Prolog

596 Words
Regan memandang Tif dengan tatapan tajamnya. “Aku minta maaf, Regan.”  Rahang pria itu mengeras, “Berapa kali aku bilang sama kamu, aku ngga suka kamu pergi sama pria lain!” Tif sudah sangat ingin membantah tapi ia takut kekasih yang juga atasannya itu lebih marah lagi. Jika Tif adalah Tita, yang mana adalah sekertaris Regan, sudah pasti ia akan menangis karena amarah pria itu. Namun Tif tetaplah Tif, yang tidak akan menangis untuk apapun dan siapapun. Jika Regan adalah kekasih-kekasihnya yang dulu, sudah pasti ia akan balas membentak pria itu. Namun Regan tidak bisa disamakan dengan pria manapun yang pernah ia kenal. Tif bisa saja menyalahkan Mila yang memaksanya ikut hangout malam ini atau mungkin Tif akan menyalahkan vodka dan cranberry yang membuatnya lupa waktu hingga tidak sadar Regan yang telah pulang dari perjalanan bisnisnya di Singapore sudah mencoba menghubunginya puluhan kali dan membuatnya berada dalam masalah. “Gimana aku bisa tenang ninggalin kamu pergi-pergi kalau kelakuan kamu seperti ini? Aku ngga salah ‘kan kalau minta kamu ikut setiap kali aku ke luar negeri?” Itu yang selalu Tif dan Regan perdebatkan setiap cowok itu harus menjalani business trip . Regan selalu memaksa Tif untuk ikut dengannya. Tif perlahan berjalan mendekat pada pria itu. Tif memberanikan dirinya menatap pria itu dan meletakkan tangannya di d**a bidang Regan. “This is the last time I hangout with that guy. Promise you.” Ucap Tif lirih menenangkan pria itu. “Bukan hanya pria itu. Itu terakhir kalinya kamu pergi dengan pria manapun selain aku.” Sebelum Tif merespon Regan terlebih dahulu menarik dagu Tif dan menciumnya kasar. Tif mengalungkan tangannya dileher pria itu dan membalas ciuman Regan yang semakin lama semakin kasar hingga tiba-tiba Regan mendorong Tif ke atas ranjang dan menindihnya. Melanjutkan ciuman yang tertunda dengan semakin rakus. Lidahnya memaksa masuk ke dalam mulut Tif sementara tangannya menelusup ke balik dress yang Tif pakai, mencari gundukan lembut dan meremasnya kasar. Bibirnya turun pada leher jenjang Tif. Menghisap dan menggigit lembut hingga meninggalkan jejak kemerahan di leher wanita itu. Regan menarik dress Tif melewati kepalanya, meloloskan dress dan branya dari tubuh Tif hingga ia dapat melihat p******a indah Tif yang sudah terangsang. Tangannya kembali menjulur dan meremas d**a Tif diikuti mulutnya. Regan mencumbu dadanya tanpa henti. Tif memejamkan mata merasakan kenikmatan yang Regan beri. Ia meremas pelan rambut Regan sementara mulut pria itu menghisap puncak payudaranya keras hingga Tif bergetar karenanya. Dengan gerakan cepat Regan membuka pakaiannya setelah menurunkan celana dalam Tif. Tangan Regan turun mengusap paha dalam Tif. Jarinya naik dan menyentuh pusat kenikmatan Tif. Satu jari Regan memasuki lubang intim Tif yang sudah basah dan membuatnya siap untuk dimasuki. Regan memegang kejantanannya yang sudah berdiri tegak dan memasukkannya kasar. “Regan..” desah Tif. Pria itu semakin bersemangat memaju-mundurkan kejantanannya setelah mendengar rintihan Tif. Napas Tif memburu saat ia merasakan klimaksnya datang tak lama lagi. Lalu Regan memperlambat gerakannya dan Tif mengerang kesal. Pria itu berbisik lirih. “Tell me. Tell me that you’re mine.” “Regan, please..” “Just tell me.” “Oke, fine. I’m yours! Just please…don’t stop.” Regan tersenyum dan melanjutkan gerakannya. Menghentak pinggulnya dalam. Tif meringis kemudian merasakan tubuhnya bergetar saat klimaksnya datang bersama dengan Regan. Regan menguburkan wajahnya di ceruk leher Tif sementara Tif memejamkan matanya karena lelah. Regan menarik kejantanannya dari tubuh Tif dan berguling dari atas tubuh Tif sambil menarik Tif kedalam dekapannya. “Did I hurt you?” tanyanya sambil menelusurkan tangan diatas punggung mulus Tif. Tif menggeleng dan memejamkan matanya karena lelah.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD