Dua Puluh

1802 Kata

Elvina masih mencoba membuka matanya, ketika merasakan ada sebuah tangan besar menyusup melalui kaosnya dan memeluk perutnya. Dia yang sedang tertidur di kamar, tentu kaget dengan apa yang terjadi padanya. Sukses membulatkan mata dan mulai berpikir bahwa ada orang lain dirumah itu selain dirinya dan Yonna, karena tidak mungkin Yonna bertangan sebesar itu, dan lagi Dimas belum pulang dari Singapura, membuat bulu halus di tengkuk Elvina meremang. “AAAAAkkhhh!!!” jerit Elvina, membuat pemilik tangan itu segera menarik tangannya. Dan Elvina mencoba meronta, beringsut menjauh dari pemilik tangan misterius itu dan mengambil gerakan cepat untuk turun dari ranjang dan berdiri. Dengan sigap tangannya mengambil bantal guling dan berniat memukul orang itu. “Ini aku!” ucapnya, Elvina mengerjapkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN