Gama Side 1

1021 Words
Aku duduk termenung di salah satu restoran mall di ibukota yang aku datangi ini setelah pertemuan dengan rekan bisnisku. Pikiran ku melayang pada seorang gadis yang saat ini menyandang status sebagai seorang istri dari pria lain. Ya.. Aku adalah pria yang gagal move on setelah ditinggalkan oleh mantan kekasihku menikah. Kinanti Alexa Danudirja... Wanita yang bersarang di hatiku selama hampir 6tahun ini. Wanita yang tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Andai saja aku tidak melakukan kesalahan besar dimasa lalu, mungkin saat ini akulah yang menjadi suaminya. Bukan si pria gila yang beberapa kali membuat wajahku hancur karena keposesifannya itu. Tapi aku akui, pria itu jauh lebih baik dari pada diriku yang hanya seorang pengecut dan pria dengan masa lalu kotor. Mabuk-mabukan dan free s*x sudah menjadi keseharianku menjalani hidup semasa remaja. Puncaknya sampai dimana aku melukai Kinanti begitu dalam lima tahun yang lalu yang membuat dia dan diriku merasakan trauma mendalam. Setelah aku menyakiti Kinanti, aku tidak bisa berhubungan dengan wanita lain lagi karena bayangan masa lalu karena perbuatan bejatku terhadap Kinan. Free s*x sudah bukan menjadi kebiasaanku lagi setelah lima tahun lalu aku pindah ke Singapura untuk menghilang dari hadapan Kinan sesuai perintah wanita dengan senyum manis itu. Kinan.. Mengapa sangat sulit menghilangkan bayanganmu?? Aku ingat kata-kata tulusnya ketika aku datang ke pesta pernikahannya yang mengharapkan kebahagiaan untukku. Kebahagiaan? Pantaskah aku bahagia?? Ya Allah, bisakah aku bahagia seperti yang diinginkan Kinan? Arrghh.. Sudahlah.. Mengapa aku selalu jadi mellow begini jika selalu teringat Kinan. Lebih baik aku pergi dan menyibukkan diri dengan pekerjaanku. Aku beranjak dari dudukku dan menuju kearah kasir untuk membayar pesananku. Setelah sampai di meja kasir, aku mengeluarkan kartu debitku untuk pembayaran. Aku melihat sang kasir beberapa kali mencuri pandang kearahku. Aku sudah terbiasa dengan ini. Kata orang-orang wajahku tampan dan mampu membuat wanita bertekuk lutut. Tapi mengapa tidak berlaku pada Kinan?? Shit!! Mengapa aku kembali memikirkannya?? Hentikan Gama, dia sudah menjadi milik orang lain. Poor you Gama. Usia 23th masih betah menjomblo karena Gagal Move On.. Sial!! Aku melangkah keluar area restoran menuju eskalator turun setelah selesai proses pembayaran. Dukk.. "aduh.." Tiba-tiba ada seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki yang tingginya selututku menabrakkan dirinya padaku dan terjatuh. Akupun berjongkok untuk membangunkannya. "hey.. Kamu gak papa?" tanya ku lembut setelah berhasil membuatnya berdiri kembali. Deg.. Wajah ini.. Anak kecil itu menatapku dengan tatapan yang lucu, polos dan imut khas tatapan anak kecil. "kenapa kamu lari-larian, sayang.." "atu.. Lagi numpet dali mama.." ucap anak kecil itu polos yang entah mengapa membuatku tertawa karena gaya bahasanya yang lucu. "kok pakai ngumpet segala?" tanyaku setelah meredakan tawa. "abisan mamanya ngecelin.. Gala tan mau main di temjone, eh tata mama becok aja. Padalan Atu tan maunya main cetalang!! " ucap anak laki-laki itu sambil bersedekap dengan memanyunkan bibirnya lucu yang membuatku semakin melebarkan senyum. "kamu nggak boleh seperti itu, mungkin mama kamu lagi ada urusan jadinya gak bisa main sekarang" nasihat ku yang membuat anak kecil di depanku ini menatapku sambil mengernyitkan alisnya seolah sedang berfikir. "beditu ya?" tanyanya yang aku balas anggukan. "Iya. Hmm.. Memang biasanya mama kamu gak bolehin kamu main ke time zone?" tanyaku penasaran. Eh?? Kenapa aku jadi penasaran begini?? "eng.. eng.. enggak cih.. Biacanya mama celalu itutin maunya Gala.. Tapi Munkin benel tata om ya.. Mama ladi ada ulucan.." ucapnya lucu sambil mengerutkan alisnya dan jangan lupakan jari telunjuknya yang berada di dahi yang menandakan Ia sedang memikirkan apa yang aku katakan. Ya ampun.. Lucu sekali anak ini!! Bolehkah aku bawa pulang? What?? Apa yang aku fikirkan? Yang ada nanti orang tua anak ini melaporkanku pada pihak yang berwajib karena tuduhan penculikan. "ehm adik kecil, nama kamu Gala ya?" tanyaku memastikan karena beberapa kali anak ini memanggil namanya sendiri. Aku benar-benar penasaran pada anak ini karena tingkahnya yang lucu. "eh?? tok Gala ci om?? Nama atu tuh Galla.." "oh.. Galla.." "butan-butan om.. Gallrrla.." Aku mengernyit bingung karena anak kecil ini seperti kesulitan menyebut namanya sendiri. "oh oke.. Gallrrla?" "iiih.. Om tok ngecelinn ciiihh tayak mama!!Butan itu.. Tapi.." "GARA!!!! ANGGARA!!! KAMU DIMANA NAK???" Tiba-tiba aku mendengar suara wanita berteriak memanggil seseorang. "nah.. Itu om nama atu!!" ucap anak laki-laki ini menunjuk ke udara. aku menatap anak laki-laki ini. Jadi namanya Gara. Wait.. Berarti suara wanita yang berteriak itu pasti suaranya mama dari anak ini? "ehm.. Gara.. Itu sepertinya mama kamu ya?" Aku menunjuk wanita yang membelakangiku yang terlihat panik dari gerak gerik tubuhnya dan masih berteriak memanggil nama Gara. "ssstt" Gara meletakkan jari telunjuknya di bibir tipis anak ini seakan mengatakan padaku untuk tidak berisik. "Om.. Atu cembunyi dibelatang om ya.." ucapnya berbisik dan Tanpa aba-aba Gara menyembunyikan dirinya dibalik bahuku yang masih berjongkok. Tiba-tiba wanita yang membelakangiku membalikkan badannya dan.. Deg.. Desi?? Adik kelasku semasa SMA kah? Aku melihatnya terkejut dan menegang melihatku. Berarti benar dia Desi yang itu. Aku melihat penampilannya dari atas sampai bawah. Apa-apaan dia!!! Dress ketat diatas lutut yang berwarna merah menyala yang kontras dengan kulit putihnya dengan potongan d a d a rendah yang menunjukkan separuh payudaranya. Jangan lupakan high heels dengan warna senada. Rambut coklat gelombang panjangnya di gerai menambah kesan seksi. Dan.. dandanan wajahnya yang menurutku.. berlebihan!! Benarkah dia Desi yang itu? Desi yang polos dengan kepangan rambut semasa SMA? Aku berdiri karena sepertinya bagian 'bawah' tubuhku seketika menegang melihat penampilannya dan sumpah ini sangat menyiksaku. Wanita itu berbalik dan hendak pergi dari hadapanku seolah-olah tak mengenal siapa diriku. Memangnya dia fikir aku tidak tahu siapa dirinya? "Desi!! " Aku melihatnya menegang ketika aku memanggil namanya. Desi membalikkan tubuhnya dan memaksakan senyuman ke arahku. "oh.. Ha..i.. Kak" sapanya kaku. "apa kabar?" tanyaku basa basi dan entah mengapa, celana bagian bawahku terasa semakin mengetat karena melihat pemandangan di depanku ini. Aku fikir bagian tubuhku yang itu sudah tidak bisa On kembali setelah kejadian lima tahun yang lalu. Tapi mengapa dengan hanya melihat Desi, dia memberontak?? Sial!! Mengapa Desi jadi seseksi ini?? Dan mataku tidak bisa beralih dari gundukan payudaranya yang terlihat. Ya ampun!! Apakah aku kembali menjadi Gama yang m e s u m? "baik kak.." ucap Desi pelan dan berusaha menutupi bagian payudaranya yang terlihat dengan rambut panjangnya karena sepertinya wanita ini tahu kalau mataku tertuju ke arah sana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD