[0]: Ketika Si Cuek Jatuh Cinta

336 Words
Gue yakin kalau akhir-akhir ini ada yang aneh sama diri gue. Entah bagaimana menjelaskannya gue pun bingung, soalnya tiba-tiba saja gue merasa kalau apa yang gue lakukan sejak kemarin sangat berbeda dari gue yang biasanya. “Woy, nggak pulang lo?” Seseorang yang baru saja menepuk bahu gue penuh nafsu itu Yasin. Raut wajah super menyebalkannya itu seolah selalu mengajak orang berantem. Dulu waktu pertama kali lihat gue bahkan tanpa sadar sudah bersiap-siap melayangkan satu tendangan maut gara-gara dia menyerobot bangku di meja belakang. Gue mengedikkan bahu malas. “Duluan deh,” “Lo mau ngapain sih?” tanyanya, seperti di template cowok berambut ikal pendek itu meneruskan kalimat yang sama setiap harinya. “Dari kemarin perasaan ngaret mulu pulangnya. Kesambet apaan nih?” Benar. Apa yang dikatakan Yasin itu juga yang menjadi pertanyaan buat diri gue sendiri. Sebetulnya gue ngapain coba di sekolah sore-sore begini? Gue yang paling anti datang ke sekolah bahkan lebih memilih untuk bermesra-mesraan dengan guling di rumah mendadak jadi betah di sekolah sampai senja tiba. Masa iya gue kesambet penghuni sekolah yang katanya kakak kelas berwajah hancur itu? “Eh, itu si Caca lewat tuh,” telunjuknya yang gembul mencolek lengan gue sekilas. “Yayang loh noh, Yan, sapa sana masa iya cuma ngobrol di ** doang?” godanya menatap keluar kelas. Mendengar nama cewek yang selalu membuat gue senewen, kepala gue otomatis berputar mengikuti arah pandang Yasin. Di sana, tepatnya di koridor yang sudah sepi, gue melihat cewek berambut panjang tanpa poni sedang merapikan ikatan rambutnya yang melonggar. Senyum manisnya itu tersungging damai meskipun wajahnya tampak lesu setelah seharian berkutat dengan pelajaran. Gue sedikit terpaku ketika tiba-tiba Caca melirikkan matanya ke dalam kelas dan dalam hitungan detik yang bahkan gue nggak yakin saat itu kaki gue masih bisa berpijak sempurna. Dia melebarkan bibirnya hingga membentuk bulan sabit pada kedua mata berseri-serinya itu. Kemudian seakan diberi effect lampu sorot, Caca dihujani oleh sinar mentari yang sedang bersiap-siap kembali ke tempat persembunyian. Sepertinya gue tahu apa alasan gue nggak mau pulang cepat-cepat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD