bab 9

1956 Kata
Kean memijat pangkal hidungnya, ia merasa sangat lelah karena pekerjaan yang semakin menumpuk Kean menyandarkan tubuhnya meraih ponsel lalu menyalakan layarnya, memeriksa jadwal yang dikirim sekretarisnya ada beberapa meeting hari ini, Kean mematikan dan menutup layar laptap, ia akan bersiap ke kantor '' assalamualaikum'' '' waalaikumussalam'' Kean mengalihkan perhatiannya menatap Cinta yang sudah masuk dan langsung duduk di sofa di ruangannya, Kean melangkah mendekati Cinta '' kamu kenapa?'' Kean sedikit heran, akhir akhir ini Cinta lebih sering berkunjung ke ruangannya Kean mengerutkan dahinya karena tak kunjung mendapat tanggapan dari pertanyaannya '' ta...'' panggil Kean lembut Cinta menghembuskan napasnya panjang '' Vina punya pacar'' '' terus?'' '' ih, Cinta kan jadi kesel'' '' kesel kenapa?'' Kean semakin bingung dengan tingkah istri kecilnya '' Cinta udah ingetin Vina berkali kali buat menghindari yang namaya pacaran karena itu dosa, malah waktu Vina masih PDKT gitu juga udah sering Cinta ingetin, Cinta tau itu hak vina mau pacaran atau gak, tapi Cinta sebagai sahabatnya gak mau sampe Vina begitu...sekarang vina malah beduaan terus sama Erick... Cinta di cuekin'' tutur Cinta tanpa jeda Kean tersenyum tipis, mengusap kepala Cinta merasa gemas dengan istrinya '' ta, kamu jangan pernah bosan untuk terus mengingatkan Vina, nasehati dia pelan pelan. kamu sahabat yang baik ta, buat Vina. kamu jangan cemburu...kamu juga punya pacar'' '' siapa?'' tanya Cinta bingung '' saya, saya pacar kamu'' '' gombal!'' sahut Cinta mengulum senyum Kean tertawa pelan, lantas melirik jam di pergelangan tangannya '' kamu masih mau di sini atau mau keluar?, karena saya mau ke kantor ada meeting'' '' Cinta masih ada kelas abis ini, nanti setelah meeting selesai kak Kean balik kesini lagi kan?'' '' iya'' Cinta mencium punggung tangan Kean sebelum keluar ruangan '' Cinta duluan ya'' pamit Cinta '' belajar, jangan tidur'' goda Kean sambil menciun dahi sang istri Cinta masih saja terkejut setiap kali Kean mengecup dahinya, padahal ini sudah menjadi kebiasaan rutin '' ish, gak lah... Cinta tidur pas lagi mata kuliah mas, aja...hehehe'' '' astaughfirullah'' '' Cinta keluar ya, assalamualaikum'' '' waalaikumussalam'' *** '' ta, jangan marah dong'' entah sudah berapa kali Vina mengucapkan kalimat yang sama pada Cinta, sungguh Vina tidak bermaksud seperti ini Cinta masih bergeming, ia memfokuskan diri pada penjelasan dosen di depan kelas '' ta, masa gue di diemin sih'' Cinta mendengus pelan, '' diem dulu, perhatiin dosen tu'' Vina menghembuskan napas, sebenarnya ia memaklumi kalau Cinta masih marah sama dia, karena memang ia sudah di nasehati berkali kali sama Cinta tapi tidak di gubris olehnya ia tidak bisa menahan diri ketika Erick menyatakan cintanya '' yasudah, selesai sampai disini dulu pelajaran kita, selamat siang'' '' selamat siang pak'' jawab mereka serentak dengan raut wajah lega Cinta memasukkan buku bukunya ke dalam tas, lalu beranjak mendahului Vina yang masih duduk termangu lantas segera sadar begitu melihat Cinta melewati pintu '' Cintaaa'' Cinta menghentikan langkahnya, berbalik menatap Vina sebenarnya Cinta tidak marah, hanya sedikit kesal saja kepada sahabat satu satunya ini '' apa?!'' sahut Cinta jutek '' maafin ya, jangan marah lagi...'' ucap Vina memohon dengan menampilkan raut wajah imutnya '' kapan aku marah sama kamu? cuma kesel aja'' '' ya sama aja donk'' '' lagian kamu sih, udah dibilangin berapa kali...masih aja...!'' sahut Cinta kesal Vina mengerucutkan bibirnya '' ya mau gimana lagi, ta...gue suka sama Erick'' '' terserah kamu, aku gak berhak maksa kamu buat putus, tapi inget...interaksi dibatasin, pacaran aja udah dosa...apalagi kalo kalian lakuin yang lebih'' Cinta mengingatkan Vina mengangguk mengerti '' iya, insyaallah'' '' aku mau pulang, kamu mau kemana?'' '' mau jalan jalan sama Erick, dadah Cintaaa...'' Vina berlari setelah berkata demikian, Cinta berdecak pelan Cinta melanjutkan langkahnya sambil merogoh ponsel dari dalam tas, kemudian menghubungi seseorang '' assalamualaikum'' sapanya setelah panggilan tersambung '' waalaikumussalam, iya ta?'' '' mas udah di ruangan?'' '' hhmm, kamu udah selesai semua kelas?'' '' udah, Cinta ke sana ya'' Cinta memutuskan sambungan telepon lalu berjalan cepat menuju ruangan Kean belum sempat ia mengetuk pintu namun pintu sudah terbuka dari dalam, seorang mahasiswi keluar lalu tersenyum padanya kemudian melangkah pergi Cinta masuk ke dalam menghampiri Kean yang tengah merapikan tumpukan makalah di mejanya '' mas'' panggil Cinta lembut Kean mendongakkan kepalanya menatap Cinta '' baru datang?'' Cinta mengangguk pelan '' yang tadi siapa?'' '' oh, itu mahasiswi dari jurusan kedokteran, dia cuman ngumpuli makalah'' '' ooh'' '' yaudah, ayo pulang" ajak Kean sambil menenteng tasnya, Kean menggenggam erat jemari Cinta yang hanya diam menatapnya '' kenapa, ta?'' Cinta menggeleng pelan, Kean menaikkan satu alisnya heran lalu menarik pelan tangan Cinta keluar dari ruangan menuju parkiran keayn semakin dibuat bingung karena Cinta tak kunjung membuka suara bahkan setelah berada di dalam mobil '' ta, kamu kenapa sih?'' tanya Kean lagi dengan nada lembut '' gak apa apa mas'' sahut Cinta singkat Kean menggaruk tengkuknya, berpikir apa dirinya berbuat suatu kesalahan ? tidak mau membuang waktu Kean segera melajukan mobilnya keluar dari area kampus, ia berpikir jika sudah di rumah mungkin Cinta akan mengungkapkan apa yang menjadi beban pikirannya beberapa kali Kean melirik Cinta yang sedang memandang ke arah luar jendela, sungguh Kean menjadi bingung sekarang Kean memarkirkan mobilnya di halaman rumah, keluar dari mobil lebih dulu lalu membukakan pintu mobil untuk Cinta '' ta, kamu kenapa?'' untuk yang ke tiga kalinya Kean bertanya '' gak apa apa'' sahut Cinta sambil membuka pintu meninggalkan Kean yang masih terheran Kean mencekal pergelangan tangan Cinta menatap wajah Cinta yang merengut '' Ta, kalau saya ada salah kasih tau saya, jangan diem aja...saya jadi bingung " '' ih, mas tuh gak peka!'' '' gak peka kenapa?'' '' Cinta kesel tau! mas cuma berdua aja di dalem ruangan sama mahasiswi yang tadi'' '' kamu cemburu?'' Kean menghembuskan napas kemudian tersenyum, mencubit pipi Cinta gemas '' dia cuma mengumpulkan makalah ta, sudah" '' tapi kenapa sendirian? ajak temennya kek" '' mana saya tau, yang penting dia mengumpulkan tugasnya. udah ya, jangan cemberut lagi'' keyan berucap lantas mengecup pipi Cinta '' mas, ish!'' *** setelah selesai berberes di ruanh tengah, Cinta masuk ke dalam kamarnya dan Kean Seketika ia merasa kesal, karena banyak baju yang berserakan di kasur dan lantai kamar mereka, belum lagi handuk yang tidak di taro do tempatnya semula Cinta menarik nafas berat, menahan kesalnya sendiri Salah satu kebiasaan Kean yang satu ini harus membuat Cinta jadi lebih bersabar Cinta memungut kemeja, kaos, celana pendek bahkan kaos dalam juga kaos kaki milik Kean dan memasukkannya ke dalam keranjang pakaian kotor, setelah itu membawa handuk bekas Kean untuk di cuci Kean keluar dari kamar mandi dengan wajah datar tengah mengeringkan rambutnya menatap Cinta dengan kedua alis terangkat Cinta berjalan mendekati Kean, menarik lengan Kean lalu menggigitnya '' aw, aw...aduh ta, kenapa kamu gigit saya?" Kean meringis sambil mengusap usap lengannya '' mas gimana sih?! kan Cinta udah bilang kalo baju kotor itu langsung masukin ke keranjang, handuk taro lagi di tempatnya, jangan taro di sembarang tenpat, kebiasaan!'' Cinta mengomel sambil berkacak pinggang bukannya berpikir Kean malah tertawa melihat wajah kesal istri kecilnya Kean meletakkan handuk yang ia pakai untuk mengeringkan rambut di kepala Cinta membuat Cinta semakin geram '' tolong ya! gantung handuknya!'' titah sang istri " mas keaaannn!" Cinta memekik kesal, karena Kean sudah berlari keluar dari kamar demi apapun Cinta benar benar marah saat ini ia menggantung handuk Kean kemudian melangkah keluar dari kamar mencari keberadaan Kean yang entah ada di mana Cinta tersentak kaget ketika sebuah tangan memeluk pinggangnya dari belakang " mas Kean, ihh!!" " hahaha...maaf ta, temani saya mau?" Cinta membalas menatap Kean " kemana?" " temenin saya olahraga di halaman belakang" " gak mau! Cinta masih kesel sama mas!" " eh, gak boleh nolak" Kean menarik tangan Cinta menuntunnya menuju halaman belakang Cinta menghembuskan napas panjang lalu duduk disalah satu kursi Kean melakukan pemanasan terlebih dahulu, lalu melanjutkannya dengan olahraga ringan lainnya semua itu tak luput dari penglihatan Cinta, saat Kean melakukan pull up, Cinta menutup mulutnya, terkagum kagum dengan tubuh sang suaminya itu tubuh atletis Kean tercetak jelas di balik kaos polos tipis berwarna hitam itu " ta" panggil Kean Cinta mengerjap beberapa kali melihat Kean yang berjalan menghampirinya membawa sebuah handuk kecil " i...iya mas?" Kean duduk di samping Cinta lalu menyodorkan handuk kecil tersebut dan Cinta paham apa yang suaminya maksud ia mengusap keringat di wajah Kean dengan perlahan, sementara Kean terpesona menatap lekat wajah sang istri "kamu mau punya anak berapa?" Cinta menghentikan gerakannya sejenak " hah?" " satu, dua atau tiga?" tanya Kean lagi " Cinta belum tau, gak kepikiran mau punya anak berapa" Cinta menyahut ragu " kenapa?" " kan Cinta masih kuliah, mas" " kuliah gak menghambat kita buat punya anak, ta" Cinta menahan napas ketika Kean mendekatkan wajahnya " mas..." " kalau saya minta hak kamu sebagai seorang istri sekarang, boleh?" Kean bertanya tepat di samping telinga Cinta dengan suara beratnya Cinta membeku, matanya terpejam sejenak kemudian mengerjap Cinta memang belum memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri yang satu ini Cinta mengangguk ragu lantas menunduk dalam menahan malu Kean tertawa pelan mengusap lembut pipi Cinta dengan ibu jarinya " yuk, ke kamar" *** malam ini Cinta menyandarkan kepalanya di bahu Kean, menikmati semilir angin di balkon kamar mereka, Kean menoleh pada Cinta yang tampak menguap dan terlihat lelah kalian tau kan penyebabnya apa?? " ngantuk, hm?" tanya Kean " sedikit" " apa mau bikin lagi?" goda Kean Cinta mendongakkan kepalanya ke samping agar bisa menatap langsung manik mata sang suami kemudian memukul lengannya pelan pertanyaan Kean benar benar ambigu " jangan dibahas ah, Cinta malu" " loh, kenapa malu? kita kan tadi udah--" " maaasss," rengek Cinta Kean tertawa, memeluk tubuh mungil Cinta gemas " kamu bikin saya gemas, ta" " emang dari dulu Cinta gemesin" sahut Cinta percaya diri Kean mengurai pelukannya, menangkup kedua pipi Cinta sedikit menekan keduanya hingga bibir Cinta mengerucut " iya, gemesin parah" ucap Kean mengecup bibir Cinta sekilas Cinta membulatkan matanya terkejut, tindakan tiba tiba dari Kean membuat pipinya merona, cinta berusaha menetralisir degup jantungnya " mas, jangan gitu lagi ah...kasian jantung Cinta berdetaknya buru buru banget" pinta Cinta memohon Kean tertawa lagi, ia kembali mengulangi mengecup bibir Cinta sekilas demi apapun, istrinya ini benar benar menggemaskan " oh iya, acara akad nikah ferlan kapan" " Minggu depan" ferlan, kakak laki laki yang paling Cinta sayangi itu, akhirnya akan menikah sebentar lagi sebulan yang lalu, Cinta dan Kean ikut dalam acara lamaran ferlan, ia juga berkenalan dengan calon kakak iparnya yang bernama Vanya, dia sangat cantik dan lembut. Abang nya ini memang terbaik memilih pasangan hidup Kean mengerutkan dahinya melihat Cinta yang raut wajahnya berubah sendu " Abang kamu mau nikah, jangan muram dong..." " nanti kalo abis nikah Abang jadi lupa sama Cinta gimana? Abang kan orangnya pelupa banget, kadang nama Cinta aja dia suka lupa..." Kean di buat tertawa oleh Cinta untuk kesekian kalinya, bagaimana bisa istrinya ini berpikiran seperti itu " ta, kamu itu gak pernah dan gak akan di lupakan sama Abang kamu...kamu masih bisa chat atau telepon " Cinta mengangguk paham " mas, nanti kita pake baju couple ya" " iya" Kean beranjak dari duduknya " yuk masuk, udaranya makin dingin" Kean dan Cinta masuk ke dalam kamar tak lupa mengunci kembali pintu balkon dan menutup gordennya keduanya berbaring di atas ranjang, Kean memiringkan posisinya agar bisa menghadap Cinta " ta, kamu mau punya anak berapa?" Kean mengulang pertanyaannya tadi sore " kenapa mas, tanya itu lagi?" " ya, pengen tau aja" Cinta bergerak mengubah posisi menghadap Kean " berapapun yang dikasih Allah, Cinta bersyukur...rezeki" sahut Cinta mantap " tapi kalau cuma minta gak ada usaha, gak akan berhasil, ta" Cinta mendengus sebal, ia mengerti apa yang dimaksud suaminya " moduz" " becanda, ta...tidur gih" " Cinta tidur ya, selamat malam" " hhhmmm" Kean berdehem menanggapi lalu mengecup dahi dan pipi Cinta sebentar kemudian ikut memejamkan matanya menuju alam mimpi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN