BAB 1

1085 Words
Perkenalkan namaku Roseline Stephanie. Semua orang memanggilku Rose. Aku seorang wanita karir yang memiliki suami idaman seperti Felix Sudah lima tahun kami berumah tangga tetapi sampai sekarang belum diberi keturunan. Akhirnya Felix mengajakku ke dokter kandungan. " Sudah lama kita menikah tetapi kita belum memiliki keturunan. Bagaimana kalau kita ke dokter kandungan? Apakah kau setuju?" " Tentu saja aku setuju." Setelah melakukan pemeriksaan, dokter memberitahu jika aku tidak bisa memberikan keturunan untuk suamiku. " Berdasarkan hasil pemeriksaan, istri anda tidak bisa memberikan keturunan" " Apa yang dokter katakan?! Jangan bercanda! Itu tidak mungkin!" " Saya berkata yang sejujurnya." Rasanya hatiku sangat hancur ketika mengetahui aku tidak bisa memberi keturunan kepada suamiku. Felix sangat terpukul mendengar kenyataan ini. " Rose, aku tidak bisa hidup tanpa memiliki keturunan. Kau tau jika orang tuaku sangat menginginkan cucu dariku. Sebaiknya kita bercerai saja" " Kenapa kamu tega seperti itu terhadapku?! Apa kamu tidak mencintaiku?" " Rose, kau tau sendiri jika kita menikah karena perjodohan! Seandainya dulu aku menikah dengan mantanku, aku tidak akan membuang waktuku untuk bersamamu!" " Kau sangat jahat!" " Sebaiknya kau kemasi barang - barangmu dan pergi dari rumahku!" Seketika itu aku menampar Felix dan ia meringis kesakitan. Rasanya aku sangat puas meluapkan kemarahanku padanya. " Dengan senang hati aku akan pergi dari sini!" Aku langsung mengemasi semua barang - barangku dan pergi meninggalkan rumah yang dulu ku anggap sebagai tempatku bernaung. *** Beberapa bulan kemudian Akhirnya aku resmi bercerai dengan Felix dan rasanya hidupku semakin terpuruk karena aku merasa tidak ada yang mencintaiku. Aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku dengan melompat dari jembatan tetapi niatku terhalang karena ada seorang pria yang menyelamatkanku. " Hei! Berhenti melompat!" " Apa urusanmu melarangku mengakhiri hidupku sendiri?!" " Aku tidak akan membiarkan seorang wanita mengakhiri hidupnya hanya karena persoalan dunia. Apa kau tidak takut dengan dosa yang kau perbuat?" " Sebaiknya kau pergi! Biarkan aku mati! Tidak ada seorang pun yang mencintaiku!" Tiba - tiba pria itu memelukku sangat erat dan rasanya jantungku berdebar sangat kencang saat mencium aromanya yang memabukkan. " Aku mohon jangan sakiti dirimu. Hidupmu sangat berharga dan kau pantas untuk hidup bahagia. Percayalah, masih banyak orang yang sangat menyayangimu" Aku terdiam mendengar perkataan pria itu saat ia menatap mataku. Tatapannya sangat tajam dan membuatku terhipnotis. " Sebaiknya ku antar kau pulang. Ini sudah larut malam. Tidak baik seorang wanita pulang sendiri ke rumah" Akhirnya pria itu mengantarku sampai ke rumah dan ia memberiku kartu namanya. " Perkenalkan namaku Vino. Simpan kartu namaku. jika kau membutuhkan bantuan, segera hubungi aku" " Terima kasih kau telah menyelamatkan hidupku" " Ya sudah, sebaiknya kau beristirahat" Entah rasanya aku merasakan cinta untuk yang pertama kali dalam hidupku. Rasanya tidak ada pria sebaik Vino yang tulus menolongku. Aku bertekad di dalam hati akan membalas semua kebaikan yang Vino lakukan untukku. *** Tidak terasa aku tiba di rumah jam 1 pagi. Aku melihat Selly yang tertidur pulas di ranjang. Aku tidak pernah pulang sepagi ini karena seorang wanita. Entah kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkan wanita itu. Wajahnya yang cantik selalu terngiang di pikiranku. Aku berusaha melupakannya tetapi tidak bisa. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur sambil memeluk Selly dan berharap keesokan pagi aku melupakan wanita itu *** Hari ini aku mulai beraktivitas seperti biasa. Rasanya hari ini terasa lain dari hari biasanya karena aku bertemu dengan wanita itu di kantorku. Aku tidak menyangka jika ia akan menjadi sekretarisku yang baru. Ia terlihat sangat terkejut saat mengetahui aku adalah bosnya " Jadi anda...." " Selamat datang di perusahaanku. Aku tidak menyangka jika kau menjadi sekretaris pribadiku" Wanita itu terlihat gugup dan salah tingkah. Pipinya merona dan aku sangat menyukainya. " Siapa namamu?" " Saya Rose" Namanya seindah wajahnya yang cantik. Aku terpana melihat kecantikannya yang memukau. " Oke, Rose. Hari ini kau mulai bekerja dan tolong selesaikan tugasmu hari ini juga. Aku tunggu jam 4 sore tugasmu harus selesai" " Baik Pak, saya akan selesaikan sebelum jam 4 sore" " Bagus, silakan bekerja. Ruangmu ada di sebelah sana" Aku menuntunnya ke ruang kerjanya dan ia terlihat kikuk saat berdekatan denganku. Aku mencium aromanya yang sangat manis. " Maaf Pak, saya permisi" " Oo..oke, selamat bekerja" Hampir saja aku kehilangan kesadaran dan mempermalukan diriku sendiri di hadapan Rose. *** Aku tidak menyangka jika pria itu akan menjadi bos di tempatku bekerja. Rasanya hatiku bahagia dan aku senang bisa berdekatan dengannya. Saat jam makan siang, aku melihatnya bersama seorang wanita dan aku tidak menyangka jika wanita itu istrinya. " Rose, perkenalkan ini istriku, Selly" Aku menjabat tangan wanita itu dan ia terlihat tidak suka saat melihatku. " Hmmm...jadi ini sekretaris barumu.." " Iya sayang, Rose sangat cekatan dalam bekerja" " Bolehkah kau tinggalkan aku berdua dengan Rose?" " Tentu saja" Aku sangat takut ketika Vino meninggalkan aku berdua dengan istrinya. Wanita itu menatapku dengan sinis. " Aku peringatkan kau untuk tidak mengganggu suamiku kecuali urusan pekerjaan." " Anda tenang saja, saya tidak akan menggoda suami anda" " Bagus! Aku tidak suka dengan wanita udik sepertimu! Aku rasa kau harus tau bahwa akulah yang berhak memiliki Vino" Aku tidak menyangka jika wanita ini sangat angkuh dan posesif terhadap bosku. " Saya mengerti Nyonya" Wanita itu pergi dengan menghentakkan high heels yang ia kenakan. Rasanya aku ingin menyingkirkan wanita itu dari hadapanku. *** Aku tidak akan membiarkan wanita itu merebut suamiku. Aku sangat mencintai Vino dan aku tidak rela ia dekat dengan wanita lain. " Tumben kamu ke kantor, biasanya kamu ikut arisan sosialita sama ibu - ibu pejabat" " Kebetulan aku pengen main ke kantor sekalian ajak kamu makan siang" " Geby sudah sampai di rumah?" " Dia hari ini ada kursus piano sama bahasa mandarin jadi nanti sore dia baru pulang ke rumah" " Kita makan siang di kantin aja ya" " Gak mau! Masa kita makan sama bawahan! Gak level!" " Jangan gitu dong, sayang. Mereka kan juga manusia, sama seperti kita" " Duh! Udah deh, makan di restoran aja! Aku laper nih!" " Ya sudah, aku ikut kamu aja" Aku tau daridulu Vino selalu mengikuti semua keinginanku. Dia tidak pernah berani mengecewakanku karena orang tua banyak berhutang budi kepada orang tuaku. *** Aku tidak menyangka jika Selly akan datang ke kantor padahal aku ingin mengajak Rose makan siang bersama. " Sayang, kamu kenapa melamun? Daritadi aku dicuekin!" " Maaf sayang, aku lagi mikirin kerjaan" " Kamu gak lagi mikirin cewek itu kan?" " Cewek yang mana? Aku gak mungkin selingkuh" " Iya deh, aku percaya kamu setia" Aku berharap bisa melupakan bayangan Rose di dalam pikiranku karena aku tidak ingin menyakiti perasaan Selly
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD