Prolog

387 Words
Seorang wanita muda yang masih mengenakan apron turun dari motornya, ia berjalan tergesa-gesa ke arah pintu masuk sebuah gedung perkantoran.  Wajahnya terlihat marah sekaligus juga gelisah dan panik, ia memasuki gedung kantor itu dengan tidak menghiraukan panggilan dari seseorang yang berada dibalik meja resepsionis yang berada di lobi kantor itu ia langsung menuju pintu tangga darurat.  Wanita muda itu tahu bahwa ia harus mempunyai janji temu terlebih dahulu serta menggunakan kartu sebagai akses masuk bila ingin menggunakan elevator, karena itu ia langsung membuka pintu darurat yang berada tidak jauh dari elevator.  Entah sudah berapa kali ia berhenti ditengah tangga untuk sekedar mengambil nafas, sampai di lantai 9 ia sudah tidak sanggup lagi dan memutuskan untuk menggunakan elevator karena lantai yang akan ia tuju berada di lantai teratas dari gedung berlantai 25 itu.  Dengan nafas yang terengah-engah ia membuka pintu darurat dan untung baginya saat melangkah keluar dari tangga darurat ia melihat pintu elevator terbuka, ia segera berlari masuk sebelum pintu elevator itu tertutup. Wanita itu memegang kedua lututnya dan masih mengatur nafasnya yang terengah-engah pada saat pintu tertutup dengan perlahan, tidak berapa lama kemudian elevator itu bergerak naik dan hendak menekankan tombol angka 25. Saat itulah ia melihat pantulan wajah dari orang yang sangat ingin ia temui itu berdiri di belakangnya.  Dengan wajah marah dan berkacak pinggang ia berbalik, “Kirishima Yamada! Kembalikan Ryuu dan Nao padaku!” “Aku akan mengembalikan mereka asalkan kamu menjadi istriku, Aoi Watanabe” ucap Kirishima Yamada dengan santai. “Aku tidak mau dan tidak akan pernah menjadi istrimu” Aoi Watanabe membalas perkataan pria yang dibencinya itu dengan marah  Kirishima mendekatkan wajahnya ke samping wajah Aoi dan berbisik, “Baik.., kalau keputusanmu seperti itu tapi ingat..! Kamu tidak akan pernah bertemu dengan mereka lagi selamanya” "Kamu..!! Kamu..!! Mengancam aku!?" Aoi mengancungkan jari telunjuknya dengan wajah merah menahan marah. Sedangkan Kirishima tersenyum miring "Terserah kamu mau bilang apa, aku tidak perduli" “Kirishima Yamada! Kamu benar-benar seorang pria yang licik” Aoi mengucapkan itu dengan rasa benci dan marah yang sangat, kemudian dengan sekuat tenaga ia mendorong d**a Kirishima.  Laki-laki itu hanya tertawa kecil sambil memasukan kedua tangannya ke saku celana panjangnya, “Apa kamu sudah berubah pikiran dan mau menjadi istriku?” tanya Kirishima sambil menyandarkan tubuhnya dengan santai di dinding elevator. “TIDAK AKAN PERNAH!!”  “Kita lihat saja nanti” Kirishima mengangkat bahunya dan keluar dari elevator di lantai yang sebenarnya bukan menjadi tujuannya. "TIDAK.., TIDAK AKAN PERNAH!! KAU DENGAR ITU PRIA b******k!" Teriak Aoi sambil menitikan airmatanya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD