Aku masih hidup

1548 Words
Aku masih hidup? Di sebuah kamar rawat, yang berada di sebuah rumah sakit swasta di kota Jakarta. Letak rumah sakit itu berada di pinggiran kota dan lumayan jauh dari pusat kota. Rumah sakit itu tidak terlalu besar dan juga, terlihat sangat sederhana. Namun, di rumah sakit inilah, telah berbaring seorang wanita cantik yang seluruh tubuhnya terasa dingin, wajahnya terlihat sangat pucat dan dia masih menutup matanya dengan eratnya. Suara alat medis yang berada didekat dirinya terus berbunyi dan di seluruh tubuhnya juga terpasang banyak alat serta selang untuk membantu agar dirinya agar wanita cantik itu bisa bertahan untuk hidup. Karena tanpa ada alat-alat itu, mungkin nyawanya akan sulit untuk diselamatkan. Ternyata, wanita cantik itu sudah berbaring diatas tempat tidur itu dalam waktu cukup lama. Yaitu, dia sudah menghabiskan waktu satu Minggu berbaring di sana tanpa sadarkan diri dan bisa dikatakan, jika wanita cantik itu jatuh dalam keadaan koma dan hidupnya masih sangat berbahaya. Karena kesempatan hidupnya hanya tinggal beberapa persen dan hanya keajaiban dari Tuhanlah yang bisa membuatnya bisa bangun kembali dan juga itu terjadi, dia adalah salah satu orang yang sangat beruntung. **** Disisi lain. Ada sepasang suami istri berumur paruh baya yang masih terus menunggunya untuk segera membuka mata. Karena, mereka berharap. Jika wanita cantik itu bisa bangun dari tidur panjangnya dan dalam waktu satu minggu, wanita cantik ini masih belum menunjukkan tanda-tanda jika dirinya akan bangun. Sepasang suami istri itu sangat berharap, jika wanita cantik ini bisa bangun dari tidur panjang, mereka bisa mengetahui tentang identitas wanita cantik ini. Karena sebenarnya, mereka memang benar-benar tidak mengetahui sama sekali tentang identitas wanita ini. Bahkan, namanya pun. Mereka tidak tahu sama sekali. Karena ternyata, sepasang suami istri itu adalah orang yang menyelamatkan wanita cantik itu dari sebuah kecelakaan mobil yang hampir merenggut nyawanya saat itu dan kejadian itu, benar-benar terlihat sangat cepat dan itu membuat keduanya masih merasa seperti mimpi, bisa menyelamatkan wanita yang masih muda dari korban kecelakaan itu. Keduanya saat ini terus menatap wajah wanita cantik yang masih berbaring diatas ranjang itu dan setelah cukup lama. Mereka pun duduk di tempat duduk yang ada didalam ruangan itu. Ketika, sepasang suami istri ini duduk sambil menunggu wanita itu untuk bangun, dengan harapan wanita cantik ini akan bangun hari ini. Sang istri pun menyalakan televisi yang tersedia di dalam ruangan itu. Ceklek …. Televisi itu pun menyala dan saat ini, acara di televisi itu masih menyiarkan tentang berita, sebuah berita duka dari meninggalnya putri pengusaha kaya yang bernama Anton. Putrinya adalah korban dari kecelakaan tunggal yang sudah merenggut nyawanya dan hari ini, adalah tepat dimana, tujuh hari meninggalnya putri pertamanya yang lebih tepatnya, satu Minggu sudah, dia meninggalkan dirinya dan juga dunia ini. Saat ini, berita disiarkan secara langsung di tempat Anton berada saat ini. Yaitu tempat di mana putrinya mengalami kecelakaan. Dia datang dengan sengaja ke tempat yang tidak lain adalah jurang yang dalam, jurang yang membuat Anton harus kehilangan nyawa putri pertamanya itu. Siaran langsung terus di liput dan banyak wartawan yang datang untuk ikut berbela sungkawa sekaligus tidak ingin melewatkan berita ini, karena seharusnya hari ini adalah hari pernikahannya bukan memperingati hari ketujuh meninggalnya. Semua yang hadir banyak yang ikut merasakan duka yang teramat dalam termasuk ayah dari korban kejadian itu, yaitu Anton yang kini sudah berdiri di depan jurang yang dalam itu. Air mata pun terus mengalir dari sudut matanya dan hatinya benar-benar sangat hancur. Karena, dia tidak menyangka, jika dia harus kehilangan putrinya secepatnya ini. "Airin, putriku! Papa minta maaf … papa minta maaf, nak!" Ucap Anton dengan suara lirih dan dia memegang dadanya yang terasa sangat sakit untuknya. Dia terus menangis dan meratapi kepergian putri pertamanya dengan perasaan penyesalan. Sementara itu. Di ruang rawat, sepasang suami dan istri yang menonton siaran langsung itu pun ikut merasakan kesedihan yang dirasakan oleh pria yang bernama Anton. Mereka hanya menonton saja dan tidak mengenal sama sekali. Tapi perasaan kehilangan itu, terasa hingga hati mereka berdua. Tiba-tiba. Sang istri yang menonton televisi pun menatap kearah suaminya dan berkata, "Kasihan sekali ya Tuhan! Wanita yang meninggal itu ternyata masih sangat muda. Dan umurnya yang terbilang masih sangat muda, tapi dia harus mengalami nasib yang sangat buruk dan kematian yang sangat tragis seperti itu," ucap sang istri dan dia pun melanjutkan ucapannya lagi," Dia mati dalam keadaan yang cukup menakutkan. Mengalami sebuah kecelakaan mobil dan dia harus meninggal saat itu juga dan yang lebih menyakitkan lagi, dia harus meninggal di waktu, seminggu sebelum hari pernikahannya. Hhmmm … sangat kasihan sekali nasib wanita muda ini," ucap ibu itu, dia bergumam sendiri, karena tanpa dia sadari jika suaminya sedang keluar untuk membeli makanan untuknya. Di ranjang tempat wanita cantik itu berbaring. Tiba-tiba saja, telinganya telah mendengar ucapan wanita paruh baya itu dan karena mendengar suara wanita paruh baya itu. Wanita cantik itu mulai menggerakkan jari-jari tangannya dan wanita yang sedang berbaring di tempat tidur itu bergerak dan sedikit demi sedikit, lalu dia pun mulai membuka matanya secara perlahan. Setelah membuka seluruh matanya, wanita cantik itu pun melihat ke sekelilingnya, karena ruangan ini hanya berwarna putih dan banyak alat-alat medis yang menempel pada tubuhnya. Wanita cantik itu pun membuka mulutnya yang terasa sangat kelu dan dia berusaha untuk bicara dengan suaranya yang terdengar sangat serak. “Aku ... Aku … aku ada di mana?” Tanya wanita cantik itu, dia merasa sangat linglung dan perlahan, matanya terus melihat kearah sekelilingnya yang semuanya terlihat berwarna putih. Wanita cantik itu melihat kearah dirinya yang kini, masih terdapat alat-alat medis yang terus menempel ditubuhnya. Wanita cantik itu ternyata adalah Airin. Dia adalah korban dari sebuah kecelakaan yang saat ini, beritanya terus menghiasi layar kaca televisi dan masih ramai menjadi perbincangan khalayak umum. Airin pun mencoba untuk tidak terlihat panik dan dia pun masih saja melihat ke sekelilingnya. Sambil menghela nafas panjang, Airin pun berusaha mengingat tentang semua yang terjadi pada dirinya dan tiba-tiba. Bayangan itu pun mulai muncul didalam pikirannya. *** Ketika itu, kejadian terakhir yang dia ingat adalah, dia sedang menunggu Gavin di tempat dia akan melakukan fitting baju, disebuah butik ternama di kota itu. Airin menunggu kedatangan Gavin. Namun Gavin tidak datang sama sekali. Hingga saat itu, ada sebuah pesan yang masuk kedalam ponselnya dan dia membaca isi pesan itu, jika Gavin ada di sebuah hotel sedang berselingkuh dengan Felly yang ternyata adalah saudara tirinya. "Kak Gavin? Felly? Ahhh … mereka?!" Ucap Airin dan dia pun mengerang kesakitan, karena dia terlalu memaksakan dirinya untuk mengingat kejadian sebelumnya. Namun, karena dia baru sadar dari keadaan komanya, Airin merasakan sakit di kepalanya. Membuat Airin merasa ingin berteriak keras saat itu juga. "Ahhh … sakitnya!" Teriak Airin, dia berusaha untuk menyentuh kepalanya tapi dia merasa sangat kesulitan, karena di tangannya terdapat infus yang menempel erat. Membuat Airin, merasa sangat kesulitan dan dia bingung harus melakukan apalagi. Mendengar suara Airin. Ibu itu pun merasa sangat terkejut dan dia pun segera menoleh kearah ranjang Airin. Ketika dia melihat kearah ranjang itu, ibu itu pun melihat jika Airi sudah sadar dan dia bisa melihat dengan jelas, jika Airin sudah bangun dari tidur panjangnya. Secepatnya, ibu itu segera berlari untuk menghampiri Airin. Hingga akhirnya, dia pun sampai tepat didepan Airin dan membantunya untuk memeriksa seluruh keadaan tubuh Airin. "Nak! Akhirnya kamu bangun juga!" Ucap ibu itu dan dia pun secara refleks langsung memeluk tubuh Airin. Airin yang masih merasa kesakitan pun merasa sangat terkejut, ketika dirinya mendapatkan pelukan hangat dari seorang wanita paruh baya dan dari pelukan itu. Rasa sakit di kepalanya pun terasa jauh lebih baik. "Bu! I … ibu, ibu siapa? Ke … ke ... kenapa ibu memeluk aku?" Tanya Airin dengan nada terbata-bata. Ibu itu pun langsung melepaskan pelukannya dan menyentuh kedua pipi Airin. "Nak, kamu baik-baik saja kan? Ibu … ibu sudah menunggu kamu untuk bangun dan akhirnya, kamu bangun juga nak!" Ucap ibu itu dengan ekspresi wajah yang sangat gembira dan terlihat, jika dirinya benar-benar bersyukur kepada Tuhan, karena melihat Airin sudah bangun dari tidur panjangnya. Airin pun tersenyum dan hendak menanyakan sesuatu kepada ibu itu. Namun, Airin merasa sangat terkejut, ketika melihat tayangan di televisi itu. Tayangan yang memperlihatkan tentang berita kematiannya dan jurang tempat terakhir yang hampir saja merenggut nyawanya. Seluruh tubuh Airin gemetar dan air mata pun mulai mengalir sudut matanya. Karena, dia dinyatakan telah meninggal dan di dalam berita itu, dia melihat ayahnya yang menangis karena telah kehilangan dirinya. Namun, ketika Airin semakin memperhatikan detail dari tayangan itu. Airin tidak melihat adanya Gavin, ibu tirinya atau pun saudara tirinya. Sehingga, Airin yang merasa sedih semakin terasa jauh lebih sedih dari sebelumnya. "Hiks … hiks … hiks, bahkan disaat aku sudah mati. Mereka masih enggan untuk melihatku!" Ucap Airin dan dia pun menangis tersedu-sedu. Hatinya sangat hancur dan sungguh merasa sangat kecewa. Karena pria yang dia sukai bahkan akan menjadi suaminya itu telah benar-benar meninggalkannya dan lebih memilih adik tirinya yang sudah membuat dirinya seperti saat ini. Airin tidak sanggup lagi untuk menatap layar televisi. Dia pun langsung memeluk ibu itu dan dia, dia memeluk erat ibu itu dan Airin menangis sepuasnya. Dia menumpahkan segala isi hatinya dan berharap. Jika dia menangis, perasaannya pasti akan jauh lebih baik daripada sebelumnya. Airin pun terus menangis didalam pelukan ibu itu dan ibu itu pun tidak bisa mengatakan apapun. Karena dia juga, tidak sanggup untuk bertanya kepadanya. Hingga akhirnya. Airin pun melepaskan pelukannya dan menatap kearah ibu itu dengan tatapan sangat dalam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD