1

961 Words
Erika mendapatkan undangan pernikahan salah satu rekan kantornya. Erika melihat  horor dengan undangan yang ada ditangannya dan itu undangan pernikahan. Dia sangat kesal tak menyangka junior di kantornya yang baru setahun berkerja sudah akan menikah sedangkan dia masih sendiri. Sebenarnya dia juga ingin menikah diumurnya yang 30 tahun dia masih saja belum punya kekasih. Bukannya dia tidak laku, banyak pria yang menyukai dia. Semua yang wanita inginkan ada pada dirinya, wajah cantik, sexy, mandiri, pintar, punya apartement, mobil sendiri dan posisinya di perusahaan sebagai manager tentu mempunyai gaji yang tak sedikit tapi entahlah dia merasa ada aja yang kurang dari para pria yang berusaha mendekatinya. "Ka kapan kamu nyusul si bela?" tanya Devi temannya "Entahlah.. aku masih fokus kerja." "Jangan terlalu berlama lama melajang, nanti jadi perawan tua" Devi terkekeh. "Puas ngejek aku, aku manager kamu loh dev" "Sorry dech bu manager tapi kamu kan temen aku" "Dev ke club yuks ntar malam" ajak Erika "Ga akh Ka, aku mau kencan sama Boni. Udah 2 minggu aku ga kencan ntar bisa putus lagi sama boni, gara gara aku nemenin kamu aja" sahut Devi . "Hadeeh alasan aja sih" "Makanya non punya wajah cantik, karir bagus tapi masih aja ga punya pacar, jangan banyak milih milih. Dapat berondong atau om om tua baru tau rasa" Erika memilih tak menanggapi omongan Devi, walau dihatinya dia jengkel . Dia masih memegang undangan dari Bela dan undangan itu seakan- akan kartu mengejek dia. Erika memikirkan apa dia akan datang atau tidak kepernikahan Bela, kalau dia tak datang tak enak kalau dia datang pasti akan banyak pasangan pasangan disana. Erika membuka kartu undangan disitu tertera nama dan foto yang dia kenal. "Joshua susilo" Erika teringat Joshua salah satu mantan pacarnya sewaktu kuliah dulu, Erika dan Joshua berpacaran 3 tahun sampai pada akhirnya mereka putus. Alasan putusnya pun hanya karena hal sepele, Erika terlalu baik untuk Joshua. Tapi ternyata itu hanya alasan Joshua saja karena sebenarnya Joshua mempunyai pacar lain. Erika semenjak itu menjadi sensitif atau malah mungkin trauma dengan laki laki. Erika mencari kesibukan dan jadi aktif di kampusnya, sudah bisa mencari uang sendiri, Erika karena kepintarannya mendapatkan magang disalah satu perusahaan walau masih kuliah. Ingatan tentang kenangannya bersama Joshua membangkitkan lagi rasa sakit pada hati Erika. Dan sekarang malah Joshua akan menikah dengan salah satu anak buahnya kalau dia tak datang mau taruh dimana muka cantiknya ini. ♾♾♾ Karena hari sabtu Erika memilih pulang kerumah orang tua nya tidak ke apartemennya. "Yuhuuu mama, papa anakmu yang cantik ini pulang... yuhuuui adikku tersayang kakakmu yang cantik ini pulaaaang" teriak Erika begitu sampai dirumah "Ealaah pengacau pulang juga... ngapain sih pake teriak teriak pusing tau dengerin suara cempreng kakak" sahut Erik adik laki laki Erika. "Eeh anak kecil makin cakep aja sih tapi sayang masih bocah ingusan, gimana kuliahmu ? Dah semestar 2 kan? Pasti kamu belum ada duitnya kaaaan" Erika berkata seperti sengaja untuk mengejek adik laki lakinya. "Mama.. kakak ngeledekin aku terus" Erik mengadu manja pada Ella mama nya. "Haduuuh erik, erika kalian kalo ketemu pasti aja ada perang. Mama pusing nih" "Papa mana ma?" Tanya Erika "Biasalah mancing ka" jawab Ella "Mancing apa ma? Mancing emosi??" Tanya Erika sengaja menggoda mama nya. "Rikaaaa kau ini sudah tua kelakuan masih kayak bocah" "Iyee tuh perawan tua... liat aku dong kak masih bocah ingusan tapi udah punya pacar" kata Erik bangga. "Apa kamu bilang aku perawan tua. Dasar adek ga tau diri.. ga akan kakak kasih kamu duit jajan extra. Dan paling cuman cabe cabean atau kaleng kalengan yang mau sama kamu" Erika melirik tajam melihat Erik. "Ooh kakakku yang bukan perawan tua dan cantik sedunia maafkan adikmu ini dan janganlah kakaku tidak memberikan aku uang jajan dan aku meminta pada dewi yang bijaksana nan cantik Erika Anastasia untuk meminjamkan mobilnya" Erik berkata berlebihan pada Erika. "Ooh adikku yang paling tampan sedunia. Tak akan ku berikan kau uang jajan extra dan tak akan ku pinjamkan mobilku padamu" balas Erika yang juga berkata berlebihan. "Mamamama kakak ga mau pinjemin mobilnya ma" rengek Erik pada Ella. "Erikaaa pinjemin lah mobil ke adikmu, kasian dia kalau keluar naik motor malam malam" Erika dengan kesal tapi tetap mengulurkan kunci mobilnya pada Erik. Erik tak menyiayiakan kesempatan itu langsung mengambil kunci mobil erika. "Makasih perawan tua" teriak Erik sambil berlari ke luar rumah. "Eeerrrriiiiiiiik" teriak Erika dengan matanya langsung melotot mendengarkan perkataan Erik. Tapi kemudian dia tersenyum, memang adiknya Erik menyebalkan tapi Erika sering merindukan Erik dan sangat menyayangi adiknya. ♾♾♾ Erika melihat jam didinding kamarnya sudah jam 01.00 pagi dan Erika terbangun dari tidurnya. Rasa haus menderanya dan mengambil gelas di nakas tapi air digelas habis. Erika berjalan dengan setengah mengantuk turun ke dapur dan melihat punggung seorang pria dari belakang. Erika berfikir itu Erik yang memang sering pulang pada malam hari apa lagi jika hari sabtu. Erika pun memeluk pria tersebut dengan santainya. "Jam berapa ini? Tumben udah pulang rik" Erika memeluk dengan erat dengan mata tertutup. Pria tersebut kaget dengan pelukan seorang wanita apa lagi ada benda kenyal besar menyentuh punggungnya yang membuat tubuhnya tiba tiba menegang dan salah tingkah. "Ambil kakak air donk.. aku haus Rik" kata Erika lalu menerima gelas dan meminumnya tapi masih dengan mata setengah terbuka dan menyerahkan gelas yang sudah kosong pada pria yang dia kira adiknya. "Eeh Rik kenapa body kamu berubah gini, perut kamu kok jadi kotak kotak gini sih? Udah rajin olah raga yaa sekarang" kata Erika sambil meraba perut pria tersebut tapi masih dengan mata tertutup dan memeluknya. Pria yang diraba raba oleh Erika menahan gairahnya karena sentuhan sentuhan Erika. Pria mana yang tak b*******h bila disentuh oleh lawan jenis, tak lama pria tersebut pun berbalik dan Erika yang merasakan tubuh pria itu berbalik melihat dengan setengah mata terbuka. "Eeh kamu bukan erik pantesan beda badannya" kata Erika santai. Tiba tiba kewarasan Erika kembali dan dia membuka matanya, benar benar membuka matanya dengan lebar, melihat pria itu yang ada didepannya dengan lekat. Pria yang dipeluknya yang dia kira adiknya Erik ternyata pria yang berbeda dan pria itu tersenyum tipis melihat Erika. Erika berteriak dengan kencang "Maaaaalllliiiiiiiiinnnnngggggg"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD