0

213 Words
Happy reading guys ° ° ° Priscilia Rahdiansyah duduk seorang diri dibawah pohon beringin sambil meratapi nasib entah nasib yang mana yang dia fikirkan. Biarkan dia,author,dan tuhan sajalah yang tau, kalian para anak kecil tidak usah tau. Kalau kepo baca saja sampai part akhir wkwkwk Menghembuskan nafasnya dengan kasar lelah dengan kehidupannya yang terlalu berbelit-belit seperti senar layangan. .Sulit. Iya sulit! Sangat sulit untuk diluruskan kembali. Entah kapan semuanya akan selesai jika tetap seperti ini. "Ini taman apa kuburan yak? Sepi banget dah, perasaan waktu gue dateng masih rame deh" gumamnya kepada dirinya sendiri setelah tersadar dengan kediamannya meratapi nasib. "Gue pulang wae lah kagak guna juga gue disini malah makin sumpek" ucapnya lagi kali ini dengan sedikit dengusan dan helaan nafas kasarnya. Berjalan menuju kafe tempatnya memarkirkan mobil, kebiasaannya jika kesini selalu memarkirkan mobilnya di kafe dekat taman. Dipertengah perjalanannya menuju kafe dia melihat seorang anak laki-laki menangis sambil berteriak memanggil ibunya. "Mommy" teriak anak itu sekali lagi. Prisil diam memandang anak kecil itu dengan pandangan takjubnya dan raut heran "Anaknya ganteng lucu pula minta diculik. Tapi ini emaknya kemana? Anaknya nangis ini malah kagak muncul-muncul" batin prisil But, waitttt " ini kenapa larinya kesini yah? Perasaan tadi kosong deh kagak ada orang waktu gue lewat"  batinnya lagi "Mommy hiks...hiks..."  "Haaaa???" BERSAMBUNG...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD