* Ana Bilqis Adilah Hasan *

319 Words
                                                                                                                    Bab 1                                                                                                                     Prolog                                     Jika kehidupan bak seorang princess kalian kira hanya ada di dalam film anak-anak atau buku dongeng pengantar tidur adik kalian yang masih kecil, kalian salah besar. Kenyataannya, kehidupan bagaikan putri raja juga aku alami. Perkenalkan dulu, namaku Bilqis Adilah Hasan. Putri satu-satunya Hasan Prahardi, pemilik rumah sakit Citra Medika dan Syaira Arianggono, mantan model terkenal di Surabaya. Bagaimana rasanya hidup serba berkecukupan? Luar biasa menyenangkan. Mau apa tinggal bilang, butuh apa tinggal beli, barang jelek tinggal buang .... Pasti kalian mikir, kok bisa begitu? Ya, iyalah, ayah dan bundaku sayangnya mati-matian. Mungkin karena bunda pernah keguguran. Jadi aku bagaikan si timun emas yang mendapat perhatian ekstra. Meski begitu, aku juga nggak luput dari omelan panas ayah karena kelakuanku yang bar-bar luar biasa, loh. Kalau sudah marah, Ayah hobi ngeluarin jurus pembandingnya bunda itu cantiklah, anggun, alim, sabar, bla-bla-bla ... bunda ya bunda. Bilqis ya Bilqis, ayah. Oh ya, mengenai nama. Aku nggak habis pikir, bagaimana bisa kedua orang tuaku bisa ngasih nama nggak keren begini. Apa nggak ada nama yang lebih gaulan sedikit. Misal Rebeca, Paula atau Bianca ... ini, nama kok Bilqis. Coba kalian manggil aku apa? Paling "Bil" atau "Kis", nama yang menyesatkan. Apa lagi anak-anak cowok di kampus, saat manggil sering dikasih embel-embel "Muach" menjijikan! Kalau mereka ganteng sih, nggak masalah. Tapi ini, rata-rata yang suka manggil gitu, mereka yang nggak kebagian stok saat pembagian wajah tampan. Masalah cowok, aku pilih-pilih. Nggak asal comot sana-sini. Bagiku satu untuk seumur hidup. Bar-bar begini, aku penganut paham setia sampai hallal. Kalau bisa, langsung nikah tak pakai pacaran. "Bilqis!" Nah, itu dengar, kan? Itu sirine supaya aku secepatnya turun untuk makan malam. Dalam hitungan menit, jika aku belum turun, sirine kedua akan terdengar lagi. "Bilqis, turun!" Sudah dulu, ya ... bisa-bisa nggak hanya Hirosima dan Nagasaki yang dijatuhi nuklir. Kamar aku juga .... "Bilqis, turun atau nggak Bunda yang naik!" "Ya, Bilqis, turun bunda ...."                                                                                                         ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD