Part 01.

1083 Words
Jihan auliya mecca seorang gadis cantik berhijab. Tingginya semampai, tubuhnya ramping, kulitnya putih, matanya teduh, bulu matanya panjang lentik dan berhidung bangir. Ayahnya seorang Ustaz yang mengajar mengaji di Masjid dekat rumahnya yang hanya selisih beberapa dari rumah tetangga. Setiap selesai salat Maghrib gadis itu membantu Ayahnya mengajar anak-anak kecil mengaji di Masjid itu, kalau pagi hari ayahnya mengajarkan mengaji para orang tua, setelah Maghrib mengajar mengaji anak-anak. Gadis itu senang bisa ikut mengajarkan anak-anak kecil itu mengaji, karena ilmu yang diajarkan akan bisa lebih bermanfaat dan bisa menjadi amal di akhirat nanti. Suara Azan maghrib sudah berkumandang, semua orang mulai ramai mendatangi Masjid untuk salat maghrib berjama'ah. Para warga mulai datang ke Masjid untuk menunaikan salat berjamaah, dari yang tua, muda dan juga anak kecil yang tinggal di kampung itu semuanya datang ke Masjid setelah mendengar suara Azan. Saatnya salat berjamaah dimulai, Abah Abdul yang menjadi Imam dan memimpin Solat di Masjid ini. Setelah selesai salat berjama'ah anak- anak mulai berkumpul di Masjid itu untuk mengaji. Abah sudah selesai salat dan langsung mengajarkan para anak- anak mengaji kitab suci Al-Qur'an. Bukan hanya anak- anak saja yang mengaji disini. Tapi, banyak juga para remaja seusia Jihan yang mengaji juga. Kampung yang ada di pinggiran kota Jakarta ini terbilang asri, hubungan antara sesama warga pun terbilang baik seperti di desa-desa pada umumnya. "Aku mau diajarin mengaji sama kak Jihan saja." suara gadis kecil itu seketika menghentikan Jihan membaca Al-Qur'an, Jihan itu melirik sejenak, kemudian tersenyum melihat gadis kecil berumur enam tahun itu berjalan menuju ke arahnya sambil memeluk kitab Qira'ati miliknya. "Sini adik cantik, kakak jihan ajarin mengaji ya." Jihan mengusap kepala anak kecil itu, dan membenarkan hijab nya yang sedikit miring. "Sekarang dibaca ya adik pintar," Jihan menyuruh anak kecil itu membaca kitab miliknya. "Audhubillahi minassyaitonnirrojim, Bismillahhirrohmannirrohim." Jihan, Abah dan beberapa orang yang ada di masjid mengaji hingga azan isya, setelah itu mereka kembali berjamaah salat isya. **** Hujan semalam membuat bumi ini basah dan dingin. Suara Azan Subuh sudah berkumandang. Jihan gadis cantik itu segera bangun dari tidurnya, suara Azan subuh sudah seperti alarm bagi dirinya, gadis itu mulai mandi dan bersiap menjalankan ibadah Solat subuh. Setelah Jihan selesai menunaikan Solat subuh, gadis berhijab itu tidak lupa untuk selalu membaca kitab suci Al-Qur'an. Suara merdu gadis itu sangat menyejukkan hati siapa saja yang mendengarkan-nya, ayat suci itu satu persatu Jihan lantunkan. Setelah selesai mengaji, gadis itu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul enam pagi, gadis cantik itu mulai bersiap-siap, Setelah beberapa kali ia memilih hijab yang cocok untuk gamis yang akan dipakainya, karena hari ini adalah hari pertama Jihan berangkat kuliah setelah liburan semester. "Jihan ayo sarapan dulu!" seru seseorang yang berada di ruang makan. "Iya Ummi ... sebentar!" Jawab jihan sambil berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan. "Abah di mana Mi, Kok tidak ikut sarapan juga?" Jihan bertanya pada ummi Aisyah ibunya. "Abah tadi Solat subuh berjamaah di Masjid dan sekarang lagi mengajar mengaji di sana, Sebentar lagi mungkin pulang." Jawab Ummi, wanita berhijab itu tersenyum melihat Jihan anak gadisnya yang sudah cantik sepagi ini. "Jihan, kamu pagi-pagi sudah cantik, mau kemana?" tanya Ummi pada anak gadis semata wayangnya. "Ummi lupa ya, hari ini Jihan berangkat kuliah Mi," jawab Jihan sambil tersenyum melihat Umminya yang mulai lupa. "Oh, iya-ya, Ummi lupa, karena biasanya kan kamu di rumah terus nemenin Ummi," ucap Ummi, wanita dewasa itu kini duduk di samping Jihan setelah selesai menyiapkan makanan yang juga dibantu oleh Jihan. "Assalamualaikum." suara Abah jihan mengucapkan salam sambil berjalan kedalam rumah. "Waalaikumussalam," jawab Jihan dan Ummi- nya secara bersamaan. "Abah sudah pulang? Mari Bah kita sarapan bersama," kata Ummi sambil mengambilkan makanan ke piring Abah. "Sebelum kita memulai makan, ayo kita baca doa dulu." "Bismillahirohmannirohim." mereka membaca doa sebelum makan bersama. Setelah selesai sarapan gadis itu segera berpamitan berangkat kuliah. "Abah, Ummi, Jihan berangkat kuliah dulu, Assalamualaikum," gadis itu pamitan sambil mencium punggung tangan Abah dan Umminya. "Hati- hati dijalan sayang, Jihan di antar sama pak Rohim ya nak?" kata Ummi saat Jihan berpamitan berangkat kuliah. "Tidak usah, Bah, Mi, Jihan pengen naik busway saja bareng teman- teman." jawab Jihan, kemudian gadis cantik itu berjalan keluar dari halaman rumahnya meninggalkan Abah dan Umminya di ruang makan. "Ya sudah, hati-hati sayang." Kata Ummi Aisyah dan Abah Abdul. Kedua orang tua itu sangat tahu sifat anak perempuannya yang keras kepala, Jihan tidak mau menggunakan fasilitas yang ada, namun gadis itu lebih menyukai kesederhanaan. **** Ditempat lain. pagi ini seorang laki-laki muda sedang berenang di kolam renang yang ada di halaman belakang rumahnya. Tubuhnya bergerak lincah menyelami air dingin yang ada di dalam kolam tersebut. "Tuan muda sarapannya sudah siap, Nyonya besar sudah menunggu anda di ruang makan." kata salah satu seorang asisten rumah tangga yang bekerja di rumah itu. "Oke." Jawab laki-laki muda itu dengan suara dinginnya. Laki-laki muda itu segera melangkah keluar dari kolam renang. Ia mengambil handuk dan mengeringkan badannya dengan handuk itu. Alexandro William Wijaya laki-laki tampan dari Belanda yang kini sedang berlibur di Indonesia karena desakan dari Oma-nya. Setelah badannya kering, kini Alex melilitkan handuk itu ke pinggangnya dan ia kini berjalan masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai atas. Butiran air dingin yang keluar dari shower kini telah membasahi seluruh badannya. Terasa sangat segar mandi setelah berolahraga renang pagi hari, membuat dirinya begitu bersemangat menjalani hari ini. Selesai mandi Alex nampak bersemangat menyantap makanan yang sudah terhidang di meja makan. "Ini makanan apa Oma?" Tanya Alex penasaran dengan makanan yang ada di depannya, seperti daging tapi ditusuk dengan lidi. "Ini namanya sate ayam, ini makanan khas Indonesia, sayang." Wanita paruh baya itu tersenyum melihat cucunya yang tiba-tiba saja ingin pindah ke Jakarta, padahal sebelumnya Alex tidak pernah mau ke Indonesia, ia lebih senang berada di Belanda bersama dengan Ayah dan Ibunya. Alex mulai mencoba mengigit sedikit makanan itu, walaupun di lidahnya rasanya begitu sedikit aneh tapi ia senang bisa mengetahui dan merasakan makanan khas Indonesia. "Bagaimana rasanya, enak kan?" tanya Oma seraya memperhatikan sang cucu. Alex tak menjawab ia hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Setelah beberapa hari lalu dia telah menantikan hari ini membuat dirinya sangat bersemangat. Setelah sarapan. Alex segera berangkat ke Universitas dengan naik mobil sport warna hitam miliknya. Di sepanjang perjalanan senyum selalu menghiasi wajah tampan laki-laki itu, dirinya selalu menantikan hari ini, karena hari ini adalah hari pertama ia masuk kuliah di Indonesia. Alex sangat bahagia sekarang, karena bisa kuliah di salah satu Universitas yang ada di ibu kota ini. Ia sengaja pindah dari Universitas negara asalnya dan berencana menetap di Indonesia. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD