Prolog

119 Words
Anataya menatap punggung laki-laki yang ia cintai semakin menjauh, menggandeng tangan istrinya yang baru ia nikahi semalam menuju mobil yang akan membawa mereka ke bandara, menuju negara lain yang akan menjadi tempat mereka hidup selamanya. Anataya menatap semua kejadian hari itu dari belakang kemudi, ia bukan membiarkan hatinya tersakiti, namun paling tidak ia bisa memastikan bahwa laki-laki itu memang harus ia lepaskan dan lupakan. **** Dua tahun kemudian semuanya sungguh mengagetkan, laki-laki itu kembali dengan tatapan penuh luka, berada di hadapannya lagi. Dengan sekali tarikan napas Anataya menghembuskan napasnya dan berucap. "Selesai sudah cerita kita Rey, terima kasih pernah menemaniku selama tiga tahun, jika kini kau kembali padaku, aku terima kau sebagai teman, serpihan luka ini masih menyisakan darah."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD