Ch-1 Hangatnya Tubuhmu!

985 Words
Sore ini Melisa sedang membuka buku kuliahnya untuk mempersiapkan tugas-tugas yang harus ia kumpulkan besok, Seperti biasa gadis itu tengkurap di ruang tengah di atas karpet warna abu-abu tua, layar televisi masih menyala. Gadis dengan rambut lurus panjang sepinggang, tinggi semampai, seksi padat berisi! Kulitnya putih bersih dan cantik, berwajah oval. Hari ini gadis itu mengenakan kaos santai berwarna putih dengan hotpants untuk menutupi kedua pahanya yang mulus! Dia terkejut ketika mendengar suara mobil masuk ke halaman depan rumahnya, karena seluruh keluarganya sedang pergi hari ini keluar kota. "Aku tidak memiliki janji hari ini, kira-kira siapa yang datang ya?" Gumamnya pada dirinya sendiri, kemudian bergegas bangkit dari posisi tengkurapnya. Gadis itu menarik gorden dari kaca jendelanya, gadis itu mengukir senyumnya ketika melihat siapa yang datang! Revan Pratama, kekasihnya. Pria itu tersenyum manis menatap gadisnya menyibakkan gorden mengintip kedatangan dirinya. Dengan senyum khas mematikan, meluluhkan setiap hati wanita! Pria dengan seribu wanita tersebut tanpa ragu sama sekali langsung menuju pintu masuk, memutar gagang pintu kemudian melangkah masuk ke dalam. "Kok tumben sepi?" Tanyanya ketika melihat keheningan menyelimuti rumah Melisa. "Iya, pada pergi semuanya Van." Senyum Melisa terus terukir pada bibir tipisnya, membuat paras gadis itu semakin bertambah manis. Revan mendengar hal itu langsung melangkah menuju ke arahnya, meraih pinggangnya. "Akkkhhh, Revan..." Desahnya ketika pria itu menghempaskan tubuh ramping miliknya ke dalam pelukannya. Lisa tahu, pria itu pasti menagihnya! Melisa mendongakkan kepalanya menatap wajah pria tampan yang kini sedang memeluknya erat. Dia membuka sedikit bibir ranumnya, menyambut lumatan bibir pria di depannya. "Emmhhh.. emmhh!" Rajuk-nya seraya mengalungkan kedua tangannya di belakang tengkuknya. "Bibirmu lembut sekali, Lisa." Bisiknya di telinga gadis itu. Jemari Revan tak mau berhenti, pria itu menelusupkan jemari tangannya ke dalam kaos putih ketat yang membalut tubuh sintalnya, menuju ke sasaran bongkahan kenyal milik Melisa. "Revan! Emmhhh.. akkhhhh..awhhh.. Revan.." Desahan gadis itu membuat hasrat Revan naik seketika. Tanpa menunggu lagi di tariknya kaos santai milik gadis itu, hingga terpampang jelas bra berwarna hitam berenda miliknya. Sangat serasi dengan kulit tubuhnya yang bersih mulus. "Revan! Akkhh! Nakal sekali sih..ahhhkk!" Rengeknya saat pria itu menarik turun penutupnya, lalu mulai melumat isinya, kiri-kanan bergantian. Melisa merajuk saat pria itu mendorongnya hingga terlentang di atas karpet tempat buku-buku tugasnya berserakan. Pria itu menarik resleting celana hotpants miliknya, menampilkan celana dalam berenda warna senada dengan bra-nya. Ciuman Revan turun ke bawah, pada pinggangnya, lalu naik perlahan ke leher jenjangnya, seraya mengusap area sensitifnya yang masih dalam balutan celana dalam warna hitam tersebut. "Awhhhh Revan.. emmhhh.. akkhhh.." Tubuh Melisa menggelinjang merasakan sentuhan liar jemari tangan kekasihnya tersebut. "Basah Lis, aku lepas ya sayang?" Bisiknya pada gadis itu, masih tetap menciumi lehernya seraya menelusupkan jemari tangannya ke dalam celana dalamnya. "Cukup Re." Bisikan Melisa terdengar hangat menyapa kedua telinga dua sejoli tersebut, yang masih berpagutan panas di atas karpet. Melisa menahan tangan pria itu saat berniat menarik turun penutup satu-satunya miliknya, Melisa mendorong Revan menjauh darinya. Akan tetapi Revan terus mendesak, pria itu sama sekali tidak mau peduli dengan penolakan Melisa. Melisa mendongakkan kepalanya menatap sayu wajah kekasih tercintanya tersebut. "Aku mulai sayang.." Revan membuka kaos santainya, menampilkan otot perutnya. Tubuh berkulit bersih tersebut sudah meneteskan peluhnya. Gadis itu meremas-remas kedua bahu pria yang kini telah berhasil mendobrak pertahanan dirinya. "Akkhh..emmhh.. awhhh.." Desahan gadis itu terus terdengar. Hentakan-hentakan pinggulnya membuat tubuh Lisa terguncang-guncang hebat. Revan Pratama melenguh pelan ketika merasakan gigitan kecil pada dadanya. Manis sekali, wajah sayu Melisa yang tengah berhasrat merajuk merintih di bawah tubuh atletisnya. Membuat pria itu semakin menggila. "Triiiiinggg! Triiing!" Bunyi ponsel Revan membuat permainan panas tersebut terhenti sejenak, pria itu memilih untuk menerima telepon sambil berpacu. "Ahhh.. Revann.. ayoo cepat sayang.. emhhh.. " Desahnya manja sambil melumat bibir kekasihnya, yang kini masih berbicara melalui ponselnya pada seseorang di seberang sana. Melisa ingin segera menuntaskan hasratnya, Revan menambah kecepatan hentakan-hentakan pinggulnya, hingga keduanya meraih apa yang mereka inginkan. Pekikan Lisa terdengar keras ketika sampai pada puncaknya, dan nada tersebut terdengar sampai di telepon seberang sana. Membuat gerah telinga Alindra, salah satu gebetan Revan Pratama! "Iya sayang! Gak bisa! Malam ini aku sibuk!" Tukasnya pada penelepon di seberang. Sudah biasa pria itu memanggil wanita lain dengan sebutan sayang, karena kekasihnya memang bukan hanya Melisa seorang! Mungkin hari ini Revan bergumul ria dengan wajah manis Melisa, namun keesokan harinya beralih ke gadis SMA, atau teman kuliahnya! Bahkan senior kampusnya! Fuckboy! Revan Pratama mendapatkan julukan tersebut dari teman-temannya sekampus Cendana. Nama pria itu sudah melejit bak artis kampus, gara-gara julukan yang dia sandang tersebut! Bukan hanya wajah tampannya yang menggoda setiap wanita, tapi juga rayuan gombalnya yang selalu bisa memenangkan hati wanita! Termasuk Melisa, salah satunya! "Revan... " Panggilan Melisa membuat pria itu kembali menoleh ke arah tubuh mulusnya. Dia kembali merayapi tubuh mulusnya. "Lagi ya sayang?" Tidak peduli gadis itu menggeleng atau mengangguk, Revan segera menerjang masuk. Hentakan pinggulnya membuat tubuh Melisa kembali terguncang-guncang, Revan memutar posisi tubuhnya hingga Lisa berada di atas tubuhnya, pria itu bermain dari bawah tubuh kekasihnya. Membuatnya terlompat-lompat ke atas menahan guncangan hebat pinggul pria yang sedang bergerilya di bawah tubuhnya. Permainan tersebut berlangsung selama dua puluh menit, Revan meraih tubuh mulus gadis itu ke dalam pelukannya, masih tanpa mengenakan sehelai benang! Tak henti-hentinya pria itu menciumi lehernya. "Revan.. sudah..ahh.. aku lelah.." Rengeknya sambil memukul-mukul lengannya. "Aku ingin semalaman Lisa.." Bisiknya lirih sambil menyeringai lebar menatap wajah merajuk kekasihnya. Revan membelai rambut panjangnya, kemudian mencium keningnya. Membuat gadis itu memejamkan matanya sekejap ketika bibir pria itu mendarat pada keningnya. Lembut sekali ciumannya, tampan dan menawan elok rupawan, hanya saja pria itu tidak bisa bertahan dengan satu wanita! Lisa menganggukkan kepalanya mengiyakan permintaan Revan. Melisa selalu menuruti keinginan Revan Pratama. Gadis itu hanya ingin Revan tetap berada di sisinya, dan itulah salah satunya yang membuat Revan enggan berpaling darinya! Yang membuat pria itu tetap mengunjunginya, tetap memeluknya! Selain cintanya yang tak bisa terlukiskan dengan apapun, juga tidak masuk dalam logika manapun! Dia tetap ingin bersama Revan, meskipun pria itu sudah jelas bukan tipe pria setia!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD