Bab 0.0 : Monumen 1980

1720 Words
Pada monumen, Georgia guidestone di buat oleh R.C Cristian (nama samaran) tahun 1980. Menyatakan keinginannya untuk mengurangi masa populasi 500.000.000 penduduk untuk keseimbangan alam, dalam bentuk 8 bahasa berbeda yaitu Inggris, Rusia, Swahali, Arab, Sanskerta, China, Spanyol, dan Ibrani. Pada tahun 2011-2014 dimulainya peraturan satu anak untuk satu keluarga untuk mengurangi angka populasi di dunia. Akan tetapi, pada tahun 2015 mengalami perubahan untuk memperbolehkan mempunyai dua anak. Walaupun begitu, cara ini masih kurang maksimal. Karena angka pernikahan yang terus melesat tajam tiap tahunnya. Pemerintah mulai memberlakukan larangan adanya prostitusi dan pergaulan bebas diluar nikah. Tahun 2040 pemerintah menyatakan kembali dengan terang-terangan kepada warga dunia. Populasi manusia harus dikurangi dengan alasan, untuk keseimbangan alam dan beberapa hewan-hewan langka yang di lindungi Punah, penggundulan hutan, global warming, penyempitan lahan untuk dijadikan rumah, serta berkurangnya oksigen bersih. Cara-cara tersebut nyatanya masih belum ampuh untuk menyeimbangkan populasi manusia. Setelah 20 tahun berlalu, pada awal januari tahun 2060 Pemerintah membuat peraturan baru karena peraturan sebelumnya tidak bekerja maksimal. Pemerintah menyatakan bahwa para lansia yang berumur lebih dari 70 tahun harus disuntik mati. Pada tahun yang sama di bulan yang berbeda tepatnya 20 Juli tahun 2060 Pemerintah membuat aturan baru yaitu membuat festival killer atau lebih dikenal sebagai F.K16. Karena yang mengikuti program tersebut adalah para murid Sekolah Menengah Atas (SMA) berumur 16 sampai 19 tahun dengan nilai terendah dari 100 peringkat dalam Ujian Perkelas yang sisanya akan mengikuti F.K16. Tujuan diadakan F.K16 yaitu untuk mengurangi angka populasi berlebihan setiap tahunnya serta mencari bibit-bibit unggul yang sanggup bertahan hidup selama 7 Hari. Pada tahun 2070, 10 tahun telah berlalu sejak peraturan ujian festival killer atau F.K16 dilakukan 1 tahun pertama. Mungkin, terlalu banyak kecaman warga dunia hingga bentrok berkepanjangan akan tetapi pemerintah tidak menggubris ulah para masyarakat setiap negara. Tahun kedua masyarakat mulai terbiasa, ditahun keempat dan seterusnya warga menganggap ini suatu hal biasa. Walaupun, masih ada desas-desus warga yang tidak suka dengan program ini. *** "Perkenalkan namaku Satya Pranaditya keturunan murni Indonesia. Aku lahir pada tanggal 13-06-2054 di kota New york, Amerika serikat. Kota yang di kenal dengan warganya tak pernah tidur mau siang ataupun malam tetap ramai. Tahun Ini, tahun pertamaku memasuki SMA Boulevard yang ternama. Dengan hanya menerima 250 siswa tiap tahunnya." "Keluargaku Ayah Mikael seorang dokter khusus perawatan F.K16 sedangkan ibuku Lyla seorang suster pendamping. Aku anak terakhir dari 3 bersaudara." "Anastasya, Kyle dan Satya. Kakakku selalu peringkat pertama dalam kelas disetiap ujian semester, sedangkan kakak keduaku selalu peringkat 10 besar disekolahnya." "Ini hari pertamaku ke sekolah, dan aku tidak boleh sampai terlambat!" gumam Satya dalam hati sembari berlari menyusuri jalan menuju pemberhentian bus sekolah. Suara rem angin bus terdengar Satya sudah di depan pintu, "Hust ... Hust," lalu supir membuka pintu mobil tersebut disaat yang sama ada beberapa pria dan wanita di arah yang sama menyenggol bahu Satya. Terlihat dari balik kaca mobil. Gerak bibirnya mengucapkan, "Maaf" mengarahkan pandangannya sambil menempelkan kedua tangan dengan posisi salam namaste dari dalam bus. Satya berniat masuk tapi pintu sudah ditutup. Bus sudah meninggalkan tempat dengan kecepatan penuh, Ia sempat mengejarnya sebentar sekitar 10 meter dan menyerah karena tak sanggup mengejar. Akhirnya, memutuskan menaiki taksi dengan biaya cukup mahal untuk kantong pelajar karena jarak yang terlalu jauh untuk berjalan kaki Aku melambaikan tangan ke taksi yang sedang parkir untuk mendekatiku "Mau kemana nak?" tanya supir taksi mengeluarkan siku ke jendela mobil. Sambil mengarahkan pandangan ke arah Satya. "Mhmm, tolong antar ke sekolah SMA Boulevard" ucap Satya langsung membuka pintu mobil dengan tergesa-gesa. "Baik, akan saya antar" ucap sang supir langsung menginjak gas. 20 menit perjalanan telah terlewati. Satya telah sampai di sekolah hampir telat 2 menit. Kondisi halaman sekolah yang ramai dipenuhi senior-senior menyapa kami satu persatu. Kemudian memberi kami selembar brosur klub ekstrakulikuler masing-masing. Suara alat pengeras suara terdengar, "Ngiing!" para senior langsung berhenti bergerak dan menengok sumber suara. "Selamat pagi, para siswa dan siswi baruku. Selamat datang di sekolah kami sekolah SMA Boulevard. Kami adalah keluarga baru kalian tidak ada pembeda disini miskin dan kaya, hitam atau putih dan lain-lain. Kalian setara ketika memasuki gerbang seperti bayi terlahir suci, bersih tanpa noda" ucap seorang Guru perempuan berusia 30 tahun sedang berbicara "Untuk para senior harap menyingkir terlebih dahulu, untuk anak baru harap membentuk barisan. Kami 8 guru akan memanggil kalian satu demi satu. Guru yang memanggil kalian akan menjadi wali kelas kalian! Jadi dengarkan baik-baik." ujar sang Guru memberi penjelasan. "Kami akan memberikan sebuah perangkat lunak seperti kapsul yang akan di tempel pada tengkuk kalian menggunakan suntikan khusus." "Setelah itu tempelkan kedua jempol kalian pada scanner serta menyebut nama kalian dengan suara keras dan jelas di microphone, nanti kelas kalian akan tercantum di lensa kontak sebagai layar digital dan earphone mini sebagai alat pendengar yang baru saja kami beri" sambung guru tersebut sambil memegang pengeras suara. 25 menit, kami di depan halaman. Para siswa mulai mencari kelas meraka masing-masing yang tertera pada lensa mereka. Layar pada lensa yang di pakainya, tercantum informasi berupa tulisan nama tempat di setiap lorong dan beberapa ruang lainya yang tercantum jelas pada lensa. Baru saja memasuki bagian depan sekolah. Bangunan ini terlihat sangat megah layaknya hotel dengan atap menjulang tinggi. Bagian Koridor utama, begitu luas terlihat ada 4 lorong ruangan. Letaknya di pojok kiri lorong kelas untuk kelas 1, lorong bagian tengah untuk kelas 2 yang sejajar dengan pintu masuk sekolah, lorong bagian kanan pojok di isi oleh seluruh senior kelas yaitu kelas tiga, pada bagian kanan di tengahnya di peruntukkan untuk ruang guru, dan yang terakhir lorong sebelah kiri tengah tidak ada petunjuk nama yang tercantum didalam lensa. "Aku berada di kelas 10E, seperti apa kira-kira temanku?" benak Satya dalam hati sambil berjalan menelusuri lorong menuju kelas. Ketika Satya masuk semua sudah berkumpul di sana membuat kelompok masing-masing tanpa mereka sadari. Sedangkan Satya hanya melewati mereka untuk mencari tempat duduk. Tempat duduk Satya berada paling belakang pojok kanan barisan kedua sebelah kiri. Satya hanya menyibukkan diri dengan melihat menu pada layar lensanya yang berada di mata kiri, tidak menggubris keributan kelas. Saat sibuk mengutak-atik lensa. Satya di kagetkan dengan wajah seorang gadis bermata biru yang mendekatinya ke arah wajah cukup dekat. Suara keras dari arah belakang, "Gubrak!" tempat Satya duduk terjatuh membuat teman satu kelas terdiam melirik arah suara kursi terjatuh. Terlihat seorang gadis mengagetkan Satya. Ia pun mengulurkan tangannya yang terlihat putih, halus, dan lembut serta rambut yang terurai panjang, "Ahh, maaf kamu kaget yaa!" "Ya sudah, aku tak apa!" Satya menerima uluran tangan membantunya berdiri. Setelah itu kelas kembali ramai. Beberapa orang mendekati Satya, setelah terjatuh. "Namamu siapa?" tanya seorang gadis manis bermata biru. "Namaku Satya pranaditya," jawab Satya. "Namaku Asher Carrington, aku dari keluarga besar Carrington yang terkenal dengan bela diri tombak dan perusahaan senjata terbesar di New york" ucap Asher menyela pembicaraan kami dengan percaya diri tinggi. Wajahnya terlihat cemberut ketika Asher menyela pembicaraan, "Aku Naomi Samantha keturunan jepang. Aku paling benci saat seseorang menyela pembicaraanku" demikian Naomi berucap dengan wajah cemberut mengerutkan dahi sambil melirik Asher. Asher tersenyum tipis melihat Naomi cemberut, "Eiiiits ... Serem amat mukamu tapi tetep imut kok, aku suka!" balas Asher ke Naomi dengan rayuan. "Makasih pujiannya Asher" ujar Naomi memegang tangan Asher lalu dengan gesit mengunci tangannya ke arah belakang dengan senyum manis. Aku hanya terdiam melihat tingkah mereka yang langsung akrab seperti itu. Satu orang lagi dengan badan besar dan luka benda tajam di dahi mendekatiku. "Apa kau Satya pranaditya?" tanya orang berbadan besar itu. Satya hanya mengangguk terkejut ketika Pria besar itu mendekat padanya. "Aku penggemar beratmu Satya, di usia 8 tahun kamu sudah mahir di meja operasi. Untuk operasi jantung pasien berumur 25 tahun, pada umur 9 tahun kamu berhasil menemukan obat kanker tanpa membebani antibodi pasien dan hanya butuh 2 bulan perawatan." "Pada usia 10 tahun kamu di juluki si Genius bodoh karena hanya mahir di bidang kedokteran tapi setelah itu kamu menghilang. Sekarang aku menemukanmu di sini, di kelas ini, satu kelas denganmu!!" seru Orang asing tersebut dengan suara lantang menampakkan senyum seram. Beberapa orang kaget dengan suara tersebut. Satya hanya terdiam salah tingkah. "Oh iya, namaku Arlo Grissham keluargaku pemilik rumah sakit Riverwest di New york. walaupun, tidak terlalu terkenal. Tapi aku akan berusaha agar menjadi rumah sakit andalan di kota ini. Aku penggemar beratmu!" ucap Arlo menawarkan jabat tangan. "Ahh ... I-Iya ... tapi tolong jangan di bahas lagi" pinta Satya sambil bersalaman dengannya. "selama 6 tahun , apa yang kamu lakukan selama ini?" selidik Arlo sembari mengambil kursi tak terpakai untuk ia duduki. "Aku hanya ingin fokus ke hal lain yang tidak ada hubungannya dengan medis" kata Satya sambil menyangga kepala dengan tangan kiri. "Ohh... Jadi kamu cukup terkenal yaa?" tanya Asher Menguping pembicaraan kami. "Tidak juga, itu sudah lama 6 tahun yang lalu. Mungkin aku sedikit setuju apa yang di katakan Naomi tentang menyela pembicaraan" jawab Satya singkat berlanjut meledek Asher. "Ohh begitu ..." respon Asher singkat tidak menggubris ledekan Satya. Beberapa gadis memergoki pria tampan nan rupawan dari dalam kelas 10E. Dengan rambut hitam lebat dan gaya rambut acak-acakan terkesan nakal. "Lihat deh, dia tampan sekali, aku ingin berkenalan dengannya" bisik-bisik beberapa gadis yang sedang berkumpul dari balik pintu kelas yang terbuka. Akhirnya, para gadis memutuskan mendekat ke arah kami lalu mendekati Asher. Sambil saling berebut posisi depan untuk melihat lebih dekat. "An... Ann... Anuu" ucap salah satu gadis berbicara gugup. "Iya!" balas Asher dengan senyuman manis ke arah para gadis. "Na-nama... kamu siapa?" sambung gadis tersebut bertanya dengan malu-malu menatap wajah Asher. "Oh, namaku Asher Carrington yang artinya diberkati ketampanan, kalian bisa memanggilku Asher. Khusus untukmu, yang bertanya. Kamu boleh memanggilku Ashh atau panggil saja sesukamu" jawab Asher mendekatkan muka ke arah gadis tersebut lalu tersenyum manis dan mengedipkan mata kirinya. "Kyaaaa!!" teriak gadis tersebut menjerit lalu pingsan. Para gadis tersebut menangkap temannya yang pingsan lalu keluar kelas. Sedangkan para pria melirik tajam kearah Asher dengan wajah seram mengancam. Namun Asher hanya membalas senyuman manis kearah para pria tersebut. Pukulan keras mendarat kearah asher, "Plak-plak," pada bagian kepala menggunakan tangan. "Kamu pilih mana gadis-gadis tadi atau para laki-laki yang kamu senyumi tadi?" tanya Naomi kesal mengerutkan dahinya. Asher tersenyum jahil, "Aku memilihmu" jawabnya dengan Percaya diri "Aku tahu kok" balas Naomi dengan senyum tak kalah manis sambil meninju perut Asher sekuat tenaga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD