Prolog

231 Words
Seorang pria bersetelan jas berwarna hitam, yang dipadukan dengan kemeja biru muda dan dasi hitam bermotif garis meminggir, baru saja keluar dari dalam sebuah mobil sport berwarna putih. Pria dingin berwajah tampan itu seketika menjadi pusat perhatian saat ia berjalan masuk melewati pintu lobby gedung perkantoran tersebut.  Perpuluh-puluh pasang mata kini menatap kagum padanya. Pria itu terlihat tak perduli dan terus berjalan menuju sebuah lift yang baru saja terbuka. Ia mulai melangkahkan kakinya masuk dan berdiri di samping beberapa orang karyawan wanita yang hendak menuju lantai tiga.  Tepat sebelum pintu tertutup, seorang wanita bertubuh kecil dengan beberapa berkas di tangannya nampak berlari dan segera menelusupkan tangannya pada celah pintu lift tersebut agar kembali terbuka.  Wanita itu membungkuk dan meminta maaf pada seluruh orang yang berada dalam lift tersebut karena harus menghentikan lift yang hampir tertutup.  "Kebiasaan banget sih, Dyra! Giliran lift hampir tertutup, lo baru mau masuk!" gerutu seorang wanita yang berdiri tepat di pojok kiri lift.  Wanita kecil berambut hitam dengan panjang sebahu itu seketika tersenyum malu, dan kembali menundukkan kepalanya.  "Maaf," jawabnya melirih.  Wanita itu pun berbalik menghadap ke depan dan menatap pantulan bayangan dirinya pada pintu lift. Tetapi pandangannya tiba-tiba teralihkan pada sosok pria di belakangnya yang sedang memasukkan sebuah ponsel ke dalam saku jasnya. Napasnya seketika tercekat saat pria tersebut kini menatap pantulan dirinya pada pintu lift dengan mata yang membulat sempurna.  "A-Aze," gumamnya setengah berbisik.  *** 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD