Prolog

259 Words
"LO yakin mau jadi temen tidur gue?" Perempuan itu hanya bisa diam, kepalanya menunduk dalam. Dia menyukai laki-laki itu sejak pertama kali mereka bertemu. Bersahabat dengannya membuat rasa sukanya tumbuh menjadi cinta. Ketika perempuan itu tahu bagaimana pergaulan laki-laki itu. Dia hanya bisa diam, tidak berani berkomentar, dan tetap mencintainya. Cinta itu tanpa alasan, cinta itu membutakan, dan cinta itu mematikan. "Gue yakin." "Lav, gue kenal lo udah dua tahun dan gue tahu pasti, lo bukan tipe cewek yang mau tidur sama sembarang cowok, tapi kenapa lo——" "Karena gue penasaran, Li." Perempuan bernama Lavinia Radhella atau yang akrab disapa Lav itu tersenyum tipis. "Gue penasaran ...." Apa enaknya seks sampai lo selalu ngelakuin itu dengan semua wanita yang ada di kampus kita? Gue penasaran, apa alasan lo kenapa selalu ngelakuin hal itu sama pacar-pacar lo selama ini? "Rasa penasaran lo bisa bikin lo celaka ...." "Gue nggak peduli lagi, Li. Gue penasaran dan gue butuh pelarian." Lav memalingkan muka saat Lion menatapnya tajam. "Lo tahu, kan? Gue sering banget disakiti. Kadang gue pengin lari, gue pengin pengalih perhatian yang bikin gue lupa sama semua masalah yang gue miliki, dan lo ngasih gue sebuah jawaban walaupun nggak pasti." Lion menggertakkan giginya kesal. Lav mengiyakannya bukan karena perempuan itu tertarik padanya. Dia mengiyakannya karena rasa penasaran akibat pengkhianatan yang diterimanya. Rasa penasaran yang bisa mematikan perempuan itu secara perlahan-lahan tanpa disadari olehnya. "Oke, asal kita tetap buat perjanjian." Lav tersenyum tipis. "Selama nggak merugikan, kenapa nggak?" ____ Jangan lupa tap love dan komentar di setiap babnya, ya. :)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD