Prolog

256 Words
”Tapi gue hamil anak lo, Ren!" Zuhra berteriak melampiaskan kekecewaanya. "Gue tau, Ra, Gue tau, tapi gue nggak bisa." Reno menjambak kasar rambutnya merasa frustasi. "Lo tega, Ren, lo tega sama gue." "Ra, sorry. Gue janji setelah kuliah gue selesai, gue bakal jemput lo, oke?"Reno mencengkeram bahu Zuhra, "sekarang gue harus berangkat, lo baik-baik disini.” "Lo berengsek, Ren. Ini anak lo, tapi lo mau lepas tangan gitu aja? Lo bilang sayang ke gue, mana, Ren? Mana?" Zuhra meronta saat Reno menariknya kepelukan pria itu. "Gue beneran sayang sama Lo, Ra. Tapi, sorry gue harus tetep berangkat demi nyokap bokap gue, gue bakal jemput lo suatu saat nanti." "Terus gue gimana, Ren? Anak ini gimana?" Zuhra menunjuk perutnya yang masih terlihat rata sambil tersedu-sedu. "Ra … lo bisa gugurin, kan?" Bagai disambar petir, kata-kata Reno seperkian detik lalu membuat tubuh Zuhra menegang seketika, isakan nya pun tiba-tiba terhenti. Dipandangnya wajah pria di hadapannya itu, benarkah ini pria yang selama tiga tahun belakangan dicintainya? Sekejam itukah pria yang selama ini dibangga-banggakannya? "INI ANAK LO, REN. LO TEGA?" Zuhra menjerit histeris. "NGGAK ADA CARA LAIN, RA. GUE HARUS PERGI!" Reno balas membentak Zuhra. "LO BERENGSEK, b******n, PECUNDANG...." PLAK …. "Ren, lo...." Zuhra menatap tak percaya Reno seraya memegangi pipinya yang terasa perih. Sementara Reno memandang tangannya yang terasa bergetar, tapi dia menguatkan hatinya. "Gue pergi, Ra. Jaga diri lo baik-baik, gue pasti balik," ucap pria itu sebelum berbalik dan melangkah meninggalkan Zuhra dengan tangisannya yang makin menjadi. Suatu saat lo akan tahu, kenapa gue lakukan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD