Part 1. "Start"

2013 Words
EHS ( Elemental High school ) Sekolah elemen terkenal yang diincar oleh banyak murid berkemampuan istimewa. Sekolah yang sangat besar di tengah hutan tersebut menerima setiap murid berbakat di pulau Avalon, Orion, Levon, Serion, dan Lech. Pada tahun ajaran baru, biasanya terdapat lebih dari 200 calon murid dari berbagai pulau untuk dites kemudian akan diambil 100 anak untuk menjadi murid tetap di sekolah tersebut. Terdapat beberapa murid berkemampuan istimewa yang dapat masuk tanpa dites, mereka dapat masuk karena Harta atau memiliki kemampuan langka. Di Sekolah tersebut memiliki sistem Pangkat dan juga peringkat yang menentukan derajat dan status para murid. Pangkat 1. Agenor 2. Valerie 3. Abira 4. Ekana 5. Silny 6. Mal Setiap pangkat dan peringkat, ditentukan oleh kekuatan masing-masing. Semakin kuat, semakin tinggi peringkatnya, dan semakin besar kekuasaannya. Karena itu kami tidak ingin bersekolah di sana. Sekolah dimana para murid kuat menindas mereka yang lemah. Dan inilah kisah kita berempat. ===== Di pinggir jalan Kota Avalon, Erlos. Terlihat empat orang gadis tengah berbincang satu sama lain, dan sesekali mereka tampak tertawa. Entah apa yang tengah mereka bicarakan. Mereka terlihat sangat senang. "Calista yang tadi itu bahaya banget tahu!" kesal seorang gadis dengan mata berwarna ungu kebiru-biruan dan memiliki rambut lurus dengan panjang sepinggang berwarna coklat tua. "Iya, maaf Cathabell. Lagipula, aku sungguh-sungguh tidak sengaja tadi," balas gadis cantik yang memiliki dua manik mata berbeda warna, kanan biru dan kiri ungu, juga surai putih Indah dengan panjang melebihi pinggang, bernama Calista. Sembari menghela nafas panjang, Cathabell pun dengan terpaksa menganggukan kepalanya. Mungkin akan agak sulit bagi dirinya untuk melupakan hal yang baru saja terjadi karena ulah Calista sebelumnya dapat membuat dirinya kehilangan nyawa dalam sekejap. "Ah…tapi tadi itu seru banget lho!" Seorang gadis berambut lavender yang diikat kelabang tanam dan bermata biru lautan bernama Kay tersebut berseru kencang sambil tertawa mengingat-ingat kembali kejadian yang baru saja terjadi. “Iya, seru. Tapi nyawa bisa melayang kalau misalnya kita salah sedikit saja tadi," balas gadis berambut hitam legam dengan sepasang iris mata Indah seperti sebuah permata safir berwarna ungu, bernama Hera. Mereka berempat tertawa mendengar perkataan Hera dan kembali berjalan untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Calista, Cathabell, kay, dan Hera. Empat orang gadis yang sudah bersahabat sejak masih kecil, dan tentu saja hal tersebut dapat terjadi karena kemiripan mereka, yaitu pemilik kekuatan istimewa yang langka dan tidak ingin bersekolah di EHS. Segala usaha juga mereka lakukan untuk menyembunyikan kekuatan elemen mereka dari muka umum agar tidak tertangkap oleh para pengawas sekolah khusus para murid berkekuatan. Tidak semua orang lahir dengan kekuatan di negara Erlos ini. ====== Matahari mulai terbit dari ufuk timur, memberikan tanda pada orang-orang untuk segera mengawali segala kerutinan yang harus dilakukan di pagi hari. Suatu kegiatan juga terjadi pada kamar seorang gadis yang enggan untuk membuka matanya, bahkan setelah segala panggilan dari Ibu dan sahabatnya. "Calista!" panggil Kay yang sedang bersender di pintu kamar Calista. Pintu kamar tersebut terbuka, dan menampilkan ketiga sahabatnya yang telah siap dengan seragam sekolah mereka. Kay melangkah maju menghampiri Calista, dan menarik guling yang sedang di peluk erat oleh Calista. "Bangun Cal! Sekolah, kita bertiga sudah nungguin kau dari tadi." Kay menggoncang tubuh Calista sekuat mungkin, tetapi hasilnya nihil. "Eh, kalian lihat ini deh!" panggil Hera Cathabell dan Kay menoleh, mereka terus memperhatikan gerak-gerik Hera yang mengendap masuk ke dalam kamar mandi, "Ini anak minta kita kerjain juga yah." Tak lama, dia keluar dari kamar mandi tersebut dengan tangan kanan membawa sebuah gayung yang terisi penuh dengan air. Cathabell, dan Kay yang mengerti maksud dari gerak-gerik Hera tengah berusaha sekuat mungkin agar diri mereka tidak tertawa. Hera berjalan mendekati Calista, dia sangat memperhatikan langkah kakinya agar tidak menimbulkan suara. Setelah tepat berada di depan Calista, Hera mengarahkan gayung yang dipegangnya tepat di atas leher Calista. Tak membutuhkan waktu dan usaha yang sulit bagi Hera untuk menyiram Calista dengan air yang berada di dalam gayung tersebut. Dan setelah suara siraman keras itu terdengar, suara tawaan dari Kay dan Cathabell menyambut gendang telinga Calista. "ASTAGA!" teriak Calista dengan mata yang terbuka lebar. Dia berkedip berkali-kali karena tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya, ia bahkan tak punya ide atau gambaran sedikitpun mengenai situasi saat ini. Otaknya bagaikan konslet. Dengan wajah kesalnya, Calista menatap satu persatu wajah dari ketiga sahabatnya dengan tajam, "Astaga. Kalian ini ngapain sih...dingin tahu!" protesnya kesal, atau mungkin dapat dikatakan kalau dirinya sudah sangat kesal. "Rasakan itu, lagipula salahmu tidak mau bangun sih," timpal Cathabell tertawa kecil. Mendengar hal tersebut Calista segera menghadiahkan Cathabell dengan tatapan teramat tajam. "Lagipula bukannya ini masih subuh! Untuk apa kita sekolah saat masih subuh? Bahkan gerbang sekolah kita saja belum terbukan sama sekali." "Subuh katamu?" Dengan polosnya Calista menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Cathabell. Sontak Cathabell yang teramat kesal itu meraih jam weker di sudut kamar Calista dan menunjukkannya tepat di depan wajah gadis itu. "Lihat! Jam weker ini menunjukkan jam berapa?" Calista mengucek matanya sekejap dan menatap jam weker yang berada di genggaman tangan Cathabell. Kelopak matanya menyipit untuk melihat jarum di jam weker tersebut dengan jelas. Jam tersebut memiliki jarum panjang yang menunjuk ke arah angka enam, dan jarum pendek yang berada di antara enam dan tujuh. Calista mengerjapkan matanya beberapa kali, "Enam lebih tiga puluh?" Cathabell menganggukkan kepalanya dengan senyum bermakna kesal di wajahnya. Calista terkesiap, matanya membulat sempurna, "TELAT!" ====== 'Tringg... Bel istirahat berbunyi, tiba-tiba saja terdapat begitu banyak pintu kelas yang terbuka dan menampilkan murid-murid berebutan keluar dari kelas untuk menuju kantin. Hera merapikan alat tulisnya kemudian bangkit berdiri dan berjalan ke arah pintu kelas. "Kantin yuk!" ajak Hera pada ketiga sahabatnya. Calista, Cathabell, dan Kay memperhatikan Hera sekejap, kemudian kembali membereskan barang-barang mereka. Setelah dapat di pastikan bahwa segalanya sudah rapi, barulah mereka menghampiri Hera yang sedari tadi menunggu. "Lama benar kalian, jadi kalian mau makan apa? Kalau aku mungkin bakmi," ujar Hera. "Aku bawa bekal, jadi nemenin kalian doang." Kay berjalan ke arah mejanya, kemudian mengambil tas bekalnya dan kembali menemui ketiga sahabatnya. "Kalau aku mungkin Bakso," ujar Cathabell. "Aku mau minum aja, soalnya tadi pagi sudah sarapan," ucap Calista sambil tersenyum lebar. "Perasaan tadi kita gak ada sarapan deh Cal, 'kan kau bangunnya telat, jadi kita gak sarapan," ucap Cathabell terheran. "Iya iya, intinya aku cuma lagi gak pengen makan aja," ucap Calista sembari tertawa canggung karena diberi tatapan mengintimidasi dari teman-temannya. "Diet ya?" ucapan yang dilontarkan oleh Kay berhasil membuahkan sebuah cubitan di pipi sang penanya. "Sudah gak usah banyak tanya, ayo ke kantin! Aku pesan roti deh!" ucap Calista kesal. ====== Keempat gadis tersebut duduk di kursi kantin paling belakang, dan melakukan kegiatan layaknya orang-orang lainnya, yaitu berbincang. "Gimana kalau nanti kita ke rumah Cathabell buat main! Ada yang mau ikut?" ajak Kay yang dapat dikatakan cukup tiba-tiba. "Ayo!" setuju Calista yang dengan segera mengacungkan jempolnya. "Boleh ya Bell," mohon Calista dengan mata yang dibuat sok imut olehnya. Cathabell yang melihat hal tersebut pun hanya dapat mengerling kesal. "Terserah dah," pasrah Cathabell. Dia tau jika melarang mereka tidak akan mempan sama sekali, dan hanya membuang-buang waktu juga usahanya saja. "kau gak ikut Hera?" tanya Kay sembari memberikan tatapan penuh harapan di matanya. Hera meliriknya sekejap, kemudian mengalihkan pandangannya. "Gak perlu dikasih tatapan seperti itu juga aku sudah pasti ikut," jawab Hera. "Siap," ucap Calista dan Kay serempak sembari mengacungkan jempol. ====== Bel pulang sekolah telah lama berbunyi. Kay, Cathabell, Calista, dan Hera sudah bersiap-siap di lapangan. 13:50 "Eh ayo cepet!" teriak Kay pada Cathabell, Calista, dan Hera yang berjalan sangat lambat. "Sabar kenapa?" balas Calista kesal. "Nanti keburu sore lho, terus kalau sudah sore nanti jadinya bahaya, nanti ada yang culik lho, terus kalau diculik kita terpaksa gunain habis itu kita ketahuan, dan akhirnya malah masuk EHS," ucap Kay yang akhirnya berhenti juga. Calista, Cathabell, Hera memandang kesal Kay. 'Ingin banget rasanya ku plester tuh mulut' batin mereka bertiga. ====== 14:00 "Ibu aku pulang!" ucap Cathabell ketika memasuki rumahnya. Calista, Kay, Hera pergi ke arah rak sepatu kemudian melepaskan sepatu mereka sebelum melangkah masuk ke dalam rumah Cathabell. "Siang Bi!" sapa ketiga anak itu bergiliran. "Kalian mampir ya, duh Bibi belum bersih-bersih rumah nih," ucap Ibu Cathabell dan segera mengambil sapu ingin membersihkan rumah. "Gak apa-apa kok Bi, kita gak masalah kok," balas Hera tersenyum ramah. "Kalau gitu Bi, kita permisi mau ke kamar Cathabell dulu ya," ucap Calista meminta ijin dari Ibu Cathabell. "Iya silakan, langsung naik aja," balas Ibu Cathabell dengan senyuman khasnya yang ramah. ====== "Wahh... Kangen banget, kita sudah lama gak kesini," ucap Kay yang langsung menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk milik Cathabell. "Iya betul juga, sudah setahun ya kita gak kesini, biasanya kita sering banget main di hutan itu," balas Hera sembari menatap jendela yang menampilkan pemandangan sebuah hutan di belakang rumah Cathabell. Tiba-tiba saja Calista memasang senyum misterius di wajahnya, "Eh, gimana kalau kita ke hutan," ajaknya senang. "Boleh juga tuh!" semangat Hera, Cathabell, dan Kay serempak. ====== 14:45 Setelah keempat anak gadis tersebut berganti dengan baju yang sudah dipinjamkan oleh Cathabell. Empat sekawan tersebut, berpamitan kepada Ibu Cathabell dan berjalan menuju hutan belakang rumah Cathabell. Dan hutan lebat belakang rumah Cathabell tersebut, merupakan salah satu wilayah gerbang dari sekolah yang paling diminati oleh warga Erlos, yaitu sekolah EHS. "Wah... Rasanya kayak lagi bernostalgia saja ya," ucap Calista sembari menghirup udara segar yang dihasilkan oleh banyaknya pepohonan di hutan. Suara angin yang bergesekan dengan dedaunan di pohon. Kicauan burung-burung, sungguh membuat hati Calista merasa damai. "Eh, kita main yuk! Tapi jangan terlalu ke dalam soalnya ini kan termasuk salah satu letak gerbang sekolah EHS," ucap Cathabell. "Oh iya! Tempat itu berada di sini ya, sangking lamanya kita gak pernah main di sini aku sampai lupa," ujar Hera terkaget. "Sudah main aja yuk, lagian mereka juga tak tau kalau kita punya kekuatan istimewa," ucap Kay yang segera berlari menghampiri pohon terdekatnya. "Ya tapi setidaknya hati-hati aja," kesal Hera melihat sikap Kay yang sembarangan. "Siap bos Hera!" seru mereka bertiga kecuali Hera. Calista berlari ke arah hutan, dan kembali menikmati indahnya alam, sedangkan Hera dan Cathabell bermain-main dengan daun yang berjauhan, jika Kay, entah dimana anak itu, larinya sangatlah cepat. Namun, untungnya gadis tersebut telah berkata pada Cathabell bahwa dirinya ingin mengejar kupu-kupu. 15:30 "Eh si Kay mana?" tanya Hera yang tidak melihat keberadaan Kay di mana pun. "Tadi sih katanya mau ngejar kupu-kupu," balas Cathabell yang sibuk memainkan ranting. "Tuh kan terlalu semangat sih tuh anak, jadi hilang dah. kita cari yuk!" kesal Calista dan mulai menyusuri hutan untuk mencari Kay. "Ayo!" jawab Hera dan Cathabell Mereka bertiga mulai berpencar ke segala arah untuk menemukan Kay yang menghilang secara sangat tiba-tiba. 16:10 "Aduh sekarang sudah sore banget nih kemana sih dia," panik Hera karena sedari tadi Kay belum juga kembali. Ketiga gadis tersebut terus mencari di balik pepohonan, kabut, dan beberapa semak-semak. Seketika, mata Calista menyipit, manik matanya menangkap sebuah benda yang sangat tak asing baginya. "Itu gelang Kay bukan sih?" ucap Calista melihat sebuah gelang yang tertutupi rumput. "Iya betul, berarti dia habis dari sini. Ayo, cepat kita cari si sekitar sini," ajak Cathabell. 16:30 Kay terlihat berlari keluar dari lebatnya pepohon, nafasnya tampak sangat tidak beraturan. Keringat turun dari pelipisnya. Cathabell yang melihat hal tersebut segera memanggil Calista, dan Hera, "Itu Kay!" teriaknya kencang. Kay yang melihat sosok sahabatnya segera berlari menghampiri mereka, "Maaf teman-teman tadi aku ngejar kupu-kupu terus nyasar deh," ucao Kay sembari menyengir. "kau ini bikin orang khawatir aja," kesal Calista. Matanya menelusuri seluruh tubuh Kay untuk memastikan bahwa sahabatnya yang satu ini tidak memiliki luka. "Tenang aja Cal, aku gak habis jatuh kok," ucap Kay yang mencoba meredakan kekhawatiran Calista. "Pulang yuk! Udah sore," ucap Hera setelah dipastikan semua telah bersama, dan tak ada yang hilang. "Oke!" balas mereka bertiga kecuali Hera. Hera pun tersenyum senang karena mereka mah menuruti apa yang dirinya katakan. Dan tanpa mereka berempat sadari sedari tadi. Terdapat dua orang yang tampak sangat fokus memperhatikan mereka. "Apa kau yakin itu mereka?" tanya seseorang bertudung hitam dengan mata tajam berwarna merah yang terus melihat ke arah empat sekawan tadi. "Iya, aku yakin sekali tuan," balas seseorang bertudung hitam bermata cokelat yang sedari tadi ikut memperhatikan gerak-gerik empat sekawan tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD