PART 1

755 Words
Quinn pov Perkenalkan, namaku Quinn. Perempuan berusia 27 tahun dan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakak ku adalah seorang laki laki yg terpaut usia 4 tahun denganku, kalian akan segera melihatnya nanti. Kami lahir dari orang tua yg berbeda ras, ayah ku lahir dan besar di Amerika, dengan orang tua yg juga lahir dan besar disana. Sementara ibu ku, Ia lahir di korea selatan dan pindah ke Amerika saat berusia 6 tahun bersama kedua orang tuanya. Pertemuan dan pernikahan mereka, melahirkan aku dan kakak laki laki ku, Ken. Disinilah aku sekarang, hidup dan tinggal di kota cantik bernama San Fransisco. 8642km jarak yg memisahkan antara aku dan kakak ku saat ini, Ia memilih tinggal di Seoul dan melanjutkan perusahaan yg telah ayah kami bangun dari 0. Kalian pasti bertanya, apa yg menyebabkan kami hidup dan tinggal terpisah. Jika kalian berfikir karena perusahaan, well, kalian tidak salah sepenuhnya. Pandangan kami mengenai perusahaan keluarga cukup bertolak belakang. Aku si keras kepala dan pembangkang, yg tidak suka diatur dan ingin memiliki jalan hidup sendiri. Memilih untuk tidak mau ikut campur dan mewarisi perusahaan. Sementara kakak ku adalah anak laki laki yg tidak memiliki tujuan hidup, namun sangat lembut dan bertanggung jawab, yg selalu ingin mewujudkan setiap mimpi dan keinginan orang orang yg Ia sayangi. Itulah sebabnya Ia harus pindah ke Seoul, untuk mengurus dan mengambil alih perusahaan disana. Sementara aku? Jangan terkejut dengan apa yg akan aku katakan. Aku saat ini bekerja sebagai, Special Agent in Charge atau SAC, lebih tepatnya aku bekerja untuk FBI. Tuntutan pekerjaan kamilah yg membuat kami hidup terpisah 7 tahun lalu, tepat saat ayah kami meninggalkan kami selama lamanya. * Hari ini aku memutuskan untuk mengunjungi kakak ku dan tinggal di Seoul selama beberapa bulan kedepan. Reward libur yg aku dapatkan dari misi terakhir dan ditambah dengan hak cuti yg tidak pernah aku gunakan, cukup untuk berlama lama di Seoul dan bertemu dengan kakak ku. Selain karena aku yg tidak mempunyai tujuan dengan reward libur ku ini, alasan lainnya tentu karena satu satunya keluarga ku yg masih hidup terus menerus menelfon dan memintaku menemuinya sesekali disana. Kalau dipikir pikir, memang Ken yg selalu mengunjungi ku ke San Fransisco, walaupun tujuan utama dia datang ke Amerika adalah untuk pekerjaan, tapi dia selalu menyempatkan waktunya untuk bertemu dengan ku, walau hanya untuk sekedar makan siang atau makan malam. Siang ini aku akan langsung berangkat menuju Seoul dari bandara Los Angeles, tepat setelah menyerahkan beberapa laporan. Tentu saja aku sudah mengabari Ken tentang kedatangan ku ini. Suara bahagianya dari telfon bahkan terasa sampai disini, aku yakin dia melompat senang saat pertama kali membaca pesan dariku, yg mengatakan bahwa aku bukan hanya sekedar datang, tapi juga akan tinggal beberapa bulan disana. Ia bahkan berjanji untuk datang menjemputku dibandara Incheon begitu aku sampai. Tapi aku tidak terlalu banyak berharap dengan janji itu. Ia beberapa kali terlambat atau bahkan tidak datang pada makan siang atau makan malam yg sudah Ia janjikan padaku. Alasannya? well, aku tidak ingin menyebutkan detail jelasnya, tapi Ken adalah laki laki dewasa, dan kalian pasti tahu maksud ku kan. Aku bahkan sudah tidak pernah mempermasalahkan hal itu lagi. Dia punya cara hidup nya sendiri, bertanggung jawab mengambil alih perusahaan sekaligus mengisi posisi yg seharusnya diisi oleh ku, aku rasa sudah cukup berat untuknya. Pergi ke bar dan club serta berganti ganti wanita mungkin salah satu yg membuatnya tetap waras saat ini. Masa muda yg mungkin tidak pernah ada dalam kamus hidupnya........... Aku mengirim pesan singkat kepada Ken sebelum memasuki pesawat, memberi tahunya bahwa aku akan segera take off dan sedikit banyak ingin mengingatkannya tentang janji yg dia buat untuk menjemputku. Perjalanan lebih dari 12 jam yg akan aku tempuh kali ini terasa berbeda dari biasanya. Kali ini perjalanan panjang ini, aku jalani untuk bertemu satu satunya keluarga yg aku miliki. Perjalanan ini, bukanlah perjalanan seperti biasanya yg aku lakukan untuk mencari buronan atau orang orang yg bahkan tidak aku kenal, bukan juga untuk mencari informasi apapun, bukan juga dalam tugas untuk melindungi negara dan menjaga kedamaian Amerika. Kali ini aku datang ke negara lain, tanpa gelar apapun. Hanya seorang gadis biasa, yg merindukan saudara laki lakinya. Perlahan aku mulai merasakan, pesawat yg aku tumpangi berjalan dilandasan pacu lalu naik semakin tinggi. Kini pandangan mataku tertuju pada gedung gedung pencakar langit, hamparan bangunan dan rumah yg terlihat kecil, sampai akhirnya yg terlihat hanya hamparan langit biru sejauh mata memandang. Aku mulai memasang headphone ditelingaku, perlahan bersandar seraya memejamkan mata... Ini akan menjadi perjalanan yg panjang. HAI JANGAN LUPA SUPPORT CERITA INI DENGAN LIKE
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD