Prolog

212 Words
"Nyonya, suami anda mengalami kecelakaan. Kami harap anda datang ke Rumah Sakit segera!" Tubuh Sarah gemetar, ponsel di tangannya jatuh begitu saja menyentuh lantai. Kakinya lemas seketika dan air matanya mulai menggenang. Seorang perempuan paruh baya yang mendengar suara benda jatuh keluar dari kamar"Ada apa nduk? Siapa yang telpon?" Ibu mertua Sarah menatap sarah ingin tahu. "Dari ... Rumah Sakit bu, ka...tanya mas .... Pras kecelakaan..." Suara Sarah terbata-bata menahan tangis. “Pras? Pras anak ibu?” Tanya sang mertua seakan tak percaya. Hanya anggukan yang menjadi jawaban Sarah. Air matanya mengalir dan tangannya menutupi mulutnya menahan suara tangisan. "Innalillahi... ayo nduk kita ke Rumah Sakit, Ayu biar ibu yang gendong" Sang ibu mertua kembali ke kamar menyiapkan segala keperluan cucunya. Sementara Sarah berusaha menenangkan diri. Setelah semuanya siap mereka berangkat ke rumah sakit menggunakan taksi yang dipesan Sarah. Sore hari di Rumah Sakit terlihat ramai. Sarah dan ibu mertuanya segera menuju ke UGD menanyakan pasien yang bernama Prasetyo suami Sarah. "Maaf bu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Allah juga yang menentukan semua, bapak Prasetyo tidak bisa kami selamatkan" Dokter jaga di UGD mengusap bahu Sarah. "Mas Pras...." Seketika itu juga Sarah jatuh pingsan. Kondisinya yang baru seminggu melahirkan masih lemah ditambah lagi mendengar kabar suaminya kembali ke pangkuan Ilahi. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD