One

1373 Words
Bagaimana jika kehidupan seorang gadis sepertiku direnggut paksa. Dijejalkan kelamin pria kedalam milikmu hingga kau kesakitan. Dibiarkan melenguh dan mendesah. Hanya ada air mata yang mengalir di sudut-sudut mata. Tidak di hiraukan, hanya hentakan-hentakan kasar yang membuat rasa sakit, perih dan nikmat secara bersamaan. "S-stop p-please" "E-engh enjoy baby, ri-lex ahh" ucap pria di atas seorang wanita yang meringis kesakitan akibat hentakan yang mampu membuat ranjang ikut berdecit. Hera akui pria ini mempunyai stamina lebih serta dominan, menghentak dengan penuh tenaga di dalam miliknya. Menohok hingga ke ubun-ubun. Ingin rasanya mual dan muntah, sungguh menyakitkan. Lebih dari seperempat malam pria itu menghentak kasar. "f**k, kau benar-uhh sempit" rancau pria itu sambil membalikkan tubuhnya tanpa melepas tautan miliknya. Membuat dirinya bergerak bebas. Tak segan dia menampar atau menggigit punggung putih Hera hingga menimbulkan bercak merah. "You coming? Huh?" ucapnya seakan meremehkan, menghentikan pergerakannya yang cepat itu. Ini benar-benar sakit, Hera juga merasakan akan melewati pelepasan sayangnya pria itu benar-benar berhenti. Seolah menyuruhnya untuk memohon kali ini. "T-this hurt.. P-please" masa bodoh sejak kapan Hera meminta sentuhan hanya karena menginginkan pelepasan. Pria itu mengeluarkan miliknya, menatap dirinya yang meminta. "I will give, but turn" pintanya, Hera hanya mengangguk sebagai jawaban dan kembali terlentang diatas ranjang hangat. Dia menutup matanya dengan kain dan mengikat pergelangan tangannya di kepala ranjang. Sungguh Hera tidak menyukai ini, Hera membutuhkan pelepasan segera sebab ini menyiksa. "I-I don't like, please give me a d-discharge" "Still, I guarantee you will get a delicious release" ucapnya seduktif tepat di telinga. Dia menghilang entah kemana, tidak ada pergerakan sama sekali dari sosok pria itu. Membuat Hera semakin was-was, tubuhnya ia gerakkan gelisah. "Hey, keep calm Hera'' dia tiba-tiba datang dan berbisik lembut. Menyentuh wajahnya hingga turun kebawah. Menggelitik perut Hera sebelum menyentuh area inti. Memberikan belaian lembut sambil mengecupi leher. "It is H-hurt pleas-ahh" Pria itu melesatkan dua jarinya ke dalam tanpa aba-aba menggerakkannya dengan begitu lirih. Tetap dengan mencium kulit putih dibawanya sesekali tangan lain memilin pucuk merahnya. Tubuh Hera menggelinjang karena hentakan kedua jari panjang Taehyung, sebab kocokannya yang cepat. Lalu bibirnya sampai pada pusar, mengecup bahkan menjilatinya. "Enghhh" cairan itu keluar saat jemari itu mengali. Mata Hera kembali terbuka sayu menampakkan pria itu sudah ada berada diantara kedua kakinya dan bersiap untuk menyantap hidangan penutup akhir kegiatan panas mereka. "Bon appetit" ^^^ Sungguh b******k sekali Gwan Taehyung itu. Setelah melecehkannya kini pria itu asik menghisap cerutunya di balkon. Menghisap lalu menyemburkan kepulan asap tembakau itu di udara, lalu tersapu angin Seoul yang terasa sedikit hangat. Ah ini musim semi, Hera hampir tidak tahu jika musim semi ini kembali lagi, dia berpikir jika tiap harinya seperti musim dingin saja. "Kau sudah bangun, Hera?" tanyanya penuh perhatian saat tengah mendapati presensi Hera memunguti pakaiannya sendiri. Hera sudah malas berbicara dengan pria sebrengsek Taehyung sebab tubuhnya kedinginan di biarkan telanjang semalaman. Sejujurnya Hera merasa tubuhnya sangat-sangat remuk seperti dihantam palu gada berulang kali. Semalam Taehyung menghabisinya tanpa ampun. Pria macam apa Taehyung itu? Apa Hera memiliki dosa sampai benar-benar dihadapkan dengan kehadiran Taehyung? Takdirnya sangat buruk sekali, ingin menghindari pria itu tapi dia juga tidak bisa sebab Gwan Taehyung adalah sepupunya dari garis keturunan sang ayah. Tiga tahun lalu Hera meminta pada orang tuanya untuk bisa berkuliah di Seoul. Saat itu dia tinggal di Amerika karena pekerjaan sang ayah yang ada disana. Karena orang tua Hera mengkhawatirkannya di Korea kendati harus sendirian sebab nenek sudah meninggal, maka sang ayah menyuruh Taehyung untuk menjaganya selama di Seoul. Masa bodoh menjaganya, yang ada di lecehkan sepanjang malam. Sial. "Kau mau kemana?" Pertanyaan yang seakan ingin Taehyung dengar jawabannya. Seharusnya Taehyung sudah tahu ini sudah pagi dan Hera hampir telat masuk ke kelasnya. "Aku ada jadwal" jawab Hera tak acuh. Taehyung turun dari jendela lalu mendekat ke arahnya yang melihat pria itu dengan tatapan tidak suka. Nampaknya Taehyung tidak mau mengartikan tatapan Hera yang membencinya, melesatkan lengannya melingkar di perut sang wanita sembari menyesap wangi bekas percintaannya di ceruk leher sang wanita. "Aku antar ya" tawarnya manis. "Tidak usah." Sungguh b******k sekali Gwan Taehyung ini. setelah semalam menggaulinya dengan hebat sekarang berlagak seperti pria b******n. Hera ingin menghindarinya, Taehyung gila, benar-benar pria gila atau memiliki kepribadian ganda? Hera tidak tahan dekat dengannya, mencoba melepaskan pelukan Taehyung dari tubuhnya sebab tangan nakal pria itu sudah meremas pantatnya. "Taehyung! Aku terlambat!" Responnya hanya terkekeh. Pria sinting. "Makanya biar cepat sampai aku antar" katanya sambil menepuk kepala Hera pelan. Taehyung memajukan wajahnya dan mencium bibir pucat Hera lalu kembali menatap wajahnya di sertai seringai. "Jangan membantah, manis. Jadilah penurut. Aku akan baik padamu" ^^^ "Hera-ya" seseorang memanggil Hera dari arah belakang itu membuat atensinya teralihkan untuk melihat seorang wanita yang berlari ke arahnya. Wanita mungil dengan tatapan hangat. Hera sering melihat wanita ini setiap harinya di tempat ini. "Kau tau aku bertemu dengan Ahn Jeongguk anak fakultas bisnis kemarin. Ah dia benar-benar tampan dan penuh pesona, itu mengapa banyak sekali yang menyukainya tapi sayang Jeongguk menolak banyak wanita, Apa dia sudah punya pacar ya?" corocos Gyuri dengan muka senang. Hera sebenarnya iri melihat muka Gyurin yang setiap hari bisa merasakan kebahagiaan dan kesenangan sendiri, sedangkan dirinya harus menyembunyikan banyak hal yang menyakitkan dengan senyuman dan kalimat ‘aku tidak apa-apa’. Mengenai cerita Gyurin tentang Ahn Jeongguk, Hera sedikit tahu jika wanita mungil itu menyukai Jeongguk, pria blasteran yang terlihat seperti kelinci menggemaskan. Hera hanya terkekeh mendengarnya walaupun dia paksa, "Kau ingin bertemu dengannya lagi? Aku akan ke fakultas bisnis untuk meminta bantuannya dalam pemasaran produk" tawarnya sambil membuka loker guna mengambil buku dan satu map. Hera masih memperhatikan wajah lawan bicaranya sesekali, rasanya dia menyukai bagaimana wajah Gyurin yang berbinar senang. "Karya ilmiahmu diterima?" tanya Gyuri, Hera hanya mengangguk sambil memperlihatkan map yang berisi laporan karya ilmiahnya, disana tertulis tiga mahasiswa dengan tema karya ilmiah yang berbentuk huruf balok. "Iya, aku sekelompok dengan Jeongguk dan Nara. Nara dan aku menyusun sedangkan Jeongguk membantu kami dalam menyelesaikan perkara pemasaran" jelas Hera. Gyuri mengangguk paham dengan perkataan yang baru saja dilontarkan teman wanitanya, dia kembali menepuk bahunya pelan. "Tidak di sangka, kau memang terbaik dari semuanya Ra, semangat" ucap Gyuri memberi semangat. Sekali lagi hanya anggukan yang Hera beri sebelum keduanya melanjutkan langkah dengan cerita-cerita kecil sebelum berpencar ke tujuan mereka sendiri-sendiri. ^^^ Jeongguk mengetik dengan kecepatan penuh dari jari-jarinya yang panjang seakan pria itu lihai sekali dalam urusan ketik-mengetik sesekali pria itu mengerutkan keningnya, meneliti tiap tulisan-tulisan yang rumit serumit hidup Hera. Sedangkan Hera dan Nara tengah meneliti kembali kertas-kertas yang berserakan di meja gazebo. Kembali melihat profit bahkan grafik dari penelitian yang mereka lakukan beberapa hari lalu tentang pemasaran melalui online. “Uh ada getaran, apa ada gempa bumi atau ponsel siapa yang bergetar?” pekik Nara sebab meja bergetar berulang kali, Hera menghentikan pekerjaannya dan melihat ponsel siapa yang tengah bergetar sayangnya Nara lebih cepat menemukan ponsel itu. "Jeon, ternyata ponselmu" seru Nara sambil memberikan ponsel pintar milik pemuda Ahn itu, meletakkannya di dekat Jeongguk agar bisa digapai dengan mudah. Pria itu berhenti mengetik. Matanya melirik ke arah ponselnya yang berkedip berulang kali dengan tulisan 'Jinmin Hyung calling' itu membuat mata rusanya membulat, terkejut. "Hallo hyung..." pria itu langsung menyapa, mengabaikan kedua teman perempuannya yang seolah bertanya-tanya. Hera menatap Jeongguk yang tengah menelpon di sela-sela menulis. Pemuda itu tidak tahu jika Hera sedang menatapnya, meneliti tiap wajah rupawan pria yang dikagumi oleh Gyurin. Memang tampan dan manis, ah memang menyenangkan sekali melihat Jeongguk. "Maaf Hyung aku lupa jika kau akan datang ke Seoul" ucap Jeongguk sedikit kaget, membuat kedua wanita itu ikut terkejut lalu bertatapan satu sama lain. Nara hanya mengisyaratkan padanya untuk kembali membaca kertas yang dia kerjakan. "Baiklah jika kau ingin mampir ke tempat temanmu, tapi tolong maafkan aku hyung" Jeongguk menutup panggilan itu sepihak dan melihat kedua wanita yang tengah menatapnya lagi. Wajah pria itu berubah murung seakan ada yang terlewatkan, apa memang ada masalah dengan kakak laki-lakinya? "Ah.. maaf sebenarnya aku harus menjemput hyungku di bandara tapi aku lupa jadi tidak jadi. Oh ya bagaian ini susah selesai, aku bisa bantu apa sekarang?" tanya pria itu kembali semangat. "Renggangkan punggungmu dulu Jeon" pinta Hera lalu mengambil alih hasil kerja Jeongguk untuk dilihatnya bersama Nara. Baik Hera dan Nara mengenai Jeongguk, pria itu sudah bekerja keras untuk karya ilmiah mereka sampai tahap ini. ^^^
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD