Menikah

1092 Words
Tepat di hari ini pernikahan yang harus Yonna jalani dengan keterpaksaan, Ayahnya selalu meminta-minta pernikahan yang sesuai dia mau, Wanita itu tidak pernah berpikir bagaimana nanti kalau menjalani hubungan dengan pria asing. bertemu dengan pria yang tidak pernah sama sekali dia kenal, pertemuan satu hari sebelum pernikahan membuat semua orang terkejut apa yang terjadi pada dirinya, terkecuali Ayah dan semua keluarganya yang bahagia. Begitu Yonna merasa tidak adil pada hidupku, jauh di pikirannya saat ini semua yang diinginkan Ayah sudah tercapai sekarang dia harus menjalankan semua kepahitan yang akan di jalan kan. Terlihat jelas dekorasi dan pernak pernik pernikahan yang sudah terpasang di setiap sudut rumah. Darah yang mengalir dengan cepat, suasana hati yang membuat terkejut saat Ayahnya masuk ke dalam kamar dan melihat dia selesai di dandan yang sangat cantik, “Ayah begitu bahagia melihat kau memakai pakaian ini. Tersenyum sebentar lagi acara akan segera mulai, jangan membuat masalah, teteap menjadi Yonna yang Ayah bangga kan. ” Yonna berusaha untuk tetap tersenyum dan membuat Ayahnya tersenyum, “Baiklah Ayah.” “Jangan sekali-kali kau menghubungi DIA! Ayah tidak pernah mengatakan hubungan kalian jadi jangan bermain di belakang. ” Ucap Ayahnya kepada Yonna. Ayahnya pergi dari kamar tidur, Yonna menangis air matanya membasahi pipinya. Salah satu perias berkata “Mbak Yonna, jangan menangis, ini semua membuat orang lain akan melihat riasanmu hancur, tetap tersenyum dan aku akan memperbaiki riasanmu ini. Jangan pernah sekali-kali, kalau kalau kau akan mengagal kan pernikahan ini Yonna. Tok ... Tok ... “Masuk” sahut Yonna mempersilah kan masuk seseorang yang mempersilakan pintu. “Non, acara akan segera di mulai, mempelai pria sedang dalam perjalanan sekitar lima menit lagi, dan semua orang sudah menunggu di bawah. “Iya, baiklah saya akan segera menyusul.” Ucap Yonna dengan nada yang sangat sedikit lesu. Saat berjalannya acara itu, terlihat dari kamar Yonna seorang pria yang berbadan tegap sedang memasuki ruangan, dan di mulai lah acaranya. Jantung Yonna lebih berdebar tidak tahu harus berkata apa lagi saat ini. Semua orang berteriak SAH !!! dan mempelai wanita menuruni anak tangga dengan pelan-pelan. Semua mata tertuju kepada Yonna, terdengar bisikkan dari telinganya salah satu undangan undangan “Wah ... Yonna sangat cantik seperti Tuan putri hari ini, dan mempelai pria tampan juga mereka berdua sangat serasi, pasti nanti anak mereka akan terlihat sempurna.” Yonna berusaha tersenyum di depan para tamu undangan yang dari tadi hanya memandangi dia saja. Tatapan mata Yonna tertunju kepada pria yang sekarang sudah sah menjadi suaminya, dia adalah Dion Carson pria yang berumur 30 tahun dia tersenyum manis kepada Yonna. Mereka berdua menyambut tamu yang datang, senyuman terlihat sangat tulus tidak pernah sedikit pun Yonna ingin menyapa Dion terlebih dahulu. Beberapa jam kemudian acara telah selesai Yonna yang sudah tidak terlihat lagi dia pergi meninggalkan tempat itu menuju kamar. Dion yang sudah merasa ada yang tidak beres pada istrinya itu, dia mencari akhirnya masuk ke dalam kamar pengantin itu. Yonna yang tertunduk sambil menangis, berusaha untuk mengajaknya berbicara. “Hallo Yonna aku Dion yang sekarang menjadi suamimu.” dia terkekeh saat mengatakan itu. Ramah! Itu yang pertama kali yang ada di pikiran Yonna saat itu. Wanita itu sedang dibangunkan air matanya yang mengalir dari tadi. “Hallo juga, aku sudah tahu nama kau Dion.” “Lebih baik juga kita harus berkenalan dengan resmi, Hm ... acara sudah selesai tinggal kita beristirahat, aku lihat kau sangat lelah silahkan memberih tubuhmu dan langsung memejamkan mata yang sudah sangat lelah tersebut. Aku juga tidak ingin mengganggu kau Yonna. ” Ucap Dion yang tersenyum ramah kepada Yonna. Baiklah, aku akan beristirahat sejenak. Setelah mereka berdua sudah membersihkan diri, terlihat Yonna yang sedang berada di meja riasnya sedang menyisir rambutnya. Tidak sedikit pun Yonna ajakan Dion berbicara jauh di pikirannya. “Yonna, apa perasaanmu saat ini?” tanya Dion yang mau berusaha membuat suasana membaik. “Seperti biasa saja.” “Syukurlah, kalau begitu silahkan tidur aku ada yang harus aku kerjakan.” “Oke baiklah Mas Dion. Ucap Yonna. Dion terdiam sejenak saat Yonna istrinya memanggil dia sebutan yang menurutnya begitu sangat romantis. Pria itu tersenyum melihat wajah Yonna yang sedang terpejam. Di dalam hati berkata “Yonna, aku tahu kau memang belum memiliki perasaan itu, tetapi aku akan terus menerima apa yang sekarang telah di takdirkan untuk diriku. Saat ijab kabul itu semua tanggung jawab ada padaku, jadi aku berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk dirimu Yonna. Keesokkan paginya, Yonna terbangun melihat sosok pria yang semalam itu tidak berada di sampingnya. Ternyata Dion sedang berada di meja makan untuk sarapan pagi. “Hai... Yonna, selamat pagi. Kau sangat lelah sampai susah di bangunkan.” “Hm... iya aku sangat lelah.” “Iya sudah ini sarapan dulu, semua sarapan ini aku siapkan khusus untukmu.” “Terima kasih, Oo iya kemana Ayah?” “Baru saja keluar menuju kantor.” Yonna menganggukkan kepalanya dan sambil tersenyum kepada Dion, lalu Dion mengajak istrinya mengobrol dan berkata “Bagaimana, kalau kita akan pergi berbulan madu, soalnya kita belum juga kembali beraktivitas seperti biasanya, aku harap kau mau menerimanya.” “Hm... baiklah kalau begitu.” Drrt... Drrt... Getaran ponsel Yonna, dia langsung melihat nama Alden yang meneleponnya berulang kali. Dia pergi menjauh dari hadapan Dion yang sedang menyantapan makanan di atas meja. Dion menarik nafas panjang dan dia berkata dengan tenang lalu dia berkata di dalam hati, Hm... aku tahu Yonna apa yang sedang kau alami, tapi aku berusaha menyembunyikannya. Agar tidak ada masalah di antara kita juga. “Hallo Alden, kenapa?” Di seberang telepon itu Alden mengatakan dengan nada yang sangat lesu, “Yonna, akhirnya sudah aktif. Kau kemana saja? Aku berulang kali menelepon tetapi nomormu tidak pernah aktif, dan apa yang terjadi padamu Yonna katakan kepadaku.” “Hm... tidak apa-apa, besok kita bertemu ya, aku tunggu kau di tempat biasanya, jangan lupa tepat waktu.” “Baiklah Yonna, kalau begitu aku akan tepat waktu menemuimu.” “kalau begitu sampai ketemu besok, dan aku akan mematikantelepon ini dulu. Bye.” Ucap Yonna sambil mematikan ponselnya, saat Wanita itu membalikkan tubuhnya dan dia melihat Dion yang sudah berada di belakangnya dan dia berkata kepada Yonna sambil tersenyum, “Siapa yang meenleponmu?” “Ha! Itu... temanku mau mengajak aku untuk bertemu besok.” “Besok? Aku sudah memesankan tiket pesawat keberangkatan kita berbulan madu, tapi aku bisa kok membatalkannya besok harinya.” “Tidak perlu, aku hanya sebentar menemuinya setelah kita akan pergi.” “Iya Yonna kalau begitu aku mau bersiap-siap dulu untuk persiapan kita besok pagi, jadi besok tinggal berangkat saja.” Yonna hanya menganggukkan kepalanya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD