Mesin Sidik Jari

520 Words
Pagi itu sekolah sudah ramai dengan segala kesibukannya,  di mulai dari sidik jari sebagai tanda mengikuti apel pagi hingga upacara karena hari itu adalah hari senin.   Tampak jelas perbedaan pakaian yang dikenakan oleh siswa baru yang masih sangat putih dan cerah dibanding siswa lain yang sudah sedikit kusam atau menguning namun tetap terlihat bersih.   Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah 3 hari sebelumnya di adakan masa orientasi siswa yang di laksakan oleh para senior kelas 11 dan 12.   Pelaksanaan upacara sedang di persiapkan dan beberapa pelaksana sedang mengambil posisi sesuai tugas masing-masing sebelum akhirnya kehebohan terjadi.   Dari arah gerbang yang sebentar lagi akan ditutup tampak seorang laki-laki berjalan masuk dengan santai melempar senyum ke arah barisan siswa baru yang berada tidak jauh dari gerbang sekolah.   "Bukankah itu Adith? tak ku sangka melihatnya secara langsung berbeda sekali,  meskipun apa yang di deskripsikan oleh orang-orang selama ini sepenuhnya benar" bisik salah seorang siswa kelas 11   "Tidak dia lebih dari yang dikatakan oleh orang,  pokoknya aku bersyukur bisa hadir hari ini" tambah yang lain dengan nada yang tak kalah semangat.   "Ya ampun,, lekuk wajahnya begitu sempurna dan lesung pipinya saat tersenyum sungguh melemahkan kaki ketika melihatnya"   Se isi lapangan ribut dan heboh karena kedatangan Adith.  Namun kemudian menjadi semakin heboh melihat seseorang yang juga menyusulnya beberapa saat kemudian tak jauh dari belakang.  Dan kini bergantian dengan para laki-laki yang menjadi semakin ribut. "Wow itu Alisya,  aku tak tau kalau dia akan kesekolah ini" Teriak seorang siswa di barisan cowok. "Alisya selamat datang..." teriak yang lainnya. Keadaan semakin tak terkendali karena kedatangan Alisya yang menyebabkan para guru dan anggota osis harus turun tangan untuk menenangkan keadaan.   "Hei,  kamu... kamu tidak lihat ini sudah jam berapa? kamu tidak di izinkan masuk ke dalam barisan" ucap Siska, senior kelas 11 yang merupakan anggota osis.   "Maaf kak,  tapi sepertinya saya belum telat dan masih bisa memasuki barisan" jawab alisya sopan tanpa menundukkan pandangannya.   "Kamu kalau dibilangi telat yah telat!!" siska membentak dengan suara yang sedikit kasar.   "Kakak bisa liat mesin sidik jari di pos jaga itu kan? mesin sidik jari itu sebagai penanda bagi satpam jika lampunya berwarna hijau itu berarti siswa masih bisa melakukan  sidik jari dan belum terlambat sedangkan jika lampunya berwarna kuning maka siswa itu akan mendapatkan pinalti namun masih di izinkan untuk memasuki sekolah sedangkan jika berwarna merah maka siswa itu dikatakan terlambat dan tidak dizinkan masuk" ucap alisha menjelaskan dengan suara lembut dan tetap sopan namun terdengar dingin.   Semua orang terpaku dengan perkataan Alisha tidak terkecuali Siska.  bagaimana dia bisa tahu sampai sedetail itu peraturan sekolah sedang ini adalah hari pertama ia masuk dan belum banyak orang luar yang mengetahui mengenai mesin sidik jari itu karena alat itu barulah dipergunakan pada hari ini sedang sebelumnya hanya berupa absen berjalan saja.   "Dia benar siska, sebaiknya kamu jangan terlalu keras. mereka masih baru pertama masuk sekolah,  jadi masih banyak penyesuaian yang harus di lakukan" Ucap Firman dari belakang siska yang merupakan ketua osis pada saat itu.   Alisya dipersilahkan memasuki barisan dengan semua teriakan para laki-laki yang mengangungkan cara Alisya menangani sikap angkuh Siska.  terlebih lagi dengan gaya yang tetap sopan namun dingin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD