Prolog

361 Words
Bethany terbangun dari tidurnya saat sengatan cahaya matahari menusuk wajah dan memaksa kedua matanya untuk terbuka. Bethany langsung terhuyung saat merasakan kepalanya bagai ditusuk-tusuk duri. Kakinya berusaha berpijak pada lantai, tetapi bukannya dingin lantai marmer yang telapak kakinya temui justru gumpalan kain berserakan. Salah satunya adalah panty lace keluaran Audabe berwarna peach miliknya yang sudah teronggok tidak layak. Bethany punya kebiasaan membuka bra sebelum tidur, tetapi tidak pernah membiarkan dirinya tidur tanpa celana dalam. Pemandangan itu jelas membuat mata Bethany yang semula hanya terbuka seperempat kini terbuka sepenuhnya. Bahkan bola matanya itu nyaris melompat saat dirinya menyadari bukan hanya pakaian dalamnya yang teronggok di lantai tetapi juga satu set kemeja kerja dan pakaian dalam pria ikut meramaikan lantai kamar...Wait! "Oh My God!" Bethany menjerit ketika sepasang tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang, diiringi kecupan sehalus beludru di punggung telanjangnya. "Morning." Suara baritone itu seketika menekan tombol rewind pada memori Bethany. Suara itu milik si pria tampan yang sialan sexy yang ia temui di bar semalam. Bagaimana Bethany lupa kalau semalam ia baru saja melakukan s*x terbaiknya dengan pria itu berciuman panas di bar dan nyaris diusir karena berbuat m***m. Bagaimana Bethany bisa lupa? Pasti gara-gara alkohol sialan itu. Tapi bukan begini aturannya. Bethany memang perawan sampai malam sebelum ia bertemu dengan lelaki yang kini tengah menciumi tengkuknya. Tetapi Bethany tidak ingin terikat apapun dengan siapapun. Salah satu dari to-do-listnya telah ia laksanakan. Yaitu melakukan one night stand. Dan aturan dalam one night stand adalah s*x itu hanya berdiri satu malam saja. Seharusnya Bethany atau pria itu sudah pergi bahkan mereka tidak perlu bertukar kontak dan melupakan apa yang terjadi lalu menjalankan kehidupan mereka seperti sedia kala. "Beth, bukannya aku sudah bilang kalau kamu harus menjawab saat suamimu menyapa?" Bethany mengerang pelan saat lelaki itu sedikit menghisap kulit lehernya dari belakang. Pertanyaan itu membuat kesadaran Bethany berangsur kembali. Semalam Bethany bukan kembali dari bar setelah bertemu lelaki itu. Semalam Bethany lah yang pulang ke rumah lelaki itu dalam keadaan mabuk hingga mereka berakhir dalam pergulatan panas. Lelaki yang kini menyandang status sah sebagai suaminya. Suami yang ia nikahi karena kesalahan one night stand-nya. Bethany tidak akan pernah terbiasa untuk hal satu itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD