PROLOG

300 Words
Auuu ... Uuuu ... Gonggongan serigala menggema lekat. Memecah malam yang mencekam. Ditambah siulan angin malam yang mendesir sempurna. Menyibak dedaunan yang tiada hentinya berkibar. Genderang berbunyi nyaring. Kelelawar memekik hebat. Burung hantu memainkan iramanya. Petir menyambar lekat. Disertai guntur yang bergemuruh hebat. Seolah seluruh alam menyambut kedatangan tamu penting. Persembahan yang saling berkolaborasi. Di tengah suara alam, terpecah pekikan wanita yang mengerang kesakitan. Suara itu berasal dari rumah kayu yang besar. "Aaaaaaaa...!" Terlihat seorang wanita yang mengerang kesakitan dengan terus memegangi perutnya yang besar membengkak. Sepertinya wanita itu hamil tua dan sebentar lagi akan melahirkan. Derai air mata dan cucuran keringat membasahi wajahnya. Wanita yang seorang diri, dan terlentang di atas kasur itu tiada hentinya mengerang. Napas berat dan panjang terus ia ambil dengan memegangi sisi perutnya yang sudah hampir brojol. Tiba-tiba ... Kedua tangan wanita terikat oleh rantai panjang, hingga menempel ke sandaran ranjang. Wajah yang tadinya panik kini berkolaborasi dengan ketakutan. Ia terus menatap ke depan dengan melotot. "Tidak! Tidak! Jangan ambil bayiku! Jangannnn!" Ia seperti berbicara pada orang lain, padahal di kamar itu hanya ada dirinya seorang. "Bayi itu milikku! Dia akan menjadi budakku!" Suara itu muncul begitu saja. Suara yang serak nan berat. Tiba-tiba, dari atap terjatuh sesosok mengerikan. Bertubuh bungkuk, dengan rambut yang panjang berantakan. Matanya putih menyala. Sesosok itu berdiri tepat di atas sang wanita. Tangannya yang panjang dengan kuku yang tajam, merogoh perut sang wanita hingga seluruh organ dalamnya keluar. Kandungannya yang besar membengkak, kini mengaga memperlihatkan seorang bayi mungil yang berlumur darah. "Aaargghhh!!!" Sesosok mengerikan yang memiliki wajah hancur berantakan dengan perpaduan hitam pekat itu, berhasil mengambil bayi yang seharusnya masih ada dalam kandungan. Ia tersenyum menyeringai ke arah bayi yang terus menangis itu. "Kau adalah budakku. Nafsuku. Budaak nafsuu setannnn!" "HAHAHA!" Sesosok mengerikan itu tertawa terbahak-bahak memecah malam yang mencekam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD