1. Anak Baru

1225 Words
Aku selalu menganggap semua nya kebetulan...alias ketentuan Allah... Yah...aku bertemunya karena Allah yang mengizinkan aku untuk bertemu dengan nya, aku mencintainya juga karena allah yang menganugrahkan rasa itu padaku untuk nya. Dan banyak lagi ketetapan lain yang allah berikan bagi ku, namun masih ada satu ketetapan nya yang selama ini masih ku langgar dan kupungkiri setiap hari “kenapa bukan dia yang menjadi suamiku, jika benar kami saling mencintai”.  “Ups...sial kenapa harus macet sih??? mana udah masuk lagi” Rena bergegas menuju pintu gerbang sekolah yang sudah hampir ditutup. Dengan langkah panjang dan tergesa – gesa rena menelusuri koridor sekolah, bel sudah berbunyi sesaat rena masuk gerbang sekolah. Dia tak mau telat dihari pertama nya disekolah ini, rena murid baru pindahan dari surabaya di kelas 3 SMA yah...SMA yang sekarang akan jadi sekolah baru bagi nya. Dia harus mengikuti keinginan tante Asih yang sudah dianggap sebagai ibu semenjak ibu kandung rena menikah lagi setelah ayah nya meninggal dunia 1 tahun yang lalu. Rena memilih tinggal sendiri di Surabaya karena dia tak suka dengan keputusan ibu nya menikah lagi. “Hmmm... yang mana ya kantor nya?” monolog Rena sambil memperhatikan setiap ruangan karena Rena harus mencari kantor kepala sekolah untuk melaporkan diri dihari pertamanya bersekolah. “Maaf lo murid baru ya?” sapa seorang murid laki – laki yang dari tadi memperhatikan Rena ketika melawatinya tanpa Rena sadari. “Oh...iya, gue cari kantor kepala sekolah” jawab Rena tanpa melihat lawan bicara nya dan msh asik memperhatikan nama – nama yang dipintu. “Kalau mau biar gue tunjukin, kebetulan gue mau ke kantor sekolah juga” jawab nya sambil berdiri dihadapan Rena, karena sedikit kesal dengan tingkah Rena yang menjawab tanpa melihat ke arah nya. Spontan Rena langsung menoleh ke arah suara yang mengajak nya bicara dari tadi karena lawan nya sekarang berdiri tepat didepan rena yang berjarak hanya beberapa cm, “oh...boleh...boleh” Rena sambil memundurkan badan nya karena merasa tidak nyaman dengan jarak yang terlalu dekat dengan seseorang yang belum dikenalnya. “Gue Dewa, siswa kelas tiga” sapa Dewa sambil mengulurkan tangan nya dengan maksud untuk berkenalan dengan senyum khas pria berkulit indonesia ini. “Gue Rena, kebetulan gue pindahan dari surabaya kelas tiga” jawab Rena smbil menjabat tangan nya. Plisss....lo jangan senyum terlalu manis, ntar gue bisa diabetes. Gumam Rena dalam hati. Tanpa ada pembicaraan lagi Rena mengikuti Dewa untuk keruangan kepala sekolah.   “Baiklah murid – murid kita kedatangan murid baru, nama nya Rena dia pindahan dari surabaya” Pak Baskoro memperkenalkan Rena kepada murid kelas tiga yang selanjut nya mulai hari ini kan menjadi teman sekelas Rena. “baiklah Rena sekarang Bapak serah kan kamu ke guru yang mengajar ya, saya tinggal dulu ya Bu Gita” Pak Baskoro menyerahkan Rena kepada Bu Gita guru Bahasa Inggris yang mengajar di jam pertama ini. “Boleh perkenalkan diri kamu Rena” pinta Bu Gita kepada Rena, sambil mempersilahkan Rena Rena yang masih menunduk seketika langsung mengangkat wajah nya dan mengangguk kepada Bu Gita. “Halo saya Rena Alisya Handoko, saya pindahan dari surabaya. Salam kenal buat teman – teman” sapa Rena ke teman kelas nya yang disambut riuh oleh teman – teman nya. Rena dipersilakan duduk dibangku kosong yang sudah disediakan. Rena menempati bangku kosong yang dua baris terakhir, karna disitulah satu – satunya tempat yang bisa dia duduki. Sebelum duduk ditempat nya Rena sempat melihat sosok pria yang duduk dibelakang nya yang hanya sibuk becanda dengan teman sebangku nya, Rena merasa tak asing dengan sosok pria itu tapi dia tidak terlalu memikirkannya dan langsung duduk. “Hmmm....rame ternyata kalau lagi istirahat gini” Rena berbicara sendiri sambil bingung memikirkan mau makan apa karna melihat suasana kantin yang padat, akhirnya dia duduk dimana ada bangku yang kosong sambil menunggu anak – anak mulai sepi. “Hai...Rena kan?” sapa Prily teman sekelas nya. “eh..hai..iya, sorry gue....”. ucap Rena tertahan karna merasa canggung krna terlalu kenal. “Santai aja Ren, gue Prily satu kelas sama lo. Gue duduk didepan lo, mungkin lo gk sadar”. “Oh...ya maaf, gue kurang merhatiin”. “Gak papa lagi Ren, lagian lo fokus amat sama pelajaran kaya nya, hehehe...jangan terlalu tegang Ren baru juga hari pertama” Prily terkekeh karna menyadari Rena yang terlalu kaku. Akhirnya mereka bisa menikmati makan siang dengan aman sambil saling berkenalan, sementara dipojok kantin ada sepasang mata yang lekat memperhatikan rena, yaitu dewa. bel berbunyi menandakan jam selanjutnya akan dimulai kembali. “Yuk Ren, ke kelas” ajak Prily sambil menggaet tangan Rena, Rena hanya meng iya kan sambil sesekali merasa bersyukur bahwa hari pertamanya menjadi hari yang menyenangkan dan sudah dipertemukan dengan Prily yang ramah dan hangat. “Ah....akhirnya hari ini terlewati juga, hmmm....telpon tante gak ya?” Rena mengeluarkan hp nya utk menghubungi tante nya, namun masih ragu karna takut merepotkan tante Asih yang sedang bekerja. “Rumah lo dimana?” tanya pria yang duduk dibelakang Rena. “Eh...lo kan....” Rena merasa kenal dengan wajah ini, “iya...gk usah kaget gitu liat wajah ganteng gue, biasa aja gue tau kok kl gue ganteng” Dewa dengan PD nya sambil terkekeh menampilkan senyum dengan gaya khas nya. “Hmmmm.....biasa aja keles” Rena merasa jengah mendengar omongannya yang terlalu PD. “Gue tanya rumah lo dimana, malah gak dijawab” Dewa yang kesal karna merasa tidak dijawab pertanyaannya. “Jl. Tandean No. 35B” gubris Rena sambil mengemasi tas nya bermaksud untuk pulang. “Ada yang jemput?” tanya Dewa yang sudah ada didepan bangku Rena, Rena kaget namun melanjutkan aktivitasnya “belum, tapi bentar lagi gue telpon tante gue” Rena menyandang tas nya sambil berjalan menuju pintu keluar kelas tanpa memperhatikan Dewa yang mengekori nya. “Gak mau nebeng gue aja” tiba tiba Dewa berucap dibelakang Rena, merasa ada yang berbicara dengan nya Rena melihat kebelakang. “Lo ngomong sama gue” sambil menunjuk muka nya sendiri “gak...ngomong sama tembok” kesal Dewa Rena hanya memutar bola matanya dan melanjutkan perjalanannya, Dewa yang merasa diabaikan mensejajarkan langkahnya dengan Rena. “Hei...gue ngomong sama lo kali” “anak baru sombong banget” lanjut Dewa “Maaf..., gue dijemput ko” Kemudian mereka berjalan hanya saling diam dengan tatapan para siswi yang mulai berbisik,  Rena yang merasa diperhatikan merasa aneh. “Ko pada ngeliatin gue ya Wa, apa ada yang aneh didiri gue?” tanya Rena terbata pada Dewa Dewa memegang kedua bahu Rena, dan memperhatikan Rena dari atas sampai bawah, Rena yang diperlakukan mendadak seperti itu terang saja membuat jantung nya berdebar dan salah tingkah. “Gak ada yang aneh ko” jawab Dewa “lo cantik, lucu apalagi pipi lo merah sekarang” goda Dewa yang melihat pipi Rena merona “apaan sih lo” Rena menepis tangan Dewa dan melanjutkan langkahnya “mereka cuman iri” “iri? Iri kenapa?” “karna lo bareng gue” Rena yang mendengar ucapan Dewa hanya memutar bola matanya malas mendengarkan ucapan Dewa yang kepdean.   Sementara dikejauhan ada sekelompok siswi yang memerhatikan mereka “lo liat deh Sil, itu kan Dewa tumben dia bareng cewek” sapa salah seorang dari mereka “bukannya tu anak baru ya dilokal sebelah” salah seorang dari mereka ikut komentar “sial...tu cewek masih baru udah berani dia keganjenan sama Dewa gue” geram Sila sambil mengepalkan tangannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD