Prolog

209 Words
Aku berjalan menuju bandara, dengan bermodalkan satu tiket pergi, tas ransel penuh dengan pakaian lama, lembaran penuh bahasa inggris ditangan, dan beberapa lembar uang yang tidak dapat aku gunakan lagi ketika aku sampai di tujuan. Aku tidak punya apa apa. hanya berbekal keyakinan dan harapan untuk dapat terus hidup. Dan aku memilih menentang keyakinan dan mencari keberuntungan di sebuah negara antah berantah dengan bahasa entah berantah dan seorang ibu yang entah dibagian mana negara itu. Ibu yang sudah tidak tahu seperti apa, ibu yang terasa asing dalam hidupku, dan ibu yang tidak tahu apakah berfikit hal yang sama denganku atau tidak Aku hanya berusaha mencoba mencari kesempatan, kesempatan untuk terus hidup Seperti kebanyakan orang Berbekal keberuntungan Seorang perempuan 18 tahun yang dalam hidupnya tidak pernah beruntung sedang pergi ketempat dia yakini dapat membuat hidupnya lebih baik. Sebuah keputusan dimana dia menyesalinya pada setiap kesempatan, keputusan dimana menyakitinya disetiap mengingatnya, dan keputusan dimana dia memaksa berfikit bahwa dia melakukannya bukan hanya untuk kebaikannya.  Keputusan itu yang pada akhirnya membuatnya berada di jurang kebuntuan dan juga harapan pada waktu yang sama Setidaknya itu yang dia pikirkan pada umur 18 tahun, umur dimana seharusnya seorang wanita menikmati hidupnya, tapi bagiku tidak pernah seperti itu.  Itu adalah waktu tersulit dalam seluruh masa hidupku. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD