Identity 1 - Si Buruk Rupa Yang Malang

1004 Words
Identity 1 - Si Buruk Rupa Yang Malang Mentari bersinar di pagi hari ini. Cahayanya masuk ke celah jendela rumah bak istana yang sangat megah dan luas. Dekorasi rumahnya sangat indah, ornamen-oramen yang terlukis di dinding rumahnya membuat rumah itu semakin artistik dan mewah. Namun, sang pemilik rumah sepertinya sedang bermuram durja. Wajahnya terlihat sedih dan sendu. Tatapannya begitu nanar. Entah apa yang sedang ia sedihkan. Amelia Saraswati, anak tunggal dari pasangan Andre Setiawan dan Alika Saraswati. Tidak seperti kebanyakan seorang putri orang kaya yang cantik dan menawan. Amelia mempunyai kekurangan di wajahnya. Ada tanda lahir besar di wajah dan keningnya. Hal itu membuat mereka yang melihatnya sedikit risih. Seringkali Amelia di pandang sebelah mata. Putri cantik jelita bak bagai dongeng sepertinya hanya ada dalam dongeng saja. Amelia merasa sangat di sudutkan dengan tampilan wajah yang seperti itu. Seakan mempunyai cacat yang tidak bisa hilang. Bertemu dengan pangeran tampan yang mencintainya. Hanyalah impian Amelia. Mungkin mereka akan risih dengan penampilannya yang sangat jelek. Amelia hanya mempunyai satu sahabat yang tidak risih melihat wajahnya. Yaitu Najla, gadis Tionghoa yang sangat dekat dengan Amelia. Hanya pada Najla, Amelia selalu bercerita. Dari mulai impiannya menikah dengan pria tampan sampai Amelia berkeinginan ingin operasi plastik, demi menghilangkan dua tanda lahir yang membuat ia di caci maki. Namun, Najla tidak setuju dengan ide Amelia untuk operasi plastik. "Mel, jangan maen operasi plastik, operasi plastikan deh. Gue tahu semua ini berat buat elo. Elo pengen cantik kayak perempuan lainnya. Tapi buat apa kalau kecantikan elo itu palsu? Elo menjadi cantik dengan menipu semua orang. Gue yakin, Mel. Suatu saat, akan ada pria tampan yang enggak melihat elo dari wajah elo, tapi dari sisi lain elo. Elo harus yakin itu," nasihat Najla saat Amelia mengeluh tentang wajahnya yang tidak cantik. "Ya, tapi kapan? Semua cowok kan emang lihat dari tampang. Kalau lihat tanda lahir hitam di pipi sama di kening gede kayak gini. Sebelum suka sama gue, mereka udah kabur duluan kali. Takut lihat gue kayak gini," ujar Amelia pesimis. "Sabar Mel, enggak semua orang cantik itu bahagia. Hanya sabar kuncinya. Cantik enggak melulu soal cinta. Cinta itu datang dari hati. Kalau hati dia tulus, pasti dia akan mencintai elo apa adanya kok." Najla terus meyakinkan Amelia agar ia tetap semangat menjalani hidupnya. Amelia tampak berpikir. Kalau Amelia meminta untuk operasi plastik pada orang tuanya. Pasti akan di berikan, karena mereka telalu sibuk dengan pekerjaannya. Sayang, pastinya mereka sangat sayang pada Amelia. Mereka hanya ada pada saat ulang tahun Amelia. Mereka selalu ingat ulang tahun Amelia. Hanya saja mereka selalu merayakan dengan bertiga saja. Papa, mama dan Amelia saja. Mungkin plus Najla yang ikut merayakan ulang tahun Amelia. Orang tuanya bukan tidak mau merayakan ulang tahun Amelia. Pernah dulu orang tuanya membuat kejutan pada Amelia. Tanpa sepengetahuan Amelia, orang tuanya menyiapkan pesta ulang tahun untuk Amelia. Orang tua Amelia mengundang banyak teman-temannya. Karena meskipun terlahir dengan wajah seperti itu. Orang tua Amelia tidak pernah malu. Amelia tetaplah anak kesayangan mereka. Saat kejutan itu di mulai, awalnya Amelia senang. Karena orang tuanya tidak pernah melewatkan setiap ulang tahunnya. Namun, saat melihat tatapan sinis dari teman-teman orang tua Amelia. Amelia jadi kecewa. Apalagi Amelia pernah tidak sengaja, mendengarkan ucapan salah satu teman orang tua Amelia. "Anaknya jelek gitu. Aku kira anak Andre si pengusaha itu cantik kayak putri dongeng. Eh tahunya, kayak nenek sihir," ucap wanita berkaca mata tebal yang sedang bersolek di depan cermin kamar mandi. Kebetulan saat itu Amelia sedang ada di kamar mandi juga. "Hus ga boleh gitu. Itu anak atasan kita loh! Bisa gawat kalau dia dengar. Bisa-bisa kamu di pecat," tegur temannya yang sedikit gemuk. Dia juga sedang merapihkan riasannya di depan cermin kamar mandi. "Enggak mungkinlah. Aku kan ngomong sesuai kenyataan. Dua tompel di pipi dan di keningnya, gede, hitam pula. Itu sangat menganggu, aku yakin enggak bakalan ada lelaki yang mau sama dia. Apa dia anak pungutnya pak Ander sama ibu Alika ya?" Cecarnya. Sakit sekali saat mendengar ucapan mereka. Sebegitu jelek kah Amelia di mata mereka? Sampai-sampai mereka menanggap. Kalau Amelia ini anak pungut dari Andre dan Alika. Saking kesanya Amelia membuka pintu kamar mandinya. Mereka berdua terperanjat melihat kehadiran Amelia yang sudah bersimbah air mata. Amelia pergi sambil menangis. "Mati kamu, Dona! Aku bilang apa. Jangan ngomong sebarang. Siap-siap dapat peringatan dari pak Andre besok," ujar si wanita gemuk pada si wanita berkacamata tebal itu. Percakapan mereka masih terdengar oleh Amelia sayup-sayup. Meskipun menyakitkan ucapan mereka. Amelia bukan tipikal orang yang suka mengadu. Apalagi merengek pada orang tuanya, untuk memecat orang yang sudah menghinanya. Yang mereka katakan memang benar adanya. Amelia sebetulnya sudah sering di hina karena kekurangannya ini. Sejak kecil hingga masuk sekolah. Tidak ada yang mau menjadi teman Amelia. Karena bagi mereka mempunyai teman yang buruk rupa seperti Amelia, membuat mereka malu. Jika jalan bersama Amelia. Jadi mereka lebih memilih mengejek Amelia, daripada jadi temannya. Hingga Amelia bertemu dengan Najla saat kuliah. Najla tanpa ragu mendekati Amelia. Najla adalah sahabat Amelia yang paling mengerti Amelia. Najla selalu menyemangati Amelia. Tidak hanya menyemangati. Najla juga selalu membela dan menghajar siapa saja yang berani menghina Amelia. Najla seakan seperti pahlawan bagi Amelia. Sampai-sampai mereka mengira Najla suka pada Amelia. Padahal Najla sudah punya pacar di negeri tirai bambu sana. Pacaran LDR yang tidak terlihat oleh teman-temannya Amelia. Membuat mereka berasumsi. Kalau Amelia dan Najla pacaran. Mereka berdua tidak menggubris itu. Karena Amelia juga tahu tentang Vincent yang bekerja di China. Vincent selalu menjaga komunikasinya dengan Najla. Bahkan dalam waktu dekat ini Vincent dan Najla akan bertunangan. Najla memang lihat tomboi. Najla tidak pernah berias seperti wanita lainnya di kampus. Ia selalu tampil polos tanpa make up. Padahal kalau dandan sedikit saja. Gadis kelahiran China ini, pasti akan banyak yang suka. Hanya saja, Najla tidak terlalu menonjolkan kecantikannya. Karena Vincent juga menyukainya apa adanya. Makanya Najla percaya. Bahwa suatu saat Amelia akan mendapatkan cinta sejatinya. Seperti Najla dan Vincent. Kita harus selalu percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia saling berpasangan. Kalau memang sekarang belum menemukan jodoh, mungkin nanti suatu saat jodoh kita akan datang dengan sendirinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD