1

1159 Words
Ku pikir terbiasa menjalani kehidupan yang begitu pahit, membuatku semakin tangguh menghadapi masalah, namun aku salah, pada kenyataannya aku semakin terpuruk akan ke adaan yang ada. Aku hanyalah gadis biasa yang mempunyai rasa Lelah, di tinggal oleh kedua orang tua ku membuat ku kesepian dan merasa sendiri, dan aku semakin kesepian bahkan menyedihkan setelah paman yang dengan baik hatinya merawat ku sejak orangtuaku tiada juga pergi meninggalkan ku, kehidupan pahit terus menerus terjadi pada ku. Sekarang aku hanya tinggal berdua dengan Tante ku istri dari paman.Tante Anis namanya, entah mengapa sejak kepergian paman, tante Anis berubah kepada ku, ia tak menganggap ku sebagai keponakan nya, melainkan hanya parasit dalam hidupnya aku pun tak tau dan tak mengerti mengapa Tante ku yang dulunya sangat menyayangi ku seperti anaknya sendiri mengapa sekarang seperti ini? Aku salah apa sehingga di perlukan seperti ini?. Apakah aku selama ini selalu merepotkannya? Tapi selama ini tante itu tak pernah menunjukkan kebenciannya pada ku, apakah tante hanya berpura-pura menyayangi ku di depan paman, dan sekarang setelah paman pergi, barulah tante Anis membuka topengnya? Aku masih belum mengetahui apa penyebab berubahnya tante anis. Aku sangat menyayangi tante Anis dan paman, aku sudah menganggap mereka pengganti orang tua ku. Hingga saat detik ini, walaupun Tante Anis berlaku kasar pada ku, aku masih menyayanginya, karena hanya dia yang sekarang aku punya, semua orang telah meninggalkan ku. Dari orang tua ku, kakak sepupu ku Indri dan baru-baru ini paman ku yang pergi, sekarang yang aku punya hanyalah tante Anis. Lelah? Tentu saja, bahkan sangat Lelah, mengapa? Mengapa aku hidup seperti ini? Aku ingin seperti mereka tuhan, pengen bahagia, apa hanya aku yang menjalani kehidupan pahit seperti ini? aku hiri pada mereka di luar sana yang bisa bahagia bersama keluarga, sedangkan aku? MENYEDIHKAN. ~aira clarisa putri~ Bermai-main dengan wanita merupakan salah satu kesenangan tersendiri buat gua, semenjak dia pergi, gua gak tertarik lagi untuk berhubungan serius dengan siapa pun, gua masih menyayangi dia dan gua berharap dia di sana pun sama, semenjak dia pergi, hidup gua tak pernah lepas dari yang namanya wanita, namun itu hanya pelampiasan saja, gua melampiaskan kesepian gua dengan cara bermain-main dengan banyak wanita, namun fakta tentang itu tak ada yang mengetahuinya. Terlahir dari keluarga tersorot membuat gua harus pandai menjaga image depan kelayak ramai, di tambah posisi gua yang menjadi CEO muda yang tambah membuat pergerakan gua menjadi terbatas, karna tak mungkin seorang pemuda yang di anggap sempurna oleh orang banyak mmemiliki sifat buruk . Berada di kehidupan yang serba di sorot oleh publik,itu sangat menyakitkan, gua gak betah hidup dalam bayang-bayang seperti ini, ada kalanya gua Lelah menjalani hidup seperti ini, gua harus ini lah , harus itulah, semua harus sesuai keinginan orang tua gua, gua bisa aja tidak menuruti kehendak mereka dan melakukan hal-hal yang gua suka, tapi gua gak mau menjadi malin kundang di era modern. ~alex Fernando althair ~ * Di sebuah rumah kayu kecil di sebuah desa terdengar kegaduhan yang di buat oleh penghuni rumah itu sendiri. "Tante ampun Tante hiksss,'' mohon seorang gadis berparas cantik dan imut. Plak suara tamparan terdengar begitu menyakitkan bagi siapapun yang mendengarnya. "Gak tau diri kamu ya!!!, bukannya mencari uang, malah memecahkan gelas!!!" teriak seorang wanita paruh baya yang berumur 45 tahun. Ya gadis yang menangis itu adalah Aira Clarisa putri, ia di marahin tante anisnya hanya karena tak sengaja memecahkan satu buah gelas kaca. Tante Anis menjambak rambut Aya, hingga membuat sang empunya meringis sambil menangis menahan sakit. "Tante Aya mohon lepasin hiks...Aya minta maaf hikss," mohon Aya dengan air mata yg sudah bercucuran turun menuruni pipi mulusnya. "Maaf kata mu!!! maaf mu tak membuat gelas itu menjadi utuh kembali bodoh!!!" maki tante Anis. Semakin kencang tarikan di rambut Aya, hingga Aya merasa pening di kepalanya, dan jatuh pingsan. Tante Anis melepaskan tangannya dari Aya ketika melihat gadis itu pingsan, "Dasar parasit!! tidak tau diri!!! hanya bisa menyusahkan saja!! " Tante Anis berlalu dari dapur meninggalkan Aya yang terbaring pingsan dengan darah yang keluar dari hidung, dan pipi yang memar karena di tampar berkali kali oleh tantenya itu. * * Malam hari telah tiba, Aya tersadar dari pingsannya, ia mencoba bangkit namun pening masih bersarang di kepalanya, ia melihat keadaan dirinya yang begitu menyedihkan, tetes demi tetes air matanya jatuh. 'Tuhan ambil saja Aya, Aya gak kuat tuhan, Bundaaa hiks Aya takut hikss,Tante Anis jahatt hikss Aya capek Bunda Ayahhhh.' Ia bangun dengan susah payah dan membersihkan pecahan gelas yang tak sengaja ia pecahkan tadi. * * * Seorang pria berjas memasuki sebuah club malam, pria itu adalah Alex, sudah biasa baginya masuk ke tempat itu, setiap hari sepulang dari kantor Alex selalu mampir ke club ini, entah hanya untuk minum-minum alkohol saja atau bahakan bermain-main dengan wanita penghibur di club ini, Alex sendiri memiliki seorang yang bertugas mengawasi ke amanannya dalam arti keamanan privasi, orang itu memastikan tidak ada kamera atau pun paparazi yang siap Mecari informasi tentang Alex, karena ada orang kepercayaannya itu Alex tak ragu-ragu untuk singgah ke club bahkan keluar masuk hotel dengan wanita yang berbeda beda. Alex duduk di sebuah sofa dalam club itu, tak lama seorang perempuan dengan pakaian sexinya menghampiri Alex, wanita itu bergelayut manja di leher Alex "Mau ku manjakan sayang?" Bisik wanita yang berpakaian minim itu . "Hmm, puas kan gua!!" ucap Alex seraya bangkit dan membawa wanita itu keluar dari club , dan langsung menuju sebuah hotel. * * Aya melamun menatap langit dari jendela kamarnya, 'Bunda Aya boleh nyusul Bunda gak? Aya kangen Bunda sama Ayah, tapi Bunda pernah bilang sama Aya dulu, kalo Aya harus kuat menjalani hidup ini, Aya harus sabar kan Bun?? Baiklah Bun akan Aya coba bersabar lagi, mungkin Tuhan punya rencana di balik semua ini.' Lirih batin Aya. Air matanya mulai berjatuhan, menuruni pipi mulus Aya. Brak! Suara pintu kamar Aya terbuka dengan keras, Aya menoleh, di ambang pintu telah berdiri seorang wanita yang di panggilnya Tante, siapa lagi jika bukan tante Anis. "Nangis teros!! masak sana!! lapar!!!" ucap Tante Anis, kemudian pergi meninggalkan Aya. Aya bangkit dan menuju dapur untuk memasak, di dapur Aya kebingungan harus masak apa, pasalnya sudah tidak ada bahan makanan, Aya mengecek nasi ternyata nasinya juga habis hanya tersisa sedikit hanya satu porsi saja, dan beras pun sudah tidak ada, dengan nasi yang tersisa itu Aya membuat nasi goreng hanya untuk tantenya. Aya menyerahkan nasi goreng itu pada tantenya, dan beranjak pergi ke kamarnya. Kruuuuukk kruuukk, Perut Aya berbunyi bagaikan melodi, itu sudah biasa bagi Aya, "Dihh Aya leper," ucap Aya sambil memegangi perut nya yang sudah meronta-ronta minta di isi. "Tadi siangkan Aya cuma makan sedikit, gak di bolehin banyak sama Tante, pantes aja sekarang Aya jadi laper." Aya keluar menuju dapur untuk minum air putih, berharap rasa lapar nya akan hilang. Aya melihat tantenya yang sedang makan nasi goreng buatannya itu hanya bisa menelan air liurnya. Sedangkan tantenya tak peduli dengan Aya, jangankan menyuruh makan, menawarkan pun tidak. Aya kembali ke dalam kamarnya. "Aya tidur aja dehh, biar lapernya gak kerasa."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD