PROLOG

347 Words
"Dinda! Dinda jangan Din!" "Dinda lo masih amatiran! Lo gak bisa!!!" "Dinda kita mohon stoppp!!" "Dinda jangan lakuin ini!!! Lo bisa celaka!!" "DINDAAAAA!!!" Brakkk... Prankkkk.... "Din----" Zeta terbangun dari tidur dan mimpi buruk nya. Nafas gadis itu terengah, dengan peluh yang membasahi sekujur tubuh nya. Mimpi itu. Mimpi buruk itu kembali hampir di setiap malam dia tertidur. Rasa nya, Zeta enggan untuk menutup mata nya setiap malam. Rasa takut, akan mimpi itu terus membelenggu nya hingga sekarang. Dada Zeta masih naik turun. Nafas nya belum teratur benar. Dia lalu mengubah posisi berbaring nya menjadi duduk. Dia melirik jam dinding di kamar nya, masih pukul 9 malam. Zeta mengusap wajah nya yang basah karna peluh. Bersamaan dengan masuk nya seseorang ke dalam kamar nya. "Ada apa Zi?!" Wanita paruh baya itu masuk terburu-buru, dan langsung menghampiri Zeta yang terduduk di ranjang. Wanita paruh baya yang tak lain Desi---ibu Zeta. Wanita itu menatap khawatir ke arah putri nya itu. Zeta menggeleng pelan. "Kamu mimpi buruk lagi ya sayang?" Desi bertanya lembut, menatap mata Zeta. Zeta diam. "Waktu nya kamu mulai hidup baru Zi!" Sebuah suara berat muncul. Rezaldi ayah Zeta memasuki kamar putri nya itu. Zeta masih diam, sedangkan Desi menatap penuh kehawatiran pada Zeta. "Zi! Mama tau ini berat--tapi mama mo---" "Aku akan pergi---tapi jangan pernah merubah kamar ini!" Zeta berucap datar tanpa menatap orang tua nya sama sekali. Desi dan Rezaldi saling pandang. Anggukan Desi meyakinkan suami nya. "Baik! Tidak akan ada yang berubah! Bersiap-siap lah! Besok kita akan berangkat!" Rezaldi keluar dari kamar tersebut, lalu di susul oleh Desi setelah memberikan kecupan lembut di dahi putri nya. Hening. Zeta menatap sekeliling kamar nya. Sebentar lagi, dia tidak akan bisa melihat isi-isi yang ada di sini. Zeta berjalan menyusuri kamar besar nya itu. Tangan nya meraba setiap bingkai foto yang tertempel di dinding. Lalu tangan nya berhenti pada sebuah bingkai berukuran sedang yang memperlihatkan potret 6 orang perempuan di sana. Tampak sama-sama tersenyum ke arah kamera. "Maaf---Maaf---" Zeta bergumam kata yang sama setiap hari nya. ✉️✉️✉️✉️✉️✉️
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD