PROLOG

468 Words
“Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Abiyasa Bisma Airlangga bin Prabu Airlangga dengan anak saya Aliska Fayza Ibrahim binti Anwar Ibrahim dengan mas kawin uang sebesar lima ratus juta rupiah dibayar tunai,” ucap Anwar tegas pada seorang pria yang tengah duduk di depannya. Pria muda yang bernama Abiyasa menarik napas dalam-dalam dan kemudian berkata. “Saya terima nikah dan kawinnya Alina Fayra Ibrahim dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” Degh... Alina Fayra Ibrahim? Mengapa bukan Aliska Fayza Ibrahim? Ucapan Abiyasa sontak membuat hampir seluruh keluarga dan tamu undangan geger. Sang pengantin pria bisa-bisanya salah menyebut nama si pengantin wanita. Hal itu membuat Aliska terguncang lemas hingga tak menyadari jika air matanya menetes. Mengetahui demikian, ia bergegas mengusap air mata sampai tak tersisa. Lagi-lagi pria itu mengingat Alina, saudara kembar Aliska yang meninggal pada kecelakaan penerbangan tiga bulan yang lalu. Membuat hati gadis itu terasa sesak dengan rasa sakit yang menjalar di relung hati. “Ma-maaf, bisa saya ulangi lagi? Saya salah berucap,” ucap pria tampan yang mendadak berkeringat dingin usai menyadari kesalahannya diikuti anggukan penghulu. Abiyasa berusaha mengatur napas dengan benar kemudian beralih menatap yakin pada wanita yang berada di sampingnya. “Saya terima nikah dan kawinnya Aliska Fayza Ibrahim binti Anwar Ibrahim dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,” pungkas Abiyasa mantap. “Bagaimana? Sah?” “SAH!!!” seru para tamu undangan dan keluarga diikuti dengan tepuk tangan riuh mereka. Acara pun dilanjutkan dengan membaca doa untuk kelangsungan pernikahan Abiyasa dan Aliska. Selesai berdoa, Aliska mencium lembut punggung tangan kanan pria yang kini telah resmi menjadi suaminya itu. Sedangkan Abiyasa mengecup puncak kepala sang istri seraya menggenggam erat jemari tangannya. “Izinkan aku belajar menjadi suami yang baik untukmu,” bisik Abiyasa lembut dengan mata berbinar saat memandangi wajah istrinya yang cantik dan menawan. Membuat jantung Aliska berdetak sangat cepat dan wajahnya bersemu merah. Berada sedekat ini dengan Abiyasa dapat mengakibatkan Aliska nyaris kehilangan akal sehat. Ia tercengang dan bibirnya bergetar saat merasakan deru napas yang memburu oleh pria itu. Apalagi dengan paras rupawan seorang Abiyasa Airlangga membuat darahnya berdesir. Sejenak ia membiarkan hatinya berbunga-bunga oleh pesona pria itu. Hingga ingatan bahwa Aliska hanya sebagai istri pengganti Alina itu muncul. Ia mendesah perlahan dan memikirkan seperti apa rumah tangganya nanti. Apakah Abiyasa bisa membuang perasaan pada Alina dan mencintainya? Atau malah sebaliknya ia akan merasakan cinta yang takkan pernah terbalas?! Memikirkan itu hanya membuat Aliska setengah frustasi. Ia mulai memijat halus kening dan mencoba memberikan senyuman mengembang pada seluruh tamu undangan. Menatap lekat Abiyasa yang bergeming di sampingnya. Berjarak beberapa meter dari tempat Aliska & Abiyasa berdiri, terdapat sesosok pria berjambang dan berwajah blasteran Australia - Indonesia tengah mengepalkan kedua tangannya saat menyaksikan mereka berdua di pelaminan. Tak lama kemudian, ia beranjak keluar dengan ekspresi wajah mengeras dan sorot mata dingin. Menghilang dari hiruk pikuk acara akad nikah. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD