Stress

1198 Words
Kevin Leonard (30th), lelaki angkuh, dan dingin ini sudah dipercaya memegang Perusahaan Ayahnya. Ia memiliki seorang istri sirih bernama Mikaila yang berprofesi sebagai seorang artis terkenal. Sejak awal orang tua Kevin tidak suka dengan Mikaila karena dia adalah seorang artis. Tetapi diam-diam Kevin menikahi kekasihnya yang sudah ia pacari selama tiga tahun itu. “Sejak awal Mama sudah bilang kalau kamu tidak pantas menikahi wanita murahann itu,” ucap Sandra dengan kesal. “Tapi Kevin sangat mencintai Mikaila Ma,” ucap Kevin. “Kevin, Mikaila itu seorang artis, dunianya saja sudah tidak jelas. Lagi pula kamu hanya menikah sirih dengan Mikaila. Kamu selalu saja menolak pilihan Mama. Kamu tahu Aurora itu adalah pilihan Mama yang pas untuk kamu. Orang tuanya juga sahabat Mama. Walau dia sekarang hidup sendirian, Mama akan tetap menganggap Aurora sebagai putri Mama. Dan Mama ingin sekali memiliki seorang cucu,” ucap Sandra. “Ayolah Ma, Kevin tahu Mama sangat menyayangi Aurora, kenapa Mama tidak mau coba untuk menyayangi Mikaila juga?” tanya Kevin sambil menyesap kopinya. “Mikaila itu suka berpakaian seksi di depan umum dan memangnya kamu tahu kalau di luar sana dia sering tidur dengan laki-laki lain? Kevin, buka mata kamu dia itu hanya menginginkan harta kita saja karena kamu adalah pewaris tunggal dari Leonard Group,” ucap Sandra. “Kalau memang Mikaila bisa memberikan seorang cucu untuk Mama, maka Mama akan memikirkannya. Tapi jika tidak bisa kamu harus menikahi Aurora dan menceraikan Mikaila,” ucap Sandra tegas lalu meninggalkan Kevin sendirian di ruang kerjanya. Kevin sudah merasa sakit kepala yang sangat hebat sekali. Ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Kevin mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi istrinya yang sudah tidak pulang selama lima hari karena harus syuting di luar kota “Shiiittt, ke mana kamu selalu saja tidak ada jika aku butuhkan. Gimana Mama tidak semakin marah dengan kamu kalau kamu saja acuh dengan aku seperti ini!!!” ucap Kevin emosi dan ia membanting ponselnya hingga pecah. Dengan tubuh yang penuh emosi Kevin keluar dari ruang kerjanya. Ia mencari keberadaan Sandra yang sedang duduk sambil menikmati teh melati kesukaannya. “Mama, Kevin tidak akan pernah menceraikan Mikaila sampai kapan pun,” ucap Kevin tegas. “Kita lihat saja nanti. Mama yakin kalau kamu akan jatuh cinta dengan Aurora,” ucap Sandra dengan perasaan yang sangat yakin sekali. Kevin pergi meninggalkan rumahnya. Ia mengendarai mobil sportnya dengan sangat cepat sekali. Entah ke mana tujuannya ia sama sekali tidak tahu. Di sisi lain. Aurora (27th) adalah seorang gadis ceria yang cantik dan juga anggun. Kecantikannya membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa terpana. Ia ditinggal oleh kedua orang tuanya sejak usia lima belas tahun karena sebuah kecelakaan pesawat. Sejak saat ini Aurora diasuh oleh Bibinya yang juga hidup sendiri dan Sandra juga sering mengunjungi Aurora hingga saat ini. Sejak lulus kuliah Aurora memegang sebuah Perusahaan Ayahnya yang memang ditinggalkan untuknya. Sekretaris Ayahnya yang terlihat sudah tua itu masih membantunya hingga saat ini. “Bu, ini dokumen yang Ibu minta,” ucap Rena sekretaris Aurora. “Terima kasih Rena. Sudah jam makan siang, kenapa kamu tidak makan siang?” tanya Aurora. “Sebentar lagi Bu. Ibu saja belum makan,” ucap Rena. “Rena, kamu jangan ikut-ikutan. Nanti kalau kamu sakit saya gak ada temennya di kantor,” ucap Aurora dan Rena tersenyum. “Tenang saja Bu, saya selalu sedia obat di tas saya,” ucap Rena. “Sudah sana makan dulu,” ucap Aurora. “Siap Bu,” ucap Rena lalu ia keluar meninggalkan ruangan Bosnya. Aurora menggelengkan kepalanya dan ia kembali mengerjakan pekerjaan kantornya yang membuat dirinya sakit kepala. “Aurora, makan dulu sudah siang,” ucap Paman Leo sambil membawakan makanan untuk Aurora. “Paman Leo, tidak perlu repot-repot. Apa Paman sudah makan?” tanya Aurora. “Sudah, ini memang Paman siapkan untuk kamu,” ucap Paman Leo yang memang sudah menganggap Aurora sebagai putrinya sendiri. “Terima kasih Paman,” ucap Aurora. “Ya sudah kamu nikmati saja makanan kamu. Jangan terlalu lelah dan jangan memaksa kehendak. Ada Paman disini yang masih membantu kamu,” ucap Paman Leo lalu meninggalkan ruangan Aurora. BRAAKKK!!! “Kevin?” ucap Aurora pelan. “Apa sih yang buat Mama begitu tertarik dengan kamu? Kamu tahu kan kalau aku sudah menikah,” ucap Kevin sambil mendekati wajah Aurora. DEG!!! Jantung Aurora berdetak sangat cepat sekali. Ini terlalu dekat dan ada apa dengan Kevin? “Ke-kevin,” ucap Aurora lalu mendorong dadaa kekar Kevin. “Kenapa Mama selalu memaksa aku untuk menikah dengan kamu?” ucap Kevin dan Aurora masih dengan setia mendengarkannya. “Aku juga tidak tahu kenapa? Kalau kamu tidak mau ya sudah kan kamu juga sudah memiliki istri. Kevin aku hanya menjalankan amanat kedua orang tua aku saja yang memang menginginkan aku menikah dengan kamu. Tapi aku tidak pernah memaksa jika memang kamu tidak mau. Toh aku juga tidak memiliki perasaan apa-apa sama kamu,” ucap Aurora tegas. “Aku tahu, aku kenal kamu sudah lama. Tapi kenapa Mama selalu saja memaksa?” ucap Kevin. “Kevin, kamu itu seorang lelaki yang sudah tidak muda lagi. Mama kamu hanya ingin kamu memiliki seorang anak untuk meneruskan Perusahaan kamu nantinya. Istri kamu terlalu sibuk dengan dunianya. Kevin kamu pikirkan baik-baik, seorang wanita yang sudah menikah sudah pasti ingin memiliki seorang anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Dan seorang lelaki yang sudah menikah juga pasti ingin memiliki seorang anak. Lalu bagaimana dengan kalian berdua? Apa yang kalian cari dari pernikahan kalian berdua? Hanya untuk kepuasan semata? Atau Mikaila takut nanti tidak ada job lagi kalau sudah memiliki anak?” ucap Aurora dan Kevin nampak berpikir keras. “Kamu pikirkan saja Kevin. Kamu yang menjalani hidup kamu sendiri dan kamu yang bisa menentukan mana yang terbaik,” ucap Aurora. “Apa ini yang selalu membuat Mama menyukai kamu? kamu selalu saja berpikir dewasa. Andai saja Mikaila seperti diri kamu,” ucap Kevin sambil menundukan wajah tampannya. “Heiii, ini beneran Kevin? Yakin Kevin yang angkuh dan tidak perduli ini jadi seperti ini?” goda Aurora. Kevin mengangkat wajahnya, menatap bola mata Aurora yang terlihat sangat indah sekali. Bola mata yang mampu menghipnotis siapa saja. “Mata yang sangat indah sekali,” ucap Kevin di dalam hatinya lalu ia membuyarkan lamunannya. “Tolong bilang Mama jika kamu tidak mau menikah denganku. Aku mohon,” ucap Kevin. “Kevin, aku tidak bisa janji. Aku bisa saja bicara dengan orang tua kamu. Tapi aku tidak bisa membatalkan rencana keinginan orang tua aku yang memang sudah membuat kesepakatan untuk menikah dengan kamu. Tetapi aku juga tidak mau menikahi lelaki yang sudah memiliki istri,” ucap Aurora. “Aku masih menikmati kesendirian aku kok, kamu bicara saja dengan Mikaila. Siapa tahu dia berubah pikiran dan mau memiliki seorang anak,” ucap Aurora lagi. Kevin mengangguk lalu ia berdiri. “Aku akan bicara dengannya, semoga saja berhasil. Kalau tidak…” ucap Kevin yang tidak melanjutkan lagi ucapannya. Ia langsug pergi meninggalkan Aurora. Aurora menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kerjanya sambil memijat keningnya. Ia melihat foto dirinya saat bersama dengan kedua orang tuanya. “Ma, Pa, aku harus apa? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa melanggar ucapan Mama dan Papa. Tapi aku juga tidak bisa menikahi Kevin,” ucap Aurora. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD