah berimpian menjadi pelakor." " Ibu di sini hidup sendiri?" " Sama anak dan kebetulan saya ketua PKK,nanti mbak Afila bisa ikut acara ibu-ibu kompleks." " Acara apa bu?" " Seperti pengajian tiap minggu ada juga perkumpulan ibu-ibu membuka usaha bersama,ada juga masak-masak banyak pokoknya mbak." Ujarnya yang membuat Afila mengangguk bingung. Selama 19 tahun hidup dengan mamanya,baru kali ini mendengar acara ibu-ibu di kompleks,karena setahu Afila mamanya akan berkumpul dengan teman-teman di sebuah tempat yang memang sangat nyaman bahkan harus reservasi terlebih dulu. tapi kali ini? " Banyak yang ikut acara seperti itu bu?" Wanita itu mengangguk," ada juga kok yang pengantin baru seperti mbak." Afila tersenyum," saya masih 19 tahun loh bu,apa ia di bolehin?" " Eh masa ia mbak?" " Saya dan suami menikah muda." " Waduh kok masih muda banget ya mbak,di jodohin atau pilihan sendiri? jarak berapa tahun dengan suami mbak?" " Dua tahun bu," " masih bagus banget untuk memiliki keturunan itu mbak,jangan sampai program lho takutnya nanti udah habis program malah sulit dapet anak." Afila menatap kaget pada wanita yang berada di sampingnya," apa iya bu?" " Dulu saya dengan mantan suami menikah di usia 23 tahun,usia yang masih di bilang muda lah.Dia sibuk kerja dan saya sibuk kuliah kita mutusin untuk program nunda dapet momongan cepet,nggak hampir setahun kita program saya minta lepas dan suami setuju.Saya berharap langsung positif tapi tidak kunjung juga saya dapatkan,Dua tahun kurang Tiga bulan saya positif hamil dan saat itu suami saya sudah memiliki anak dari wanita lain karena tidak sabar menunggu buah hati dari saya.Waktu saya hamil dia tidak bisa menceraikan saya,lahir anak saya satu-satunya langsung saya minta pisah." ungkap wanita itu. Penjelasan yang membuat Afila terdiam lama,perasaan takut mulai menjelajahi seluruh hatinya untuk menunda kehadiran buah hati bersama Nanda. " Makanya saya saranin mbak afila nggak perlu lah program-program seperti itu,rezeki anak bakal dateng terus kok mbak,apalagi seperti mbak yang sudah punya kehidupan mapan.Enggak perlu ada lagi yang di takutkan." " Iya buk,terimakasih untuk pelajaran yang bisa saya ambil dari kisahnya." " Kalau begitu saya pamit pulang dulu ya mbak,kalau mbak Afila mau mampir kerumah saya,nomor 25 di sebelah masjid." Wanita itu bangkit dari duduknya. Afila mengangguk,mempersilahkan. " Dengan senang hati buk,tapi sekarang saya masih banyak kerjaan,nanti - nanti kalau sudah ada waktu luang." setelah wanita tadi kembali ke rumahnya,Afila berdiri lama sembari menutup pintu pagar. Entah mengapa dia merasa sedikit ketakutan mendengar kisah yang di alami tetangganya. Sebenarnya tanpa Nanda ketahui,obat yang di dapatkan dari Dokter pribadinya tidak pernah ia minum sama sekali. Mungkin naluri seorang istri telah hadir dengan sendirinya di diri Afila,maka dari itu setiap malam ia membuang obat ke tong sampah. hingga saat ini ia tidak pernah mengalami gejala sedikitpun sebagai permulaan ibu - ibu hamil,bahkan garis Satu selalu ia dapatkan ketika dengan diam-diam di kamar mandi mencoba ingin tahu apakah ia sudah berhasil.Begitu juga siklus.tamu bulanannya datang dengan tepat waktu. Afila tersadar dari lamunannya dan langsung masuk kerumah untuk melakukan tugas seperti biasa sebagai seorang istri dari Nanda Eko Putra.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD